Monday, December 15, 2025
29.8 C
Jayapura

Data Eksploitasi Hutan di Indonesia Ternyata Parah

Lebih Ngeri Setelah Merdeka daripada Saat Dijajah

JAKARTA – Perbandingan kondisi hutan Indonesia sebelum dan sesudah kemerdekaan memicu perbincangan setelah sebuah unggahan viral di Instagram menunjukkan bahwa laju hilangnya hutan justru meningkat tajam setelah Indonesia merdeka. Data yang dihitung ulang oleh seorang netizen bernama Alif Towew memperlihatkan bahwa kecepatan deforestasi pascakemerdekaan disebut empat kali lebih tinggi dibanding masa penjajahan.

Dalam penjelasannya, ia memaparkan bahwa pada 1900 saat Indonesia masih berada di bawah pemerintahan kolonial, luas hutan diperkirakan mencapai 170 juta hektare. Memasuki akhir masa penjajahan pada 1950-an, jumlahnya berkurang menjadi sekitar 159 juta hektare.Artinya, kala itu Indonesia masih memiliki sekitar 87 persen tutupan hutan dibanding luas daratannya, dengan laju kehilangan hutan sekitar 220 ribu hektare per tahun.

Baca Juga :  Jacksen F Tiago: Banyak Orang Brasil Kagum dengan Piala Dunia U-17 di Indonesia

Namun, kondisi saat ini jauh berbeda. Tahun 2024, luas hutan Indonesia tinggal sekitar 95,5 juta hektare atau hanya 51 persen dari daratan. Artinya, sejak awal kemerdekaan hingga sekarang, Indonesia kehilangan hutan dengan kecepatan mencapai 858 ribu hektare per tahun yang setara 13 kali luas DKI Jakarta hilang setiap tahun.Laju hilangnya hutan ini dihitung empat kali lebih tinggi daripada periode kolonial.

Unggahan Alif Towew yang diunggah ulang Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi tersebut menegaskan bahwa eksploitasi hutan memang tidak dapat dihindari sepenuhnya karena kebutuhan bahan baku seperti kayu tetap ada. Namun, ia menyoroti bahwa penebangan yang tidak terukur dan tidak terkendali menghasilkan dampak ekologis yang serius, terutama terhadap banjir.

Baca Juga :  Indonesia – Fiji Sepakat Perpanjang Kerjasama

Lebih Ngeri Setelah Merdeka daripada Saat Dijajah

JAKARTA – Perbandingan kondisi hutan Indonesia sebelum dan sesudah kemerdekaan memicu perbincangan setelah sebuah unggahan viral di Instagram menunjukkan bahwa laju hilangnya hutan justru meningkat tajam setelah Indonesia merdeka. Data yang dihitung ulang oleh seorang netizen bernama Alif Towew memperlihatkan bahwa kecepatan deforestasi pascakemerdekaan disebut empat kali lebih tinggi dibanding masa penjajahan.

Dalam penjelasannya, ia memaparkan bahwa pada 1900 saat Indonesia masih berada di bawah pemerintahan kolonial, luas hutan diperkirakan mencapai 170 juta hektare. Memasuki akhir masa penjajahan pada 1950-an, jumlahnya berkurang menjadi sekitar 159 juta hektare.Artinya, kala itu Indonesia masih memiliki sekitar 87 persen tutupan hutan dibanding luas daratannya, dengan laju kehilangan hutan sekitar 220 ribu hektare per tahun.

Baca Juga :  Muhaimin Iskandar: Kita Masih Kuat Tangani Bencana

Namun, kondisi saat ini jauh berbeda. Tahun 2024, luas hutan Indonesia tinggal sekitar 95,5 juta hektare atau hanya 51 persen dari daratan. Artinya, sejak awal kemerdekaan hingga sekarang, Indonesia kehilangan hutan dengan kecepatan mencapai 858 ribu hektare per tahun yang setara 13 kali luas DKI Jakarta hilang setiap tahun.Laju hilangnya hutan ini dihitung empat kali lebih tinggi daripada periode kolonial.

Unggahan Alif Towew yang diunggah ulang Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi tersebut menegaskan bahwa eksploitasi hutan memang tidak dapat dihindari sepenuhnya karena kebutuhan bahan baku seperti kayu tetap ada. Namun, ia menyoroti bahwa penebangan yang tidak terukur dan tidak terkendali menghasilkan dampak ekologis yang serius, terutama terhadap banjir.

Baca Juga :  Saddil Ramdani Bawa Timnas Indonesia Bermain Imbang 1-1 di Kandang Filipina

Berita Terbaru

Artikel Lainnya