Saturday, March 15, 2025
29.7 C
Jayapura

Bilang Orang Tua, Uang Pinang Belikan Sepatu dan Kaos Sepakbola

Melihat Upaya Pastor Jhon Jonga Menjauhkan Generasi Muda dari Ancaman Ganja dan Miras

Siapa yang tak kenal Pastor Jhon Jonga. Salah satu pastor yang kerap menyuarakan suara akar rumput, isu sosial dan agama hingga hak asasi manusia. Di tengah kesibukannya, kini ia mulai merintis sekolah sepakbola usia dini. Namun ada kendala yang dialami

Laporan: Abdel Gamel Naser – Jayapura

Saat tiba di “markas” nya di Koya Tengah nampak beberapa anak usia dini mulai berlarian dari kejauhan. Mereka saling berlomba untuk masuk ke halaman Paroki St Petrus Koya Tengah. Sambil nyelip – nyelip di pagar kayu, anak-anak usia sekolah dasar ini menyapa Cenderawasih Pos dengan ramah. “Kami baru dari lapangan,” ujar salah satu bocah sambil terus memacu larinya.

Baca Juga :  Solusi Efektif Pembelajaran di Tengah Kekayaan Budaya dan Tantangan Geografis

Ia harus lebih dulu sampai untuk memastikan mendapat nomor urut antrian  yang tak terlalu jauh. Maklumlah, jika terlambat maka ia harus menunggu cukup lama dalam antrian. Puluhan anak usia dini ini Kamis (13/3) kemarin nampak tengah mengantri di dinding bangunan paroki sambil terus mengeluarkan suara berisik. Mereka mengantri bubur kacang hijau ataupun kolak. Ini menjadi kebiasaan usai bermain bola.

Sesekali diingatkan untuk diam dan tenang namun tak berapa lama akan berisik kembali. Hingga terdengar suara yang sudah dikenali barulah semua tampak hening. “Kalian diam dulu, jangan  terlalu berisik,” ujar sosok dibalik dinding tersebut. Setelah ditengok ternyata memang sosok berambut putih inilah yang paling di dengar oleh anak-anak tersebut.

Baca Juga :  Dibacok di Siku, tapi Lebih Suka Melapor sebagai Kecelakaan Tunggal

“Mari masuk, apakah ada yang puasa?,” sapa Pastor Jhon dari dalam ruangan. Ya suara peringatan tadi adalah suara dari Pastor Jhon Jonga yang menjadi tujuan  silaturahmi sore kemarin. Dan seperti biasa, sosok Pastor Jhon masih sama seperti yang dulu. Kesan sederhana, ramah dan tetap humble. Dibalut kaos Adidas berwarna hitam dengan noken kecil  melingkar di leher serta celana jeans berwarna gelap menempel di kulitnya.

Melihat Upaya Pastor Jhon Jonga Menjauhkan Generasi Muda dari Ancaman Ganja dan Miras

Siapa yang tak kenal Pastor Jhon Jonga. Salah satu pastor yang kerap menyuarakan suara akar rumput, isu sosial dan agama hingga hak asasi manusia. Di tengah kesibukannya, kini ia mulai merintis sekolah sepakbola usia dini. Namun ada kendala yang dialami

Laporan: Abdel Gamel Naser – Jayapura

Saat tiba di “markas” nya di Koya Tengah nampak beberapa anak usia dini mulai berlarian dari kejauhan. Mereka saling berlomba untuk masuk ke halaman Paroki St Petrus Koya Tengah. Sambil nyelip – nyelip di pagar kayu, anak-anak usia sekolah dasar ini menyapa Cenderawasih Pos dengan ramah. “Kami baru dari lapangan,” ujar salah satu bocah sambil terus memacu larinya.

Baca Juga :  Solusi Efektif Pembelajaran di Tengah Kekayaan Budaya dan Tantangan Geografis

Ia harus lebih dulu sampai untuk memastikan mendapat nomor urut antrian  yang tak terlalu jauh. Maklumlah, jika terlambat maka ia harus menunggu cukup lama dalam antrian. Puluhan anak usia dini ini Kamis (13/3) kemarin nampak tengah mengantri di dinding bangunan paroki sambil terus mengeluarkan suara berisik. Mereka mengantri bubur kacang hijau ataupun kolak. Ini menjadi kebiasaan usai bermain bola.

Sesekali diingatkan untuk diam dan tenang namun tak berapa lama akan berisik kembali. Hingga terdengar suara yang sudah dikenali barulah semua tampak hening. “Kalian diam dulu, jangan  terlalu berisik,” ujar sosok dibalik dinding tersebut. Setelah ditengok ternyata memang sosok berambut putih inilah yang paling di dengar oleh anak-anak tersebut.

Baca Juga :  Satuan Pendidikan Harus Miliki Budaya Mutu

“Mari masuk, apakah ada yang puasa?,” sapa Pastor Jhon dari dalam ruangan. Ya suara peringatan tadi adalah suara dari Pastor Jhon Jonga yang menjadi tujuan  silaturahmi sore kemarin. Dan seperti biasa, sosok Pastor Jhon masih sama seperti yang dulu. Kesan sederhana, ramah dan tetap humble. Dibalut kaos Adidas berwarna hitam dengan noken kecil  melingkar di leher serta celana jeans berwarna gelap menempel di kulitnya.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya