Wednesday, May 28, 2025
27.7 C
Jayapura

Masih Banyak Cerita Rakyat yang Belum Diangkat dan Didokumentasikan 

MERAUKE– Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Musamus (Unmus) Merauke Ekfindar Diliana mengungkapkan fakta jika  masih banyak cerita rakyat atau mendongeng  di Merauke yang selama ini belum diangkat dan didokumentasikan. Hal ini kata di ajika dibiarkan maka kekayaan budaya di Papua khususnya di Merauke tersebut bisa hilang atau punah.

‘’Hasil riset yang dilakukan tentang cerita rakyat, ternyata masih banyak cerita rakyat dalam bentuk dogeng atau monolog yang belum diangkat ke permukaan terlebih didokumentasikan dengan baik,’’ kata  Ekfindar Diliana seusia memberikan materi terkait dengan teknik-teknik mendongeng  atau monolog di Merauke, Sabtu  (24/5) kemarin.

Baca Juga :  Empat Gedung SMP Satu Atap Sabron Sari Diresmikan

  Festival Amba Mbembe yang dilaksanakan baru-baru ini di Merauke, kata dia merupakan salah satu   bagian dalam mengangkat dan melestarikan cerita rakytat di Merauke tersebut, jangan sampai hilang untuk generasi masa depan.

‘’Sebab, salah satu narasumber dari riset kami menyampaikan bahwa mendongeng  ini hanya sampai di generasi mereka dan jarang ditularkan  lagi ke generasi muda. Ini menjadi perhatian kita bersama,’’ jelasnya.     

  Dikatakan, setiap orang bisa melakukan mendongeng  atau monolog. Karena inti dari mendongeng  itu adalah menceritakan sebuah cerita. Ceritanya  tidak sembarang tapi memiliki nilai dan pesan-pesan moral.

‘’Nah, cerita-cerita  ini di Merauke ini dari hasil riset kami sebenarnya  banyak tapi itu tadi belum diangkat dan  didokumentasikan dnegan baik.  Padahal potensi  cerita-cerita tersebut bisa mejadi bagian dari budaya  yang harus dijaga,’’ katanya.

Baca Juga :  Resmi Terapkan Absensi Elektronik Terintegrasi Online 

  ‘’Mengapa  harus mendongeng ?  karena tadi produk cerita rakyat itu  harus didogengkan. Cerita rakyat atau mendongeng  ini penting. Pertama, melalui mendongeng   dapat mengembangkan kreativitas anak dan  daya imajinasinya,’’ lanjutnya.

MERAUKE– Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Musamus (Unmus) Merauke Ekfindar Diliana mengungkapkan fakta jika  masih banyak cerita rakyat atau mendongeng  di Merauke yang selama ini belum diangkat dan didokumentasikan. Hal ini kata di ajika dibiarkan maka kekayaan budaya di Papua khususnya di Merauke tersebut bisa hilang atau punah.

‘’Hasil riset yang dilakukan tentang cerita rakyat, ternyata masih banyak cerita rakyat dalam bentuk dogeng atau monolog yang belum diangkat ke permukaan terlebih didokumentasikan dengan baik,’’ kata  Ekfindar Diliana seusia memberikan materi terkait dengan teknik-teknik mendongeng  atau monolog di Merauke, Sabtu  (24/5) kemarin.

Baca Juga :  Pemprov Kembali Redistribusi 2.316 ASN dan 177 Guru

  Festival Amba Mbembe yang dilaksanakan baru-baru ini di Merauke, kata dia merupakan salah satu   bagian dalam mengangkat dan melestarikan cerita rakytat di Merauke tersebut, jangan sampai hilang untuk generasi masa depan.

‘’Sebab, salah satu narasumber dari riset kami menyampaikan bahwa mendongeng  ini hanya sampai di generasi mereka dan jarang ditularkan  lagi ke generasi muda. Ini menjadi perhatian kita bersama,’’ jelasnya.     

  Dikatakan, setiap orang bisa melakukan mendongeng  atau monolog. Karena inti dari mendongeng  itu adalah menceritakan sebuah cerita. Ceritanya  tidak sembarang tapi memiliki nilai dan pesan-pesan moral.

‘’Nah, cerita-cerita  ini di Merauke ini dari hasil riset kami sebenarnya  banyak tapi itu tadi belum diangkat dan  didokumentasikan dnegan baik.  Padahal potensi  cerita-cerita tersebut bisa mejadi bagian dari budaya  yang harus dijaga,’’ katanya.

Baca Juga :  Komisi X DPR RI  Reses di SMAN 2 Kota Jayapura

  ‘’Mengapa  harus mendongeng ?  karena tadi produk cerita rakyat itu  harus didogengkan. Cerita rakyat atau mendongeng  ini penting. Pertama, melalui mendongeng   dapat mengembangkan kreativitas anak dan  daya imajinasinya,’’ lanjutnya.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya

/