Sunday, October 26, 2025
27.4 C
Jayapura

Marak Kasus Pelecehan, Psikolog Sebut Dampak Kemajuan Teknologi

JAYAPURA – Kasus pelecehan dan kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur yang terjadi belakangan ini di kota Jayapura menjadi sebuah ironi. Lantaran anak yang harusnya dilindungi malah jadi korban kekerasan, jumlah kasusnya cenderung meningkat.

  Bahkan dari hasil berbagai penelitian juga menyebutkan, kekerasan pada anak justru dilakukan oleh orang dewasa terdekat. Pada banyak kasus, pelaku merupakan orang tua, guru, pengasuh, penegak hukum, bahkan sesama anak sendiri dapat melakukan tindak kekerasan.

   Hal itu disampaikan langsung oleh Psikolog Klinis dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Uncen, Dr. Yosefina M Watofa. M.Psi kepada Cenderawasih Pos, Rabu (16/4) melalui telepon selulernya.

Baca Juga :  Walikota: Penataan Pasar Otonom Perlu Diseriusi

    Yosefina mengatakan maraknya kasus kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur saat ini, tidak terlepas dari kemajuan teknologi yang semakin cepat dan canggih, sehingga siapapun orang dapat mengakses internet tak terkecuali anak-anak.

   Menurutnya, orang tua harus memiliki kepekaan dan sensitivitas terhadap gerakan anaknya dalam mengunakan handphone (HP). Hal itu ia sampaikan karena tidak semua yang muncul dari internet atau dari dalam HP itu bersifat positif tetapi banyak juga yang sifatnya negatif.

   “Sebenarnya orang tua harus memiliki kepekaan atau sensitivitas terhadap terhadap keadaan ini, saat ini terhadap aktivitas apa yang dilakukan anak-anaknya di handphone. Orang tua wajib cek dan berhak untuk itu,” kata Yosefina.

Baca Juga :  Ada Ruang Kesehatan hingga Musala, Aktifitas Terminal Lebih Nyaman

JAYAPURA – Kasus pelecehan dan kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur yang terjadi belakangan ini di kota Jayapura menjadi sebuah ironi. Lantaran anak yang harusnya dilindungi malah jadi korban kekerasan, jumlah kasusnya cenderung meningkat.

  Bahkan dari hasil berbagai penelitian juga menyebutkan, kekerasan pada anak justru dilakukan oleh orang dewasa terdekat. Pada banyak kasus, pelaku merupakan orang tua, guru, pengasuh, penegak hukum, bahkan sesama anak sendiri dapat melakukan tindak kekerasan.

   Hal itu disampaikan langsung oleh Psikolog Klinis dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Uncen, Dr. Yosefina M Watofa. M.Psi kepada Cenderawasih Pos, Rabu (16/4) melalui telepon selulernya.

Baca Juga :  Siap  Terapkan e-BMD

    Yosefina mengatakan maraknya kasus kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur saat ini, tidak terlepas dari kemajuan teknologi yang semakin cepat dan canggih, sehingga siapapun orang dapat mengakses internet tak terkecuali anak-anak.

   Menurutnya, orang tua harus memiliki kepekaan dan sensitivitas terhadap gerakan anaknya dalam mengunakan handphone (HP). Hal itu ia sampaikan karena tidak semua yang muncul dari internet atau dari dalam HP itu bersifat positif tetapi banyak juga yang sifatnya negatif.

   “Sebenarnya orang tua harus memiliki kepekaan atau sensitivitas terhadap terhadap keadaan ini, saat ini terhadap aktivitas apa yang dilakukan anak-anaknya di handphone. Orang tua wajib cek dan berhak untuk itu,” kata Yosefina.

Baca Juga :  Astra Motor Papua Launching Honda ICON e: dan CUV e:

Berita Terbaru

Artikel Lainnya