Thursday, November 27, 2025
26.3 C
Jayapura

Peran Strategis Guru dan Tantangan yang Makin Kompleks

JAYAPURA – Ketua PGRI Papua Elia Waromi, S.Pd., M.Pd mengatakan
Di era perubahan cepat teknologi, karakter generasi, kebutuhan pembelajaran abad ke-21 peranan guru makin strategis. Namun sekaligus tantangannya makin kompleks.

Ia menjelaskan salah satu isu mendasar saat ini terjadi adalah kesejahteraan guru, baik guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun guru non-PNS/honor. Terdapat guru yang digaji masih di bawah layak, bahkan di bawah upah minimum di beberapa daerah.

Menurutnya kesenjangan antar wilayah sangat terasa guru di daerah terpencil, Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T) di Indonesia. Mulai dari, kondisi infrastruktur dan biaya hidupnya bisa jauh lebih berat, yang berdampak pada motivasi dan retensi guru.

Baca Juga :  Sekolah Rakyat Dipastikan Hadir di Kabupaten Mimika

“Beban administratif yang makin besar (pelaporan, digitalisasi, pengisian data dapodik, dan lain-lain) turut memberatkan guru, sehingga waktu belajar-mengajar kadang tergerus,” ucapnya.

Di Papua secara khusus, pemerintah provinsi menegaskan bahwa transformasi pendidikan menyentuh “peningkatan kualitas guru, pemerataan tenaga pendidik” sebagai program prioritas. Karena itu, kesejahteraan guru bukan sekadar hak individual, tetapi kunci kualitas pendidikan dan keadilan antar-wilayah.

Selain itu, kata Ketua PGRI perilaku siswa juga menjadi tantangan tersendiri bagi guru. Guru saat ini ungkapnya menghadapi tantangan karakter siswa misalnya; kurangnya disiplin, kurangnya respek terhadap guru, perilaku tidak sopan, penggunaan gadget, distraksi digital.

“Perilaku kurang mendukung dari siswa dapat melemahkan iklim pembelajaran, dan memerlukan pendekatan penguatan karakter, kolaborasi guru-orang tua-lingkungan sekolah,” ungkapnya.

Baca Juga :  Pencaker Desak Pemprov Papua Pegunungan Tambah Kuota Penerimaan Guru Kontrak

Kemudian guru yang “Kurang Aktif” atau “Malas Mengajar”. Kondisi ini nyata terjadi disetiap sekolah. Sebagian guru kurang optimal dalam tugasnya. Sebagai contoh guru yang hadir secara fisik tapi tidak aktif mengajar, kurang inovasi dalam metode, kurang memanfaatkan teknologi pembelajaran.

JAYAPURA – Ketua PGRI Papua Elia Waromi, S.Pd., M.Pd mengatakan
Di era perubahan cepat teknologi, karakter generasi, kebutuhan pembelajaran abad ke-21 peranan guru makin strategis. Namun sekaligus tantangannya makin kompleks.

Ia menjelaskan salah satu isu mendasar saat ini terjadi adalah kesejahteraan guru, baik guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun guru non-PNS/honor. Terdapat guru yang digaji masih di bawah layak, bahkan di bawah upah minimum di beberapa daerah.

Menurutnya kesenjangan antar wilayah sangat terasa guru di daerah terpencil, Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T) di Indonesia. Mulai dari, kondisi infrastruktur dan biaya hidupnya bisa jauh lebih berat, yang berdampak pada motivasi dan retensi guru.

Baca Juga :  Bank Papua Teken MoU dengan Pemkab Waropen 

“Beban administratif yang makin besar (pelaporan, digitalisasi, pengisian data dapodik, dan lain-lain) turut memberatkan guru, sehingga waktu belajar-mengajar kadang tergerus,” ucapnya.

Di Papua secara khusus, pemerintah provinsi menegaskan bahwa transformasi pendidikan menyentuh “peningkatan kualitas guru, pemerataan tenaga pendidik” sebagai program prioritas. Karena itu, kesejahteraan guru bukan sekadar hak individual, tetapi kunci kualitas pendidikan dan keadilan antar-wilayah.

Selain itu, kata Ketua PGRI perilaku siswa juga menjadi tantangan tersendiri bagi guru. Guru saat ini ungkapnya menghadapi tantangan karakter siswa misalnya; kurangnya disiplin, kurangnya respek terhadap guru, perilaku tidak sopan, penggunaan gadget, distraksi digital.

“Perilaku kurang mendukung dari siswa dapat melemahkan iklim pembelajaran, dan memerlukan pendekatan penguatan karakter, kolaborasi guru-orang tua-lingkungan sekolah,” ungkapnya.

Baca Juga :  Pj Wali Kota: Kepala Sekolah Jangan Hanya Urus Soal Adminitrasi

Kemudian guru yang “Kurang Aktif” atau “Malas Mengajar”. Kondisi ini nyata terjadi disetiap sekolah. Sebagian guru kurang optimal dalam tugasnya. Sebagai contoh guru yang hadir secara fisik tapi tidak aktif mengajar, kurang inovasi dalam metode, kurang memanfaatkan teknologi pembelajaran.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya

/