Belum ada Antivenom, Warga Diminta Lebih Berhati-hati
JAYAPURA – BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) Papua melaporkan ditemukannya satwa berbisa di hutan Gunung Cycloop. BKSDA menyebut, berdasarkan temuannya selama ini di gunung Cycloop terdapat dua ular yang sangat mematikan.
Karena itu, Kepala BKSDA Papua Jhoni Santoso Silaban mengatakan bahwa untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan terjadi kepada masyarakat yang ingin mendaki ke gunung cyclop untuk tetap waspada.
“Mitigasinya pasti harus pake sepatu boot, gunakan topi saat mendaki, dan lain sebagainya untuk melindungi diri,” kata Jhoni kepada Cenderawasih Pos di Abepura, Jumat (16/5).
Hal tersebut Santos jelaskan karena satwa jenis ular biasanya tidak mengunakan jalan terbuka. Menurutnya ular sangat berbeda dengan satwa lain yang lebih mengunakan jalan terbuka.
Sebutnya dua ular tersebut tergolong predator tinggi karena perilakunya selalu di bawah atau di semak-semak dan jarang naik keatas pohon dan jarang muncul di tempat terbuka. Untuk itu beberapa imbauan dan tips disampaikan oleh kepala BKSDA Papua itu kepada masyarakat yang ingin naik ke gunung Cyclop.
“Pertama, gunakan jalur yang umum digunakan. Jangan mengunakan jalur yang tidak pernah orang gunakan. Kedua, gunakan perlengkapan-perlengkapan yang standar. Dan jangan lupa membawa tongkat kayu,” imbuhnya.
Ditempat yang sama, Pengendali Ekosistem Hutan Ahli Muda BKSDA Papua, Taufik Mubarak menyebut dua ular yang dimaksud adalah Ular Putih Papua (Micropechis Ikaheka) dan Ular Bodok (Death Adder). Sejauh ini kata Taufik belum ada korban jiwa yang disebabkan karena digigit kedua reptil tersebut.
“Di gunung Cyclop yang sudah kami pastikan ada dua jenis ular tadi. Ada jenis Ikaheka dan juga Death Adder atau Ular Bodok (Biasa disebut orang Papua). Beruntungnya hingga saat ini belum ada korban,” ucap Taufik kepada Cenderawasih Pos, Jumat (16/5).