Uskup Mandagi: Mungkin Teroris Melihat Saya Termasuk Orang Penting

MERAUKE- Uskup Agung Merauke Mgr Petrus Canisius Mandagi, MSC membenarkan jika dirinya menjadi sasaran terduga teroris yang telah berhasil ditangkap oleh Tim Detasemen Khusus 88 yang diback up oleh Brimob Polda Papua di Merauke.
Ditemui di Keuskupan, Uskup Mandagi menjelaskan bahwa terkait dirinya jadi sasaran teroris tersebut, ia sudah sampaikan ke Kardinal di Jakarta dan sejumlah pihak. Dikatakan, dirinya dua kali dalam percobaan pembunuhan tersebut.
Pertama pada tanggal 1 Januari 2021 ketika dirinya datang ke Merauke sebagai Uskup Agung Merauke. “Rupanya mereka (teroris,red) sudah tahu saya akan datang. Sebelum saya tiba di rumah keuskupan, ada seorang terduga teroris datang membawa ransel dan bertemu dengan Pastor John Kandam pura-pura mencari rumah kost. Tapi, seperti yang dikatakan pak Kapolres sebenarnya dia mau meledakan bom di sini. Tapi karena saya tidak ada di Keuskupan. Syukurlah pada hari itu saya tidak langsung ke keuskupan. kalau saya langsung ke keuskupan pasti terjadi bom,’’kata Uskup Mandagi.
Namun saat itu, lanjut Uskup Mandagi, dirinya langsung ke kuburan Misionaris di Buti. “Dan pada saat dia (pelaku teroris) datang, dia bertemu dengan pastor John Kandam kemudian dia pergi,’’katanya lagi.
Percobaan pembunuhan kedua, ungkap Uskup yakni pada 31 Mei 2021 di Katedral. “Tapi syukur juga saya tidak ada. Saya ada di Kepi, Kabupaten Mappi. Dan akhirnya mereka tangkap pada Jumat sore. Jadi itu semua penyelenggaraan Tuhan,’’ terang Uskup.
Terkait dengan percobaan pembunuhan oleh terduga teroris tersebut, Uskup Agung Mandagi mengungkapkan bahwa sebagai orang beriman percaya perlindungan Tuhan. “Saya orang beriman, bukan orang kafir. Saya percaya lindungan Tuhan. Siapa lebih kuat. Setan atau Tuhan. Setan yang mempengaruhi teroris atau Tuhan. Saya percaya kepada Tuhan. Tetapi bukan berarti saya tidak hati-hati atau waspada. Harus tetap hati-hati dan waspada. Jadi dengan peristiwa ini, kita harus hati-hari,” jelasnya.
Dikatakan, di rumah keuskupan tersebut juga harus ada penjagaan dan selektif terhadap orang yang datang. Jika ada orang yang mencurigakan harus segera dilaporkan ke Polisi. “Bahkan sekarang di Ambon sudah ada penjagaan. Karena ya harus dikatakan. Mungkin dia (terduga teroris) melihat saya ini orang penting di republik ini. Karena saya di Maluku kemudian pindah ke sini sehingga mungkin mereka sudah ikuti. Tapi syukur bahwa tidak terjadi apa-apa.kalau di tempat lain terjadi apa-apa baru siaga. Disini tidak terjadi apa-apa karena Tuhan mencintai Merauke, mencintai Papua,’’ terangnya.
Ini karena menurut Uskup, jika terjadi ledakan maka sudah pasti terjadi kerusuhan di Merauke. Sebab, yang akan terjadi balas membalas. “Dengan kejadian ini, kasihan kepada umat Muslim pasti terpengaruh. Mereka pasti terganggu. Saya sudah sampaikan lewat salah satu media kemarin bahwa umat Muslim jangan takut. Jangan takut. Kita akan saling melindungi. Tapi, kalau ada orang jahat yang mengatasnamakan muslim, maka usirlah dari Papua. Karena bagi saya, Islam tidak mengajarkan kekerasan tapi kebaikan. Sekalin lagi saya sampaikan kepada umat Muslim yang ada di Merauke, tenang saja. Karena yang mau berbuat itu hanya menamakan diri Muslim tapi sebenarnya bukan orang Muslim. Karena Islam mengajarkan kebaikan,’’ terangnya.
Ditambahkan, dengan adanya peristiwa ini iman kepada Yesus Kristus semakin dikuatkan. “Karena kekuatan apapun tidak mengalahkan kekuatan Roh Kudus. Tetapi, seperti saya katakana, kita harus tetap waspada dan menjaga dan tetap mendukung polisi dalam menangkap para terduga teroris tersebut. Seluruh masyarakat juga harus waspada terhadap orang-orang di sekitar kita. Orang baru yang kost, orang yang datang dari luar dengan tujuan melakukan kejahatan di Merauke. Merusak hubungan antar umat beragama di Merauke,” tandasnya. (ulo/tri)