Thursday, May 9, 2024
25.7 C
Jayapura

Oktober Pendidikan Tatap Muka Dilakukan

JAYAPURA-Pemerintah Kota Jayapura akhirnya mengevaluasi kondisi pandemi dalam waktu beberapa minggu terakhir. 

Angka warga yang terpapar mulai melandai dan jumlah warga yang divaksin juga telah mendekati 70 persen termasuk status PPKM yang kini turun menjadi level II. Catatan-catatan ini membuat pemerintah mengagendakan untuk membuka kelas. Maksudnya adalah proses belajar mengajar yang dulu dilakukan secara online atau virtual, kini boleh dilakukan dengan tatap muka.  

Namun Wakil Wali Kota Jayapura, Ir. H. Rustan Saru, MM., menegaskan bahwa proses belajar tatap muka ini bisa dilakukan asal dengan syarat penerapan protokol kesehatan yang ketat. 

Ini dimulai dengan isi ruangan yang diberi batas maksimal peserta belajar,  para guru yang wajib sudah  divaksin, tak ada salam – salaman dan tak boleh ada jajan atau jualan. 

Baca Juga :  Kapolda Papua: Mereka Percaya Indonesia Bekerja

“Hasil rapat tadi (kemarin), bulan Oktober ini kami akan membuka proses belajar mengajar dengan tatap muka. Nanti kami atur regulasinya, berapa jam belajar, berapa jumlah yang hadir dan bagaimana protokol kesehatannya. Kemudian di lokasi  sekolah tak boleh ada jualan jajan dan kantin untuk sementara ditutup,” tegas Rustan di sela-sela penutupan Festival Port Numbay, di Holtekamp,  Kamis (30/9).

 Ia juga menyebut bahwa lokasi sekolah juga akan rutin dilakukan penyemprotan usai belajar  agar memastikan lokasi sekolah menjadi satu titik yang aman untuk dilakukannya belajar mengajar. 

Di sini Rustan juga meminta dukungan dari orang tua dan  para guru untuk bisa menjalankan semua aturan main. “Guru serta Dinas P dan K bisa ikut mengawasi. Sebab kami juga tak mau sekolah justru menjadi klaster baru bagi anak  didik. Ini harus dikawal,” jelasnya. 

Baca Juga :  Laka Laut, Dua Penumpang Hilang

Untuk kapan waktu akan dibuka belajar tatap muka, pihaknya akan melihat apakah sekolah dibuka setelah PON atau jelang PON. Sebab dipastikan jika sekolah dibuka dan PON berjalan maka peluang kemacetan akan lebih besar. 

 “Tapi lokasi seperti di Muara Tami dan sekitarnya kami pikir ini bisa dibuka. Sebab tak ada arus kendaraan PON yang menuju lokasi tersebut,” pungkasnya.(ade/gr/nat)

JAYAPURA-Pemerintah Kota Jayapura akhirnya mengevaluasi kondisi pandemi dalam waktu beberapa minggu terakhir. 

Angka warga yang terpapar mulai melandai dan jumlah warga yang divaksin juga telah mendekati 70 persen termasuk status PPKM yang kini turun menjadi level II. Catatan-catatan ini membuat pemerintah mengagendakan untuk membuka kelas. Maksudnya adalah proses belajar mengajar yang dulu dilakukan secara online atau virtual, kini boleh dilakukan dengan tatap muka.  

Namun Wakil Wali Kota Jayapura, Ir. H. Rustan Saru, MM., menegaskan bahwa proses belajar tatap muka ini bisa dilakukan asal dengan syarat penerapan protokol kesehatan yang ketat. 

Ini dimulai dengan isi ruangan yang diberi batas maksimal peserta belajar,  para guru yang wajib sudah  divaksin, tak ada salam – salaman dan tak boleh ada jajan atau jualan. 

Baca Juga :  Jelang Kick Off, Persipura Minus 5 Pemain

“Hasil rapat tadi (kemarin), bulan Oktober ini kami akan membuka proses belajar mengajar dengan tatap muka. Nanti kami atur regulasinya, berapa jam belajar, berapa jumlah yang hadir dan bagaimana protokol kesehatannya. Kemudian di lokasi  sekolah tak boleh ada jualan jajan dan kantin untuk sementara ditutup,” tegas Rustan di sela-sela penutupan Festival Port Numbay, di Holtekamp,  Kamis (30/9).

 Ia juga menyebut bahwa lokasi sekolah juga akan rutin dilakukan penyemprotan usai belajar  agar memastikan lokasi sekolah menjadi satu titik yang aman untuk dilakukannya belajar mengajar. 

Di sini Rustan juga meminta dukungan dari orang tua dan  para guru untuk bisa menjalankan semua aturan main. “Guru serta Dinas P dan K bisa ikut mengawasi. Sebab kami juga tak mau sekolah justru menjadi klaster baru bagi anak  didik. Ini harus dikawal,” jelasnya. 

Baca Juga :  Kapolda: Tidak Ada Pilihan Kecuali Menembak

Untuk kapan waktu akan dibuka belajar tatap muka, pihaknya akan melihat apakah sekolah dibuka setelah PON atau jelang PON. Sebab dipastikan jika sekolah dibuka dan PON berjalan maka peluang kemacetan akan lebih besar. 

 “Tapi lokasi seperti di Muara Tami dan sekitarnya kami pikir ini bisa dibuka. Sebab tak ada arus kendaraan PON yang menuju lokasi tersebut,” pungkasnya.(ade/gr/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya