JAYAPURA-Sebanyak 21 orang warga Kabupaten Kepulauan Yapen yang sebelumnya bergabung dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Kampung Ambaidiru, Distrik Kosiwo menyerahkan diri atau kembali ke kampung mereka masing-masing.
Penyerahan diri KKB Kampung Ambaidiru, Distrik Kosiwo kepada Polres Yapen dilakukan di Lapangan apel Mapolres Kepulauan Yapen, Sabtu (18/12).
Kapolres Kepulauan Yapen, AKBP. Ferdian Indra Fahmi mengatakan, Polres Kepulauan Yapen dan Kodim 1709/Yawa mempunyai komitmen yang tinggi untuk menjaga wilayah Yapen. Sebagaimana masyarakat Yapen telah dianggap sebagai bagian dari keluarga TNI-Polri termasuk juga pemerintah daerah tidak tinggal diam.
Dijelaskan Kapolres, pasca pihaknya melaksanakan kegiatan penegakan hukum beberapa waktu lalu. Anggotanya terus melakukan upaya penegakan secara persuasif dan humanis untuk memberikan pemahaman serta meyakinkan masyarakat semuanya bahwa aparat TNI-Polri yang ada di Kepulauan Yapen bukan sebagai musuh tapi sebagai keluarga.
“Kami hadir di sini (Yapen-red) membantu pemerintah daerah untuk membangun Kepulauan Yapen dan membantu percepatan kesejahteraan untuk bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat, dari sisi pendidikan dan dari sisi kesehatan,” terang Kapolres, Sabtu (18/12).
Lanjut Kapolres, saat ini pihaknya fokus melindungi masyarakat serta menjaga masyarakat dalam menyongsong perayaan Natal di tanggal 25 Desember di tahun 2021.
“Kita harus pastikan bahwa perayaan Natal berjalan dengan damai, aman, sukacita dan penuh hikmat. Sehingga, warga yang merayakan Natal dapat melaksanakan ibadah dengan tenang,” ucapnya.
Kapolres mengaku menyambut baik upaya nyata dari puluhan orang ini untuk menyerahkan diri dan menyatakan bahwa mereka adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Papua dari dulu adalah Indonesia, Indonesia adalah Papua. Jadi sudah tidak ada lagi perjuangan – perjuangan yang di luar, tidak ada lagi yang namanya perjuangan mengatasnamakan Papua Merdeka atau West Papua, Papua Barat,” tegas Kapolres.
Lanjutnya, sebagai calon generasi penerus bangsa, saatnya berjuang untuk mensejahterakan masyarakat dengan menambah kualitas sumber daya manusia khususnya di Kabupaten Kepulauan Yapen. Kemudian dari sisi pendidikan, sisi Kesehatan dan menjaga satu dan lainnya.
Sementara itu, Dandim 1709/Yawa, Letkol Inf Catur Presetyo mengatakan, keberadaan TNI-Polri bukan untuk menakut-nakuti warga. Melainkan bersama-sama ingin memajukan pembangunan yang ada di wilayah Kepulauan Yapen.
“Petunjuk Panglima TNI, kita ini menyadarkan teman-teman yang berseberangan bahwa kita adalah NKRI. Tidak ada lagi yang berpikir bahwa Papua itu akan merdeka, kami sangat bangga dan senang kerjasama antara TNI-Polri yang ada di wilayah. Sehingga rekan-rekan kita ini dengan kesadaran yang cukup tinggi mau kembali ke pangkuan ibu pertiwi,” ucap Dandim.
Sementara itu, salah satu KKB yang menyerahkan diri mengaku telah mengikuti jalan yang salah. Sehingga itu, atas inisiatif sendiri mereka mau kembali untuk menjadi warga sebagaimana mestinya.
“Kami semua sudah sepakat untuk mengantarkan diri dan mengaku kesalahan-kesalahan kami, oleh karena itu sekarang kami mau kembali dan bersatu bersama-sama dalam memajukan NKRI,” pungkasnya. (fia/na)
21 Mantan Anggota KKB Kembali ke NKRI
JAYAPURA-Sebanyak 21 orang warga Kabupaten Kepulauan Yapen yang sebelumnya bergabung dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Kampung Ambaidiru, Distrik Kosiwo menyerahkan diri atau kembali ke kampung mereka masing-masing.
Penyerahan diri KKB Kampung Ambaidiru, Distrik Kosiwo kepada Polres Yapen dilakukan di Lapangan apel Mapolres Kepulauan Yapen, Sabtu (18/12).
Kapolres Kepulauan Yapen, AKBP. Ferdian Indra Fahmi mengatakan, Polres Kepulauan Yapen dan Kodim 1709/Yawa mempunyai komitmen yang tinggi untuk menjaga wilayah Yapen. Sebagaimana masyarakat Yapen telah dianggap sebagai bagian dari keluarga TNI-Polri termasuk juga pemerintah daerah tidak tinggal diam.
Dijelaskan Kapolres, pasca pihaknya melaksanakan kegiatan penegakan hukum beberapa waktu lalu. Anggotanya terus melakukan upaya penegakan secara persuasif dan humanis untuk memberikan pemahaman serta meyakinkan masyarakat semuanya bahwa aparat TNI-Polri yang ada di Kepulauan Yapen bukan sebagai musuh tapi sebagai keluarga.
“Kami hadir di sini (Yapen-red) membantu pemerintah daerah untuk membangun Kepulauan Yapen dan membantu percepatan kesejahteraan untuk bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat, dari sisi pendidikan dan dari sisi kesehatan,” terang Kapolres, Sabtu (18/12).
Lanjut Kapolres, saat ini pihaknya fokus melindungi masyarakat serta menjaga masyarakat dalam menyongsong perayaan Natal di tanggal 25 Desember di tahun 2021.
“Kita harus pastikan bahwa perayaan Natal berjalan dengan damai, aman, sukacita dan penuh hikmat. Sehingga, warga yang merayakan Natal dapat melaksanakan ibadah dengan tenang,” ucapnya.
Kapolres mengaku menyambut baik upaya nyata dari puluhan orang ini untuk menyerahkan diri dan menyatakan bahwa mereka adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Papua dari dulu adalah Indonesia, Indonesia adalah Papua. Jadi sudah tidak ada lagi perjuangan – perjuangan yang di luar, tidak ada lagi yang namanya perjuangan mengatasnamakan Papua Merdeka atau West Papua, Papua Barat,” tegas Kapolres.
Lanjutnya, sebagai calon generasi penerus bangsa, saatnya berjuang untuk mensejahterakan masyarakat dengan menambah kualitas sumber daya manusia khususnya di Kabupaten Kepulauan Yapen. Kemudian dari sisi pendidikan, sisi Kesehatan dan menjaga satu dan lainnya.
Sementara itu, Dandim 1709/Yawa, Letkol Inf Catur Presetyo mengatakan, keberadaan TNI-Polri bukan untuk menakut-nakuti warga. Melainkan bersama-sama ingin memajukan pembangunan yang ada di wilayah Kepulauan Yapen.
“Petunjuk Panglima TNI, kita ini menyadarkan teman-teman yang berseberangan bahwa kita adalah NKRI. Tidak ada lagi yang berpikir bahwa Papua itu akan merdeka, kami sangat bangga dan senang kerjasama antara TNI-Polri yang ada di wilayah. Sehingga rekan-rekan kita ini dengan kesadaran yang cukup tinggi mau kembali ke pangkuan ibu pertiwi,” ucap Dandim.
Sementara itu, salah satu KKB yang menyerahkan diri mengaku telah mengikuti jalan yang salah. Sehingga itu, atas inisiatif sendiri mereka mau kembali untuk menjadi warga sebagaimana mestinya.
“Kami semua sudah sepakat untuk mengantarkan diri dan mengaku kesalahan-kesalahan kami, oleh karena itu sekarang kami mau kembali dan bersatu bersama-sama dalam memajukan NKRI,” pungkasnya. (fia/na)