Dilakukan Oknum Aparat, Satu Jam Berbayar Rp 20 Ribu
JAYAPURA – Beredar informasi dugaan pungutan liar atau pungli paket internet starlink gratis yang diberikan oleh Elon Musk kepada korban bencana banjir bandang hingga tanah longsor di Pulau Sumatera. Dikabarkan, layanan Starlink yang seharusnya gratis malah disewakan dengan harga 20 ribu rupiah per jam.
Di wilayah bencana sendiri, banyak pihak yang sudah memberikan bantuan layanan Starlink untuk membantu konektivitas para korban.Adapun FiberStar, Authorized Starlink Reseller Starlink di Indonesia, sendiri telah menyalurkan paket bantuan konektivitas pada wilayah terdampak banjir bandang di Sumatera melalui CSR.
Adapun pemasangan Starlink sejauh ini sudah dilakukan pada 5 titik posko bencana, pertama yakni Posko Lanud Soewondo yang disalurkan ke Sibolga Tapanuli Tengah dan kedua adalah Posko Gedung Bulog Medan untuk disalurkan ke Medan dan sekitarnya.
Ketiga ada Posko APJII Medan untuk disalurkan ke Sumatera Utara dan Aceh, keempat Posko Sumbar di Pekanbaru untuk Markas Kodam 19 atau Tuanku Tambusai, dan terakhir Posko BPBD Tarutung, kantor bupati Tapanuli Utara untuk disalurkan ke Tapanuli Selatan dan Tapanuli Tengah.
Wisnu Wardhana, Customer Service Assurance Division Head FiberStar, menegaskan, bahwa bantuan tersebut sudah dijalankan dan tak dikenakan biaya apapun alias gratis bagi mereka yang memanfaatkannya.
“Kita akan kasih gratis selama sebulan ini. Tapi untuk area-area yang buat bantu bank-bank, contohnya kan, kita masih menunggu keputusan dari Starlink. Kira-kira seberapa yang bisa. Karena Starlink sendiri juga sudah memberikan bantuan untuk yang resensial ataupun ke untuk Basarnas,” kata Wisnu saat media gathering FiberStar di Jakarta, Kamis (4/12).
Sementara itu, dia juga menjelaskan komitmen gratis yang disampaikan Elon Musk. Menurutnya, komitmen gratis tersebut mengarah ke personal atau residensial dan dilakukan Starlink berdasarkan jalur mereka sendiri. Sebab, FiberStar hanya menyediakan layanan enterprise yang merujuk pada layanan satelit atau broadband yang ditujukan untuk kebutuhan bisnis atau korporasi.
“Karena Fiberstar ini kan authorize partner tapi hanya boleh menyalurkan ke enterprise, ke government atau ke yayasan-yayasan kemanusiaan, itu boleh. Tapi kita nggak boleh ke residensial atau ke personal. Itu ada jalurnya sendiri, jadi Starlink punya jalur sendiri untuk yang ke personal,” ungkapnya.
Sementara itu, teruntuk bantuan layanan enterprise sendiri, FiberStar masih menunggu arahan pusat. Pasalnya, saat bencana banjir, pusat Starlink di Amerika Serikat (AS) sedang libur panjang thanksgiving yang membuat komunikasi tersendat.
“Karena mereka harus sampai ke prinsiple, sampai ke direksinya mereka untuk mencatat itu. Nah jadi kita mencoba mendapatkan itu dan ini masih menunggu approval. Jadi kita juga sudah ajukan beberapa titik yang kita sudah buat bantu. Cara ini apakah bisa dapat keringanan gitu,” ungkapnya.
“Dan mudah-mudahan ya kan minggu ini sudah dapet penjelasan kira-kira apa yang bisa kita bantu. Tapi selagi kita belum dapet komitmen apa-apa dari Starlink untuk yang keperluan ini ya enterprise. Dan bentuknya seperti apa masih kita tunggu,” tutupnya. (*)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos