Friday, November 22, 2024
31.7 C
Jayapura

Sudahi Konflik, Waktunya Bangkitkan Ekonomi Papua

JAYAPURA-Anggota DPR RI asal Papua Yan P. Mandenas meminta kepada pihak-pihak yang berkonflik di Papua agar segera mengakhiri konflik dan lebih baik fokus terhadap bagaimana membangkitkan perekonomian masyarakat Papua.

Hal ini ditegaskan Mandenas ketika menjadi bintang tamu pada program Ngopi Bareng Redaksi Cenderawasih Pos di gedung Graha Pena, Rabu (15/12).

“Pada kunjungan saya kali ini, saya untuk memantau langsung penanganan konflik di Pegunungan Bintang dan juga Intan Jaya. Pertama memang tugas kami di Komisi I bermitra dengan Kementerian Pertahanan, TNI, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Informasi dan Informatika dan BIN. Tugas utama fokus kami adalah bagaimana mendorong peran intelijen secara maksimal untuk mendetiksi bagaimana ancaman dari luar dan dalam negeri dan meminimalisir dinamika konflik internasional dan nasional,” ucapnya mengawali perbincangan.

Politisi Partai Gerindra ini mengharapkan implementasi pertahanan dapat mendukung untuk pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Panglima TNI yang baru terpilih dinilai sudah benar mendorong kebijakan khusus untuk Papua yang menekankan pendekatan teritorial, sehingga pasukan non organik yang ada di Papua di satuan batalyon sudah dijadikan organik.

“Batalyon yang sudah tidak berfungsi lagi sudah ditarik, dan sedang kita jajaki batalyon dijadikan koramil dan kodim berdasarkan intruksi Panglima TNI,”sambungnya.

Pendekatan teritorial di Papua juga sudah pernah dibahas Yan Mandenas bersama Menteri Pertahanan dan juga Panglima TNI yang baru secara konsisten ingin melakukan pendekatan teritorial tersebut. Hal ini juga didukung semua fraksi di Komisi I DPR RI.

“Untuk penanganan di Papua, penanganan teritorial harus dikedepankan dengan pendekatan humanis dan kominikasi. Tentu semua ini akan dilakukan TNI bila sumberdayanya tersedia baik SDM, Materil dan moril harus benar-benar menunjang mereka,”tambahnya.

Penanganan Papua menurutnya harus dilakukan secara terpadu dan tidak bisa dilakukan secara individual yang tidak akan berdampak pada penyelesaian. Ia meyakini konflik di Papua jika dilakukan secara terpadu maka akan selesai dengan baik.

Baca Juga :  Sepakat, Mahasiwa Papua yang kuliah di UGM, Akan Dibimbing dari Dosen Uncen

Penanganan terpadu harus membagi mana yang menjadi tugas dan kewenangan pemerintah pusat, Pemerintah Provinsi Papua dan juga mana tugas pemerintah kabupaten/kota. Sehingga setiap intansi tidak terkesan berjalan sendiri-sendiri dan saling melempar tanggung jawab.

“Lintas kementerian, pemerintah daerah harus mendukung TNI untuk menggalang masyarakat. Misalnya TNI melihat masyarakat potensinya pertanian sehingga Kementerian Pertanian harus mendukung tanaman, bibit, pupuk, kemudian TNI mengajak masyarakat bertani. Ini yang selama ini belum ada dan ini kita dorong bagaimana sinergi dan keterpaduan dalam menangani Papua,”bebernya.

“Ekonomi dari saudara-saudara kita yang memberontak di pedalaman saya kira tidak adalagi alasan karena dana Otsus sudah turun di kabupaten dan kota, sehingga bagaimana penyesuaian regulasi sehingga uang itu bisa dipakai untuk kepentingan saudara kita yang sampai saat ini masih berontak,” tambahnya.

Selain itu saat ini Yan Mandenas juga fokus untuk mengembangkan telekomunikasi dan kelistrikan di Papua. Karena menurutnya, dalam era digitalisasi saat ini, dua infrastruktur ini yaitu listrik dan telekomunikasi harus dibangun. Telekomunikasi menurutnya harus terhubung agar masyarakat dapat mendapatkan informasi yang positif sehingga dapat mengimbangi isu-isu negatif yang berkembang di tengah-tengah masyarakat.

“Dengan telekominikasi, masyarakat Papua melihat lebih terbuka terhadap konflektifitas persoalan yang ada di Papua, Indonesia dan dunia. Saya juga fokus perkembangan listrik karena dengan listrik ini, ketika bisa menerangi Papua maka di situlah masyarakat Papua merasakan adanya perubahan,” tuturnya.

Menurutnya jalan dan jembatan tidak menjamin masyarakat menyatakan ada perubahan. Tetapi listrik dan telekomunikasi ini sudah pasti dapat dirasakan masyarakat secara langsung. Karena listrik dan telekomunikasi adalah hal yang melekat dan kebutuhan sehari-hari masayrakat secara personal dan keluarga yang juga bisa berdampak pada perekonomian.

Baca Juga :  Kelembagaan Adat Perlu Lebih Diperkuat

“Saat yang lain euforia bangun jalan dan jembatan, saya coba mendorong listrik agar seluruh Papua ini terkoneksi  dengan jaringan listrik dan telekomunikasi,”katanya.

Untuk mendukung itu Yan Mandenas coba bekerja sama dan menggandeng berbagai mitra seperti TNI, BIN, Kementerian Kominfo, BUMN, PLN, Telkom dan berbagai mitra lain. Menurutnya saat ini setelah 29 tahun, Paniai telah berhasil menghadirkan listrik 24 jam dan telekomunikasi 4G.

Setelah Paniai dirinya fokus di Pegunungan Bintang dan tahun depan di Kabupaten Nduga dan Intan Jaya. Dirinya memastikan daerah sulit tersebut bisa terang dan dapat terhubung jaringan 4G.

“Puncak Jaya dan Puncak sudah ada kemajuan. Sekarang Paniai, keempat di Pegunungan Bintang dan berikutnya Nduga dan Intan Jaya dan saya pastikan daerah sulit ini akan terhubung telekomunikasi,”bebernya.

Dirinya berharap pemerintah daeah harus memahami tugas dan fungsi mereka. “Terutama kepala daerah, mereka harus melakukan fungsi politik berarti menangani seluruh konfleksitas di Papua termasuk masalah keamanan,” harapnya.

“Harus mendukung tugas TNI dan Polri agar dapat menyelesaikan konflik yang terjadi didaerah, baik yang terjadi atas sita kondisi paska pilkada,” lanjutnya.

Ia mengajak seluruh masyarakat Papua untuk bagaimana berpikir membangun kekuatan ekonomi. Karena menurutnya di belahan dunia manapun, masyarakat tidak lagi berbicara politik yang tidak akan dapat memajukan suatu daerah dan bahkan tertindas, termajilinasi dan bahkan bisa musnah diatas tanah sendiri.

“Kita harus membangun kekuatan ekonomi, karena itu yang bisa menjamin keberlangsungan hidup generasi Papua ke depan. Bahkan sampai beberapa puluh tahun kedepan akan bertahan karena ekonomi kita kuat. Oleh sebab itu generasi muda saya mengajak untuk hentikan perpecahan politik dan kita masuk fokus menatap ekenomi kita kedepan,” pungkasnya.(gin/nat)

JAYAPURA-Anggota DPR RI asal Papua Yan P. Mandenas meminta kepada pihak-pihak yang berkonflik di Papua agar segera mengakhiri konflik dan lebih baik fokus terhadap bagaimana membangkitkan perekonomian masyarakat Papua.

Hal ini ditegaskan Mandenas ketika menjadi bintang tamu pada program Ngopi Bareng Redaksi Cenderawasih Pos di gedung Graha Pena, Rabu (15/12).

“Pada kunjungan saya kali ini, saya untuk memantau langsung penanganan konflik di Pegunungan Bintang dan juga Intan Jaya. Pertama memang tugas kami di Komisi I bermitra dengan Kementerian Pertahanan, TNI, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Informasi dan Informatika dan BIN. Tugas utama fokus kami adalah bagaimana mendorong peran intelijen secara maksimal untuk mendetiksi bagaimana ancaman dari luar dan dalam negeri dan meminimalisir dinamika konflik internasional dan nasional,” ucapnya mengawali perbincangan.

Politisi Partai Gerindra ini mengharapkan implementasi pertahanan dapat mendukung untuk pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Panglima TNI yang baru terpilih dinilai sudah benar mendorong kebijakan khusus untuk Papua yang menekankan pendekatan teritorial, sehingga pasukan non organik yang ada di Papua di satuan batalyon sudah dijadikan organik.

“Batalyon yang sudah tidak berfungsi lagi sudah ditarik, dan sedang kita jajaki batalyon dijadikan koramil dan kodim berdasarkan intruksi Panglima TNI,”sambungnya.

Pendekatan teritorial di Papua juga sudah pernah dibahas Yan Mandenas bersama Menteri Pertahanan dan juga Panglima TNI yang baru secara konsisten ingin melakukan pendekatan teritorial tersebut. Hal ini juga didukung semua fraksi di Komisi I DPR RI.

“Untuk penanganan di Papua, penanganan teritorial harus dikedepankan dengan pendekatan humanis dan kominikasi. Tentu semua ini akan dilakukan TNI bila sumberdayanya tersedia baik SDM, Materil dan moril harus benar-benar menunjang mereka,”tambahnya.

Penanganan Papua menurutnya harus dilakukan secara terpadu dan tidak bisa dilakukan secara individual yang tidak akan berdampak pada penyelesaian. Ia meyakini konflik di Papua jika dilakukan secara terpadu maka akan selesai dengan baik.

