Lima Tahun Rusak, Jalan Poros Naukenjerai Dikeluhkan
Jalan poros Merauke-Naukenjerai yang dikeluhkan oleh masyarakat karena rusak berat dalam waktu 5 tahun terakhir dan belum mendapatkan perhatian pemerintah. ( FOTO: Sulo/Cepos )
Jalan poros Merauke-Naukenjerai yang dikeluhkan oleh masyarakat karena rusak berat dalam waktu 5 tahun terakhir dan belum mendapatkan perhatian pemerintah. ( FOTO: Sulo/Cepos )
MERAUKE-Warga Kampung Bokem Distrik Merauke meminta kepada pemerintah Kabupaten Merauke untuk memperbaiki jalan poros Naukenjerai yang hampir 5 tahun terakhir ini rusak berat, namun tak kunjung mendapatkan perhatian. Permintaan ini disampaikan langsung masyarakat Kampung Bokem melalui Ketua Bamuskam Kris Stef Lefteuw kepada bupati Merauke Frederikus Gebze, SER, M.Si pada peringatan Hari Pangan Sedunia yang digelar Pemkab Merauke di kampung tersebut.
“Satu permintaan kami dan tanpa kami sebut sebenarnya semua yang hadir sudah tahu. Yakni perbaikan jalan yang hampir 5 tahun terakhir ini rusak berat dan tidak mendapat perhatian. Kami mohon kepada bapak bupati untuk bisa menjawab aspirasi dari masyarakat,’’ kata Kris Stef Lefteuw.
Bupati Merauke Frederikus Gebze yang mendengar langsung permintaan tersebut meminta kepada masyarakat yang ada di Bokem, Kampung Nasem dan warga yang ada di Distrik Naukenjerai yakni berkomitmen untuk tidak lagi menggali pasir. “Satu yang saya minta kepada kita semua yakni komitmen untuk tidak langsung melakukan penggalian pasir,” kata bupati Frederikus Gebze.
Meski diakui bupati bahwa warga Kampung Bokem tersebut hanya menerima dampak, namun menurutnya juga memiliki tanggung jawab untuk tidak terjadi penggalian pasir. Sebab, menurut Bupati Frederikus Gebze, kalau masyarakat belum memiliki satu komitmen dengan tanda tangan di atas materai Rp 6.000, maka besok jika jalan tersebut diperbaiki dan penggalian masih terus jalan maka dalam waktu tidak lama akan rusak lagi.
Karena menurutnya, truk pengangkut pasir akan terus lewat di atas dan membuat jalan jebol lagi seperti yang terjadi saat sekarang ini. Sebenarnya, kata bupati beberapa tahun lalu ada dana Rp 40 miliar dari pemerintah pusat untuk perbaikan jalan tersebut, namun karena masih ada persoalan tanah dan belum adanya komitmen masyarakat, sehingga dialihkan ke tempat lain. Ditambahkan bupati, jika ada ada komitmen bersama warga maka dapat dianggarkan lewat APBD 2021 mendatang. (ulo/tri)
Jalan poros Merauke-Naukenjerai yang dikeluhkan oleh masyarakat karena rusak berat dalam waktu 5 tahun terakhir dan belum mendapatkan perhatian pemerintah. ( FOTO: Sulo/Cepos )
MERAUKE-Warga Kampung Bokem Distrik Merauke meminta kepada pemerintah Kabupaten Merauke untuk memperbaiki jalan poros Naukenjerai yang hampir 5 tahun terakhir ini rusak berat, namun tak kunjung mendapatkan perhatian. Permintaan ini disampaikan langsung masyarakat Kampung Bokem melalui Ketua Bamuskam Kris Stef Lefteuw kepada bupati Merauke Frederikus Gebze, SER, M.Si pada peringatan Hari Pangan Sedunia yang digelar Pemkab Merauke di kampung tersebut.
“Satu permintaan kami dan tanpa kami sebut sebenarnya semua yang hadir sudah tahu. Yakni perbaikan jalan yang hampir 5 tahun terakhir ini rusak berat dan tidak mendapat perhatian. Kami mohon kepada bapak bupati untuk bisa menjawab aspirasi dari masyarakat,’’ kata Kris Stef Lefteuw.
Bupati Merauke Frederikus Gebze yang mendengar langsung permintaan tersebut meminta kepada masyarakat yang ada di Bokem, Kampung Nasem dan warga yang ada di Distrik Naukenjerai yakni berkomitmen untuk tidak lagi menggali pasir. “Satu yang saya minta kepada kita semua yakni komitmen untuk tidak langsung melakukan penggalian pasir,” kata bupati Frederikus Gebze.
Meski diakui bupati bahwa warga Kampung Bokem tersebut hanya menerima dampak, namun menurutnya juga memiliki tanggung jawab untuk tidak terjadi penggalian pasir. Sebab, menurut Bupati Frederikus Gebze, kalau masyarakat belum memiliki satu komitmen dengan tanda tangan di atas materai Rp 6.000, maka besok jika jalan tersebut diperbaiki dan penggalian masih terus jalan maka dalam waktu tidak lama akan rusak lagi.
Karena menurutnya, truk pengangkut pasir akan terus lewat di atas dan membuat jalan jebol lagi seperti yang terjadi saat sekarang ini. Sebenarnya, kata bupati beberapa tahun lalu ada dana Rp 40 miliar dari pemerintah pusat untuk perbaikan jalan tersebut, namun karena masih ada persoalan tanah dan belum adanya komitmen masyarakat, sehingga dialihkan ke tempat lain. Ditambahkan bupati, jika ada ada komitmen bersama warga maka dapat dianggarkan lewat APBD 2021 mendatang. (ulo/tri)