Friday, November 7, 2025
26.6 C
Jayapura

Bahasa Indonesia Resmi Digunakan di Sidang Umum UNESCO

JAKARTA-Momen bersejarah dalam Sidang Umum UNESCO itu dibuka Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti dengan pantun, dan diakhiri pula dengan pantun. “Bunga selasih mekar di taman, petik setangkai buat ramuan,” kata Mu’ti dalam Sidang Umum UNESCO ke- 43 di Samarkand, Uzbekistan, kemarin (4/11). “Terima kasih saya ucapkan, atas kesempatan menyampaikan pernyataan.”

Pidato tersebut menandai secara resmi penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa kerja di Sidang Umum UNESCO.Mu’ti turut menyampaikan apresiasi atas dukungan UNESCO dan semua negara anggota yang telah mengakui bahasa Indonesia sebagai bahasa kerja ke-10.

Penetapannya dilakukan dalam SMU Umum UNESCO pada 20 November 2023. Mu’ti menjelaskan bahwa bahasa Indonesia merupakan jembatan kesatuan di seluruh kepulauan Indonesia yang memiliki lebih dari 17.000 pulau, 700 bahasa lokal, dan 1.300 etnik.

Baca Juga :  Pengelolaan Dana Sponsor PON Dikelola Tiga Pihak

“Dan pada hari ini (kemarin), bahasa Indonesia kembali mengukuhkan eksistensinya di dunia internasional sebagai jembatan pengetahuan antarnegara,” ungkapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Mu’ti turut menyinggung soal pentingnya pendidikan, sains, kebudayaan, serta komunikasi dan informasi yang membebaskan dalam menghadapi tantangan global saat ini.

Terlebih, pendidikan adalah hak dasar setiap anak dan tidak boleh ada satu pun yang tertinggal. Dia mencontohkan, di Indonesia, angka partisipasi sekolah anak usia 7–12 tahun dan 13–15 tahun sudah cukup tinggi, masing-masing telah men-capai 99,19 persen dan 96,17 persen.Pemerintah pun terus berupaya agar setiap anak mendapatkan pendidikan bermutu dengan mengeluarkan berbagai kebijakan pendukung.

JAKARTA-Momen bersejarah dalam Sidang Umum UNESCO itu dibuka Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti dengan pantun, dan diakhiri pula dengan pantun. “Bunga selasih mekar di taman, petik setangkai buat ramuan,” kata Mu’ti dalam Sidang Umum UNESCO ke- 43 di Samarkand, Uzbekistan, kemarin (4/11). “Terima kasih saya ucapkan, atas kesempatan menyampaikan pernyataan.”

Pidato tersebut menandai secara resmi penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa kerja di Sidang Umum UNESCO.Mu’ti turut menyampaikan apresiasi atas dukungan UNESCO dan semua negara anggota yang telah mengakui bahasa Indonesia sebagai bahasa kerja ke-10.

Penetapannya dilakukan dalam SMU Umum UNESCO pada 20 November 2023. Mu’ti menjelaskan bahwa bahasa Indonesia merupakan jembatan kesatuan di seluruh kepulauan Indonesia yang memiliki lebih dari 17.000 pulau, 700 bahasa lokal, dan 1.300 etnik.

Baca Juga :  Oplos Pertalite dengan Pertamax di Depo

“Dan pada hari ini (kemarin), bahasa Indonesia kembali mengukuhkan eksistensinya di dunia internasional sebagai jembatan pengetahuan antarnegara,” ungkapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Mu’ti turut menyinggung soal pentingnya pendidikan, sains, kebudayaan, serta komunikasi dan informasi yang membebaskan dalam menghadapi tantangan global saat ini.

Terlebih, pendidikan adalah hak dasar setiap anak dan tidak boleh ada satu pun yang tertinggal. Dia mencontohkan, di Indonesia, angka partisipasi sekolah anak usia 7–12 tahun dan 13–15 tahun sudah cukup tinggi, masing-masing telah men-capai 99,19 persen dan 96,17 persen.Pemerintah pun terus berupaya agar setiap anak mendapatkan pendidikan bermutu dengan mengeluarkan berbagai kebijakan pendukung.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya

/