
SENTANI-Juru bicara Gugus Tugas penanganan Covid-19 di Kabupaten Jayapura, Khairul Lie mengatakan, saat ini, ada sekitar 132 orang di Kabupaten Jayapura yang masuk dalam data Orang Dalam Pantauan (ODP) Covid-19.
Dari jumlah itu, Wakil Bupati Jayapura, Giri Wijayantoro juga masuk dalam data ODP, itu karena yang bersangkutan baru saja pulang dari Jakarta.
“Ada 132 orang yang masuk dalam ODP, termasuk pak wakil bupati,” kata Khairul Lie saat ditemui wartawan di Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura, Jumat (20/3).
Meski begitu, kata Khairul, mereka yang berstatus ODP itu tidak dapat dipastikan terpapar atau belum. Untuk itu, mereka diwajibkan melakukan karantina mandiri di rumah dengan pengawasan gugus tugas tersebut.
Perlu diketahui, status ODP itu diberikan kepada orang tertentu yang sudah melakukan perjalanan dari daerah yang sudah terpapar virus Corona.
Lanjut dia, bagi warga dengan status ODP itu dianjurkan melakukan sosialisasi mandiri di rumah selama empat belas hari berturut-turut. Ini bertujuan untuk membatasi yang bersangkutan tidak melakukan perjalanan atau berinteraksi dengan orang lain selama masa inkubasi virus itu (jika terpapar).
“Kita sudah keluarkan instruksi bupati supaya yang masuk ODP tidak keluar rumah dan harus melakukan isolasi mandiri selama empat belas hari” ujarnya.
Sehubungan dengan penangan Covid-19 ini, Pemkab Jayapura telah membentuk gugus tugas khusus menangani isu Covid-19 itu. Saat ini, melalui gugus tugas itu, sudah mulai melakukan penyemprotan larutan anti bakteri dan virus di seluruh ruangan dan Kantor Pemerintah Kabupaten Jayapura.
“Kita lakukan mulai dari kantor tempat orang berkumpul, mulai dari Disdukcapil, Kantor Perizinan. Karena di kantor dinas yang disebutkan itu tingkat kunjungan masyarakat cukup tinggi, sehingga perlu dilakukan pencegahan dini,’jelasnya.
Selain itu, Pemkab Jayapura juga sudah menyiapkan enam ruang isolasi. Saat ini pemerintah masih berupaya memasukkan peralatan medis dan fasilitas pelengkap lainnya di ruang isolasi itu.
Ditanya mengenai jumlah petugas yang akan disiagakan menangani kemungkinan terjadinya kasus itu, dia menyebut, semua petugas medis di RSUD itu akan dilibatkan.
“Semua kita siagakan, meskipun Kemenkes rekomendasikan RSUD Dok II untuk Papua, tapi kita tidak mungkin berdiam diri. Kita harus siap,”tegasnya.(roy/tho)