Faris Kaidon, Warga Merauke yang 15 Tahun Terkatung-katung Saat Merantau ke Kaltim
Bermaksud hendak memperbaiki hidup lebih baik, tapi yang terjadi justru terlunta-lunta di negeri orang setelah merantau ke negeri orang di Samarinda, Kalimantan Timur. Itulah yang dialami Faris Kaidon, warga Merauke ini.
Laporan : Yulius Sulo – Merauke.
Hari itu Minggu (29/6/2025), senyum sumringah tampak dari wajah Faris Kaidon. Pasalnya, pria yang telah menginjak umur 53 tahun itu bisa berkumpul kembali dengan sanak saudaranya setelah 15 tahun meninggalkan Merauke merantau ke Samarinda, Kalimantan Timur.
Faris Kaidon yang memiliki nama sebenarnya bernama Yakobus Yanggondip itu bisa pulang ke Merauke setelah Pemerintah Kabupaten Merauke mendapatkan laporan adanya warga Merauke yang sudah lebih dari 10 tahun berada di Kalimantan Timur terlunta-lunta.
Ditemui media ini di rumah kakaknya di Merauke Aloysia Yanggondip (56), Faris Kaidon menjelaskan awal perjalanannya bisa sampai ke Samarinda Kalimantan Timur tersebut. Sebenarnya, Faris telah bekerja sebagai tenaga borongan PT Korindo Group di Asiki, Distrik Jair, Kabupaten Boven Digoel. Namun dengan ajakan temannya bernama Syamsuddin, untuk ke Kalimantan bekerja di tempat yang sama yakni di perkebunan kelapa sawit pada PT Agro Mas. Iapun menyetujui ajakan tersebut.
‘’Kami ada sekitar 30 orang berangkat ke Kalimantan dengan pesawat dari Merauke pada tahun 2010,’’ katanya mengenang, Selasa (1/7/2025).
Sampai di Kalimantan Timur, Faris bersama dengan teman-temannya yang lain bekerja di perusahaan kelapa sawit tersebut sebagai tenaga borongan. Namun Faris mengaku hanya bertahan selama 3 bulan di tempat tersebut dan keluar karena gaji tidak dibayar.
‘’Ketika itu ada teman dari Boven Digoel yang sama-sama dia langsung balik ke Papua. Sementara saya dengan teman orang Sunda, kami memilih melanjutkan bekerja di penambangan emas rakyat,’’ katanya.
Namun di tempat tersebut, Faris mengaku juga tidak bertahan dan memilih keluar. Kemudian dirinya ke Balikpapan pada perusahaan PT Borneo. Di perusahaan itu, dia mengaku hanya bertahan sekitar 8 bulan dan keluar lagi.
Sekitar tahun 2014, Faris mengaku diajak temannya ke Kabupaten Bulukumba, Provinsi Papua Selatan. Disana, Faris sempat bertahan cukup lama yakni sekitar 3-4 tahun dan bekerja di pengembangan rumput laut. Di Bulukumba juga Faris sempat menikah secara siri dengan seorang perempuan setempat yang memberinya seorang anak merempuan. Anak pertamanya ini diberi nama Safira Kaidon.
Namun istrinya tersebut menikah lagi dengan laki-laki lain sehingga Faris terpaksa meninggalkan wanita itu dan kembali menuju Balikpapan. ‘’Anak saya saat itu kira-kira sudah umur 3 tahun dan ikut dengan mamanya,’’ katanya.