Baca Juga :  Asosiasi Bupati Pegunungan Tengah Nyatakan Sikap Dukung DOB

Penanganan terpadu harus membagi mana yang menjadi tugas dan kewenangan pemerintah pusat, Pemerintah Provinsi Papua dan juga mana tugas pemerintah kabupaten/kota. Sehingga setiap intansi tidak terkesan berjalan sendiri-sendiri dan saling melempar tanggung jawab.

“Lintas kementerian, pemerintah daerah harus mendukung TNI untuk menggalang masyarakat. Misalnya TNI melihat masyarakat potensinya pertanian sehingga Kementerian Pertanian harus mendukung tanaman, bibit, pupuk, kemudian TNI mengajak masyarakat bertani. Ini yang selama ini belum ada dan ini kita dorong bagaimana sinergi dan keterpaduan dalam menangani Papua,”bebernya.

“Ekonomi dari saudara-saudara kita yang memberontak di pedalaman saya kira tidak adalagi alasan karena dana Otsus sudah turun di kabupaten dan kota, sehingga bagaimana penyesuaian regulasi sehingga uang itu bisa dipakai untuk kepentingan saudara kita yang sampai saat ini masih berontak,” tambahnya.

Selain itu saat ini Yan Mandenas juga fokus untuk mengembangkan telekomunikasi dan kelistrikan di Papua. Karena menurutnya, dalam era digitalisasi saat ini, dua infrastruktur ini yaitu listrik dan telekomunikasi harus dibangun. Telekomunikasi menurutnya harus terhubung agar masyarakat dapat mendapatkan informasi yang positif sehingga dapat mengimbangi isu-isu negatif yang berkembang di tengah-tengah masyarakat.

“Dengan telekominikasi, masyarakat Papua melihat lebih terbuka terhadap konflektifitas persoalan yang ada di Papua, Indonesia dan dunia. Saya juga fokus perkembangan listrik karena dengan listrik ini, ketika bisa menerangi Papua maka di situlah masyarakat Papua merasakan adanya perubahan,” tuturnya.

Menurutnya jalan dan jembatan tidak menjamin masyarakat menyatakan ada perubahan. Tetapi listrik dan telekomunikasi ini sudah pasti dapat dirasakan masyarakat secara langsung. Karena listrik dan telekomunikasi adalah hal yang melekat dan kebutuhan sehari-hari masayrakat secara personal dan keluarga yang juga bisa berdampak pada perekonomian.

Baca Juga :  Gempa Bumi di Mamberamo Raya Golongan Gempa Bumi Dangkal 

“Saat yang lain euforia bangun jalan dan jembatan, saya coba mendorong listrik agar seluruh Papua ini terkoneksi  dengan jaringan listrik dan telekomunikasi,”katanya.

Untuk mendukung itu Yan Mandenas coba bekerja sama dan menggandeng berbagai mitra seperti TNI, BIN, Kementerian Kominfo, BUMN, PLN, Telkom dan berbagai mitra lain. Menurutnya saat ini setelah 29 tahun, Paniai telah berhasil menghadirkan listrik 24 jam dan telekomunikasi 4G.

Setelah Paniai dirinya fokus di Pegunungan Bintang dan tahun depan di Kabupaten Nduga dan Intan Jaya. Dirinya memastikan daerah sulit tersebut bisa terang dan dapat terhubung jaringan 4G.

“Puncak Jaya dan Puncak sudah ada kemajuan. Sekarang Paniai, keempat di Pegunungan Bintang dan berikutnya Nduga dan Intan Jaya dan saya pastikan daerah sulit ini akan terhubung telekomunikasi,”bebernya.

Dirinya berharap pemerintah daeah harus memahami tugas dan fungsi mereka. “Terutama kepala daerah, mereka harus melakukan fungsi politik berarti menangani seluruh konfleksitas di Papua termasuk masalah keamanan,” harapnya.

“Harus mendukung tugas TNI dan Polri agar dapat menyelesaikan konflik yang terjadi didaerah, baik yang terjadi atas sita kondisi paska pilkada,” lanjutnya.

Ia mengajak seluruh masyarakat Papua untuk bagaimana berpikir membangun kekuatan ekonomi. Karena menurutnya di belahan dunia manapun, masyarakat tidak lagi berbicara politik yang tidak akan dapat memajukan suatu daerah dan bahkan tertindas, termajilinasi dan bahkan bisa musnah diatas tanah sendiri.

“Kita harus membangun kekuatan ekonomi, karena itu yang bisa menjamin keberlangsungan hidup generasi Papua ke depan. Bahkan sampai beberapa puluh tahun kedepan akan bertahan karena ekonomi kita kuat. Oleh sebab itu generasi muda saya mengajak untuk hentikan perpecahan politik dan kita masuk fokus menatap ekenomi kita kedepan,” pungkasnya.(gin/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya