MERAUKE-Senin (23/11) kemarin, dua orang awak kapal di Kabupaten Merauke dilaporkan meninggal dunia. Dari data yang diperoleh Cenderawasih Pos, dua ABK yang meninggal dunia yaitu Matheus Jabar yang merupakan KKM (Kepala Kamar Mesin) LCT Nurul Ikhsan 05 dan Lorendo Hendra Mbembok (21) yang merupakan ABK (anak buah kapal) KM Sanjaya V.

Kapolres Merauke, AKBP. Ir. Untung Sangaji, M.Hum, melalui Kasubag Humas, AKP. Ariffin, S.Sos., mengatakan, Matius Jabar dilaporkan mengalami kecelakaan di atas kapal saat berusaha memperbaiki kerusakan pada masin lambung kapal, sekira pukul 07.45 WIT.
LCT Nurul Ikhsan 05 menurut Ariffin saat itu dalam pelayaran dari Merauke tujuan bade, Kabupaten Mappi membawa BBM (bahan bakar minyak). Saat berada di Muara Sapan, Selat Marianan, Kimaam-Merauke, kapal mengalami traubel pada mesin lambung.
Sebagai KKM, Matheus Jabar turun ke kamar mesin untuk memeriksa kerusakan mesin lampu kapal. Saat itu, korban bersama rekannya bernama Kalvin. Namun saat sampai di kamar mesin, korban Matheus Jabar tiba-tiba terjatuh.
“Rekannya Kalvin berusaha untuk mengangkat korban ke bagian atas kapal, namun karena terlalu berat, saksi berusaha memanggil teman-temannya untuk membantu mengangkat ke atas kapal,” jelasnya.
Setelah dievakuasi dari kamar mesin, seluruh awak kapal berusaha memberikan pertolongan namun korban tak kunjung sadarkan diri. “Karena sudah dekat dengan daratan, korban dibawa ke Puskesmas terdekat yakni di Kimaam untuk mendapatkan perawatan. Namun saat mencari speed ke darat namun ternyata nyawa korban sudah tidak ada,” tuturnya.
Korban menurut Ariffin diduga meninggal dunia akibat serangan jantung. Rencananya hari ini (kemarin, red) jenazah dibawa dari Kimaam ke Merauke dengan pesawat,” tandasnya.
Sementara pada hari yang sama sekira pukul 10.00 WIT, pihak Dokkes Polres Merauke melakukan pemeriksaan terhadap jenazah bernama Lorendo Hendra Mbembok yang merupakan ABK KMN Sanjaya V.
“Dari teman-temannya bahwa saat kapal sedang berlayar mencari ikan di tengah laut yang bersangkutan dalam keadaan sakit, sehingga kapal berusaha merapat ke Merauke untuk membawa korban berobat,” tuturnya.
Dalam perjalanan menuju Merauke, korban sudah meninggal dunia. Hasil visum yang dilakukan dr. Rahmadani dari Dokkes Polres Merauke, tidak ditemukan adanya tanda-tana kekerasan pada jenazah.
“Mayat meninggal sekira 2 jam sehingga lebam mayat mulai muncul di punggung, hilang dengan penekanan dan kaku mayat mulai muncul di bagian leher. Penyebab kematian tidak dapat dipastikan karena tidak dilakukan autopsi atau pemeriksaan dalam,” pungkasnya. (ulo/nat)