Friday, September 12, 2025
27.6 C
Jayapura

Negara Diingatkan Hadir Tanpa Konflik Bersenjata

JAYAPURA – Pembangunan sebuah daerah, membina masyarakat, menciptakan ketertiban dan keamanan merupakan kewajiban pemerintah. Papua Tengah adalah provinsi baru yang memerlukan pembangunan guna memastikan negara hadir bagi masyarakat.

Hanya saja niat baik pemerintah memekarkan provinsi baru tentu untuk melaksanakan pembangunan bisa tidak maksimal apabila terus dilakukan pengiriman pasukan non organik atas persetujuan Kemenhan dan Panglima TNI dan maupun Kapolri.

“Menurut saya jangan karena pembangunan akhirnya banyak aparat diturunkan dan terjadi konflik yang berujung pada meninggalnya warga sipil. Pembangunan tidak seperti itu,” kata Jhon Gobay, salah satu anggota DPR Papua Tengah kepada Cenderawasih Pos, Kamis (29/5).

Dikatakan proses pembangunan memang harus terus berjalan dan dengan situasi yang masih terjadi gangguan, maka ada kebijakan pemerintah untuk memastikan semua tetap berjalan sesuai rencana. Hanya sayangnya dari pendropan aparat yang semakin banyak maka peluang terjadi gesekan termasuk korban jiwa juga kian terbuka.

Baca Juga :  Pemprov PPT Bakal Gelar Penyelesaian Tapal Batas di Mimika

“Soal OPM dan aparat memang ini urusan negara hanya sayangnya yang menjadi korban justru masyarakat awam. Ini yang sedang terjadi dan membuat kami prihatin,” imbuhnya.

“Dalam pemantauan kami diduga, kadang ada oknum-oknum melakukan cipta kondisi dengan jual beli senjata dan peluru. Menggunakan oknum masyarakat sebagai mata mata. Cipta kondisi ini gunanya kepentingan duit, pangkat maupun jabatan,” sindir Jhon.

Iapun melihat bahwa belakangan ini terjadi konflik bersenjata yang mengakibatkan korban jiwa maupun harta serta masyarakat yang mengungsi dari beberapa kabupaten di wilayah Provinsi Papua Tengah yaitu Puncak Jaya, Puncak, Intan Jaya dan Dogiyai.

“Menurut saya pembangunan tidak bisa berjalan baik bila terus terjadi konflik, serapan APBD tidak bisa maksimal seperti yang diharapakan,” tambahnya.

Baca Juga :  Langkah Pemulihan Harus Segera Dilakukan di Bibida

JAYAPURA – Pembangunan sebuah daerah, membina masyarakat, menciptakan ketertiban dan keamanan merupakan kewajiban pemerintah. Papua Tengah adalah provinsi baru yang memerlukan pembangunan guna memastikan negara hadir bagi masyarakat.

Hanya saja niat baik pemerintah memekarkan provinsi baru tentu untuk melaksanakan pembangunan bisa tidak maksimal apabila terus dilakukan pengiriman pasukan non organik atas persetujuan Kemenhan dan Panglima TNI dan maupun Kapolri.

“Menurut saya jangan karena pembangunan akhirnya banyak aparat diturunkan dan terjadi konflik yang berujung pada meninggalnya warga sipil. Pembangunan tidak seperti itu,” kata Jhon Gobay, salah satu anggota DPR Papua Tengah kepada Cenderawasih Pos, Kamis (29/5).

Dikatakan proses pembangunan memang harus terus berjalan dan dengan situasi yang masih terjadi gangguan, maka ada kebijakan pemerintah untuk memastikan semua tetap berjalan sesuai rencana. Hanya sayangnya dari pendropan aparat yang semakin banyak maka peluang terjadi gesekan termasuk korban jiwa juga kian terbuka.

Baca Juga :  Ganjil-Genap Tetap Diterapkan

“Soal OPM dan aparat memang ini urusan negara hanya sayangnya yang menjadi korban justru masyarakat awam. Ini yang sedang terjadi dan membuat kami prihatin,” imbuhnya.

“Dalam pemantauan kami diduga, kadang ada oknum-oknum melakukan cipta kondisi dengan jual beli senjata dan peluru. Menggunakan oknum masyarakat sebagai mata mata. Cipta kondisi ini gunanya kepentingan duit, pangkat maupun jabatan,” sindir Jhon.

Iapun melihat bahwa belakangan ini terjadi konflik bersenjata yang mengakibatkan korban jiwa maupun harta serta masyarakat yang mengungsi dari beberapa kabupaten di wilayah Provinsi Papua Tengah yaitu Puncak Jaya, Puncak, Intan Jaya dan Dogiyai.

“Menurut saya pembangunan tidak bisa berjalan baik bila terus terjadi konflik, serapan APBD tidak bisa maksimal seperti yang diharapakan,” tambahnya.

Baca Juga :  Siswa SMAN 2 Jayapura Wakili Papua Tengah di PON XXI

Berita Terbaru

Artikel Lainnya