Wednesday, October 22, 2025
28 C
Jayapura

Wadah Stainless Steel Dinilai Lebih Baik Ketimbang Plastik

JAYAPURA – Penggunaan bahan plastik atau styrofoam dalam penyajian Makanan Bergizi Gratis (MBG) dinilai tidak higienis dan menjadi perhatian serius dari para ahli gizi. Kondisi ini mengakibatkan beberapa sekolah di Papua khususnya Kota Jayapura memilih menolak.

Sementara itu menurut ahli penggunaan wadah berbahan stainless steel pada program makan bergizi gratis dianggap sebagai pilihan terbaik dibandingkan plastik atau styrofoam.
Demikian disampaikan Maxianus K Raya, STP, MPH ahli gizi sekaligus Ketua Prodi Sarjana Terapan Gizi (Prodi STr Gz) di Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kementerian Kesehatan Jayapura kepada Cenderawasih Pos, Selasa (14/10).

Menurutnya, bahan penyajian MBG yang terbuat dari plastik sangat tidak disarankan. Hal ini ia sampaikan karena sajian yang terbuat dari bahan itu (plastik) akan sulit membersikan sisa lemak makanan dan lainnya.

Baca Juga :  IPDN Papua Harus Jadi Pusat Penggemblengan Pamong Muda

“Lemak itu akan susah dibersihkan saat alat makannya berasal dari plastik. Kenapa stainless? Karena kemungkinan sisa lemak di stainless itu kan lebih kecil dibandingkan jika menggunakan plastik,” jelasnya.

Karena itu ia berharap penerapan kebersihan pun haru diperhatikan. prosedur standar operasi (SOP) pencucian stainless atau ompreng MBG harus mengikuti standar kebersihan yang ketat, yang mencakup penggunaan air mengalir yang bersih, sabun cuci yang sesuai, dan pemrosesan melalui beberapa tahap, pencucian, pembilasan, pengeringan, dan penirisan.

Menurutnya, banyak sisi positif dari wadah makan bergizi gratis pakai stainless steel, salah satunya yakni dari sisi kebersihannya. Untuk itu ia meminta masyarakat untuk melihat manfaat positif dari penerapan program makan bergizi gratis, salah satunya soal penggunaan wadah makanan.

Baca Juga :  Jangan Jadikan Jembatan Youtefa sebagai Tempat Sampah

JAYAPURA – Penggunaan bahan plastik atau styrofoam dalam penyajian Makanan Bergizi Gratis (MBG) dinilai tidak higienis dan menjadi perhatian serius dari para ahli gizi. Kondisi ini mengakibatkan beberapa sekolah di Papua khususnya Kota Jayapura memilih menolak.

Sementara itu menurut ahli penggunaan wadah berbahan stainless steel pada program makan bergizi gratis dianggap sebagai pilihan terbaik dibandingkan plastik atau styrofoam.
Demikian disampaikan Maxianus K Raya, STP, MPH ahli gizi sekaligus Ketua Prodi Sarjana Terapan Gizi (Prodi STr Gz) di Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kementerian Kesehatan Jayapura kepada Cenderawasih Pos, Selasa (14/10).

Menurutnya, bahan penyajian MBG yang terbuat dari plastik sangat tidak disarankan. Hal ini ia sampaikan karena sajian yang terbuat dari bahan itu (plastik) akan sulit membersikan sisa lemak makanan dan lainnya.

Baca Juga :  Turkam 3 Kampung, Dukcapil Layani 582 Dokumen

“Lemak itu akan susah dibersihkan saat alat makannya berasal dari plastik. Kenapa stainless? Karena kemungkinan sisa lemak di stainless itu kan lebih kecil dibandingkan jika menggunakan plastik,” jelasnya.

Karena itu ia berharap penerapan kebersihan pun haru diperhatikan. prosedur standar operasi (SOP) pencucian stainless atau ompreng MBG harus mengikuti standar kebersihan yang ketat, yang mencakup penggunaan air mengalir yang bersih, sabun cuci yang sesuai, dan pemrosesan melalui beberapa tahap, pencucian, pembilasan, pengeringan, dan penirisan.

Menurutnya, banyak sisi positif dari wadah makan bergizi gratis pakai stainless steel, salah satunya yakni dari sisi kebersihannya. Untuk itu ia meminta masyarakat untuk melihat manfaat positif dari penerapan program makan bergizi gratis, salah satunya soal penggunaan wadah makanan.

Baca Juga :  Jelang Lebaran Arus Lalulintas Makin Padat 

Berita Terbaru

Artikel Lainnya

/