
MERAUKE-Pengurus Komite Seni dan Budaya Nusantara (KSBN) Kabupaten Merauke periode 2019-2024 dilantik oleh Ketua KSBN Provinsi Papua, Klemen Tinal, SE., MM., di Auditorium Kantor Bupati Merauke, Jumat (10/5).
Pelantikan ini disaksikan langsung Ketua KSBN Pusat Drs. Hendarji Supanji, SH., yang datang ke Papua melantik pengurus KSBN Papua di Jayapura, Bupati Merauke Frederikus Gebze, Forkopimda Kabupaten Merauke dan Ketua PAI Papua Ny. Yolanda Tinal, SE.
Klemen Tinal yang juga Wakil Gubernur Papua menjelaskan bahwa pelantikan ini sangat istimewa karena dihadiri langsung Ketua KSBN Pusat. “Jarang pelantikan di kabupaten seperti ini dihadiri langsung oleh pengurus dari pusat sehingga pelantikan ini sangat istimewa,” katanya.
Klemen Tinal menyampaikan terima kasih karena Merauke mengambil inisiatif yang lebih luar biasa. Sebab setelah dikukuhkan sebagai ketua KSBN Papua, Kamis (9/5) malam, dirinya langsung melantik pengurus KSBN Meraukek. Padahal setelah dilantik, kata Klemen Tinal, pihaknya baru akan melakukan konsolidasi. “Memang Merauke luar biasa,” jelasnya.
Karena itu, semua yang telah dilantik tersebut, Klemen Tinal meminta untuk tidak main-main namun harus bekerja dengan sungguh-sungguh untuk memajukan seni dan budaya di Kabupaten Merauke. “Majukan seni budaya daerah. angkat. Bukan hanya milik Merauke dan Papua, tapi kalau bisa menjadi milik Indonesia bahkan dunia,” pintanya.
Menurutnya, Merauke memiliki hal-hal yang luar biasa menyangkut budaya. Karena itu, harus mulai bangkit. Karena motto dan visi misi secara umum dalam konteks provinsi adalah bangkit, mandiri untuk sejahtera. “Kita harus bangkit dalam segala aspek kehidupan terutama dalam seni budaya,” jelasnya.
Dikatakan, jika ada yang tidak mengerti tentang KSBN ini adalah KONI-nya olahraga. “Kalau ada yang mau menari-nari, pukul tifa, dayung perahu maka rumahnya adalah KSBN. Jadi tidak boleh ada yang liar sekarang tapi harus masuk supaya kita sama-sama bangkit untuk mengangkat seni budaya kita ini,’’ terangnya.
Di Papua, menurut Klemen Tinal, harus bangga. Jika tidak pernah bangga dengan Papua dan bangga menjadi orang Merauke maka semuanya baru bisa maju. ‘’Untuk maju di zaman modern ini tidak perlu sekolah tinggi. Profesor kita bisa bayar. Tapi kapasitas dan pengalaman hidup, waktu melalui susah senang dan badai itu yang bisa menjadi orang yang besar dan luar bisa,” tuturnya.
Klemen Tinal juga meminta agar kebangkitan seni dan budaya harus dimulai dari Merauke. “Ibukota provinsi boleh ada di Jayapura sana dan itu fakta. Tapi seni dan budaya harus tumbuh dan bangkit dari Selatan, Merauke. Jadi saya bangga dan yakin kebangkitan seni dan budaya harus dimulai dari Selatan Papua, Merauke,” tandasnya.
Ditambahkan, Merauke merupakan salah satu tuan rumah dari pelaksanaan PON XX tahun 2020. “Sekarang tugas pertama KSBN setelah dilantik hari ini adalah mendukung dan mempromosikan PON dengan mengangkat seni budaya yang ada di tanah ini ,” ujarnya.
Iapun meminta untuk mengangkat dan mempromosikan seni dan budaya di Merauke dimulai dari pembuatan tifa dulu. Bahkan Klemen Tinal berjanji akan membeli seluruh tifa yang dibuat di Meruake. Karena menurutnya, tifa Merauke berbeda dengan tifa di bagian Utara Papua. Kalau di Merauke dan Selatan Papua umumnya tifanya lebih panjang dan besar. ‘’Semua tifa yang jadi akan kita beli,’’ pungkasnya.
Di tempat yang sama Ketua KSBN Pusat Drs. Hendarji Supanji, SH., menjelaskan bahwa dengan UU Nomor 5 tahun 2017 tentang pembangunan kebudayaan, dimana UU dimaksudkan untuk mengangkat kearifan lokal. Di era moderisasi, kata dia, semua boleh berubah. Namun satu yang tidak boleh berubah yaitu jati diri bangsa.
“Kalau kita bicara tentang kebudayaan maka itulah jati diri bangsa dan identitas kita. Identitas kita Pancasila yang berangkat dari nilai-nilai lokal termasuk nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang di Papua. Sehingga Pancasila berasal dari seluruh kearifan lokal yang ada di negeri ini,” ungkapnya.
Bung Karno, penggali Pancasilan, menurutnya dari Sabang sampai Merauke yang digali 3000 tahun sebelum masehi dan lahirlah Pancasila.
“Tahun depan, Papua menjadi tuan rumah PON. Kami berharap agar selama PON berlangsung 2 minggu sejak pembukaan dan penutupan diwarnai dengan kearifan lokal. Sehingga kearifan lokal itu menjadi tontotan dan tuntunan,” jelasnya.
Dikatakan, tontonan merupakan sesuatu yang menarik untuk dilihat. Karena memiliki nilai-nilai emstrik diangkat. Karena banyak orang bisa membuat tontotan. Namun tontotan tersebut belum tentu dapat menjadi tuntunan.
Di Merauke, menurutnya bagaimana membuat tuntunan menjadi tontotan. Tuntunan di Merauke adalah rumah semut yang dalam Bahasa lokal setempat dinamai Musamus. “Filosofinya dari rumah semut ini, jangan lihat kerjaku tapi lihatlah hasil kerjanya, menjulang tinggi tanpa merusak. Karena dalam satu malam, orang tidak lihat bekerja dan dalam bekerja tidak sendiri. Tapi dalam satu malam rumah semut itu berdiri tegak .Lalu ketika hutan itu terbakar, rumah semut tidak ikut terbakar. Artinya jati diri Musamus itu sangat kuat.Meski moderisasi dilakukan, tapi karena kita punya jati diri kuat yaitu Pancasila dan nilai -nilai luhur yang ada di Papua ini maka kita tidak bergeser dari nilai-nilai tersebut,’’ pungkasnya.
Sementara itu, Bupati Merauke Frederikus Gebze, SE., M.Si., memberikan apresiasi dan terima kasih dengan pelantikan ini. Menurutnya dengan adanya UU NOPmor 5 tahun 2017, maka penggiat dan pemerhati seni, pendalaman seni sudah ada roh dan jati dirinya melalui UU tersebut. (ulo/nat)