
MERAUKE-Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke dr Inge Selvia menjelaskan bahwa masih ada sejumlah distrik di Kabupaten Merauke yang ditemukan adanya kasus prambusia. Distrik tersebut yang masih ditemukan adanya prambusia adalah Tubang, Tabonji, kemudian Distrik Merauke, Kumbe dan Kurik.
“Masih ada sejumlah distrik yang ditemukan adanya prambusia di Merauke tersebut,’’ kata dr. Inge Silvia kepada media ini disela-sela sosialiasi zero survey Prambusia di Merauke, Selasa (19/11).
Inge Silvia menjelaskan bahwa dari Kementerian Kesehatan akan melakukan survey zero prambusia dengan mengambil sampel darah seorang penderia di Gudang Arang, Kelurahan Kamahedoga-Merauke. Jika nantinya dalam survey tersebut tidak ditemukan lagi kuman prambosia maka pada tahun 2020 mendatang Merauke dinyatakan eradikasi prambusia.
Sebenarnya kata dia, Merauke masuk eradikasi prambusia di tahun 2019, namun karena masih ditemukan adanya penderia prambusia tersebut maka selama 3 tahun berturut-turut dilakukan survey zero prambusia. ‘’Tahun 2019 ini merupakan tahun ketiga dilakukan zero survey prambusia,’’ tandasnya.
Dijelaskan, jika nantinya Merauke sudah dinyatakan eradikasi maka tidak boleh ada kasus baru lagi. ‘’Karena eradikasi dan eliminasi beda. Kalau eliminasi, jumlahnya yang ditekan. Jumlahnya di bawah 1 persen. Tapi namanya eradikasi, tidak boleh ada kasus baru. Jadi habis begitu atau zero. Tapi, kalau dalam survey ini nanti masih ditemukan ada kasus prambusia maka Merauke belum bisa masuk eradikasi,’’ terangnya.
Dikatakan, kegiatan menuju eradikasi ini dimulai sejak tahun 2014. Dimana Kementerian kesehatan memetakan daerah-daerah yang masih ditemukan prambusia. ‘’kemudian tahun 2014, tahun 2015 diberikan pemberian obat pencengahan secara massal. Nah, setelah dua tahun berturut-turut diberikan, kemudian 3 tahun berturut-turut dilakukan zero survey prambusia. Kalau di tahun ini masih ditemukan adanya prambusia, maka kita belum mencapai eradikasi,’’ tandasnya.
Penyakit prambusia, tambah dr Inge Silvia adalah penyakit adanya luka tunggal pada anak sampai umur 15 tahun yang bernanah tidak sembuh-sembuh yang dapat menyebabkan kerusakan dan cacat. Namun untuk menentukan sebuah luka pada anak apakah prambusia atau bukan harus melalui pemeriksaan laboratorium. ‘’Tidak bisa menerka-nerka. Harus lewat pemeriksaan laboratorium,’’ tandasnya. (ulo/tri)