Wednesday, August 20, 2025
25.2 C
Jayapura

Ikut Ajakan Teman Malah Tidak Digaji, Sempat Dikira Sudah Meninggal

Faris Kaidon, Warga Merauke yang 15 Tahun Terkatung-katung Saat Merantau ke Kaltim

Bermaksud hendak memperbaiki hidup lebih baik, tapi yang terjadi justru terlunta-lunta di negeri orang setelah merantau ke negeri orang di Samarinda, Kalimantan Timur. Itulah yang dialami Faris Kaidon, warga Merauke ini.

Laporan : Yulius Sulo – Merauke.

Hari itu Minggu (29/6/2025), senyum sumringah tampak dari wajah Faris Kaidon. Pasalnya, pria yang telah menginjak umur 53 tahun itu bisa berkumpul kembali dengan sanak saudaranya setelah 15 tahun meninggalkan Merauke merantau ke Samarinda, Kalimantan Timur.

Faris Kaidon yang memiliki nama sebenarnya bernama Yakobus Yanggondip itu bisa pulang ke Merauke setelah Pemerintah Kabupaten Merauke mendapatkan laporan adanya warga Merauke yang sudah lebih dari 10 tahun berada di Kalimantan Timur terlunta-lunta.

Ditemui media ini di rumah kakaknya di Merauke Aloysia Yanggondip (56), Faris Kaidon menjelaskan awal perjalanannya bisa sampai ke Samarinda Kalimantan Timur tersebut. Sebenarnya, Faris telah bekerja sebagai tenaga borongan PT Korindo Group di Asiki, Distrik Jair, Kabupaten Boven Digoel. Namun dengan ajakan temannya bernama Syamsuddin, untuk ke Kalimantan bekerja di tempat yang sama yakni di perkebunan kelapa sawit pada PT Agro Mas. Iapun menyetujui ajakan tersebut.

Baca Juga :  Bekap Polri, Lanud Latihan Penanggulangan Huru-Hara 

‘’Kami ada sekitar 30 orang berangkat ke Kalimantan dengan pesawat dari Merauke pada tahun 2010,’’ katanya mengenang, Selasa (1/7/2025).

Sampai di Kalimantan Timur, Faris bersama dengan teman-temannya yang lain bekerja di perusahaan kelapa sawit tersebut sebagai tenaga borongan. Namun Faris mengaku hanya bertahan selama 3 bulan di tempat tersebut dan keluar karena gaji tidak dibayar.

‘’Ketika itu ada teman dari Boven Digoel yang sama-sama dia langsung balik ke Papua. Sementara saya dengan teman orang Sunda, kami memilih melanjutkan bekerja di penambangan emas rakyat,’’ katanya.

Namun di tempat tersebut, Faris mengaku juga tidak bertahan dan memilih keluar. Kemudian dirinya ke Balikpapan pada perusahaan PT Borneo. Di perusahaan itu, dia mengaku hanya bertahan sekitar 8 bulan dan keluar lagi.

Baca Juga :  Faktor Ekonomi Hingga Perselingkuhan, Banyak Suami Istri Harus Bercerai 

Sekitar tahun 2014, Faris mengaku diajak temannya ke Kabupaten Bulukumba, Provinsi Papua Selatan. Disana, Faris sempat bertahan cukup lama yakni sekitar 3-4 tahun dan bekerja di pengembangan rumput laut. Di Bulukumba juga Faris sempat menikah secara siri dengan seorang perempuan setempat yang memberinya seorang anak merempuan. Anak pertamanya ini diberi nama Safira Kaidon.

Namun istrinya tersebut menikah lagi dengan laki-laki lain sehingga Faris terpaksa meninggalkan wanita itu dan kembali menuju Balikpapan. ‘’Anak saya saat itu kira-kira sudah umur 3 tahun dan ikut dengan mamanya,’’ katanya.

Faris Kaidon, Warga Merauke yang 15 Tahun Terkatung-katung Saat Merantau ke Kaltim

Bermaksud hendak memperbaiki hidup lebih baik, tapi yang terjadi justru terlunta-lunta di negeri orang setelah merantau ke negeri orang di Samarinda, Kalimantan Timur. Itulah yang dialami Faris Kaidon, warga Merauke ini.

Laporan : Yulius Sulo – Merauke.

Hari itu Minggu (29/6/2025), senyum sumringah tampak dari wajah Faris Kaidon. Pasalnya, pria yang telah menginjak umur 53 tahun itu bisa berkumpul kembali dengan sanak saudaranya setelah 15 tahun meninggalkan Merauke merantau ke Samarinda, Kalimantan Timur.

Faris Kaidon yang memiliki nama sebenarnya bernama Yakobus Yanggondip itu bisa pulang ke Merauke setelah Pemerintah Kabupaten Merauke mendapatkan laporan adanya warga Merauke yang sudah lebih dari 10 tahun berada di Kalimantan Timur terlunta-lunta.

Ditemui media ini di rumah kakaknya di Merauke Aloysia Yanggondip (56), Faris Kaidon menjelaskan awal perjalanannya bisa sampai ke Samarinda Kalimantan Timur tersebut. Sebenarnya, Faris telah bekerja sebagai tenaga borongan PT Korindo Group di Asiki, Distrik Jair, Kabupaten Boven Digoel. Namun dengan ajakan temannya bernama Syamsuddin, untuk ke Kalimantan bekerja di tempat yang sama yakni di perkebunan kelapa sawit pada PT Agro Mas. Iapun menyetujui ajakan tersebut.

Baca Juga :  Tanggapi Tuntutan Mahasiswa, Ini Jawaban GM Witel Papua

‘’Kami ada sekitar 30 orang berangkat ke Kalimantan dengan pesawat dari Merauke pada tahun 2010,’’ katanya mengenang, Selasa (1/7/2025).

Sampai di Kalimantan Timur, Faris bersama dengan teman-temannya yang lain bekerja di perusahaan kelapa sawit tersebut sebagai tenaga borongan. Namun Faris mengaku hanya bertahan selama 3 bulan di tempat tersebut dan keluar karena gaji tidak dibayar.

‘’Ketika itu ada teman dari Boven Digoel yang sama-sama dia langsung balik ke Papua. Sementara saya dengan teman orang Sunda, kami memilih melanjutkan bekerja di penambangan emas rakyat,’’ katanya.

Namun di tempat tersebut, Faris mengaku juga tidak bertahan dan memilih keluar. Kemudian dirinya ke Balikpapan pada perusahaan PT Borneo. Di perusahaan itu, dia mengaku hanya bertahan sekitar 8 bulan dan keluar lagi.

Baca Juga :  Tidak Mau Lagi Jadi Pemulung, Warga Pintu Air Bakar Karung

Sekitar tahun 2014, Faris mengaku diajak temannya ke Kabupaten Bulukumba, Provinsi Papua Selatan. Disana, Faris sempat bertahan cukup lama yakni sekitar 3-4 tahun dan bekerja di pengembangan rumput laut. Di Bulukumba juga Faris sempat menikah secara siri dengan seorang perempuan setempat yang memberinya seorang anak merempuan. Anak pertamanya ini diberi nama Safira Kaidon.

Namun istrinya tersebut menikah lagi dengan laki-laki lain sehingga Faris terpaksa meninggalkan wanita itu dan kembali menuju Balikpapan. ‘’Anak saya saat itu kira-kira sudah umur 3 tahun dan ikut dengan mamanya,’’ katanya.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya