Saturday, November 23, 2024
28.7 C
Jayapura

Dorong Generasi Muda Pahami Nilai Sejarah dan Noken Sebagai  Warisan Dunia 

Melihat Hasil Kerajian Pelajar dan Mahasiswa Program Noken Masuk Sekolah (Nomase)

Puluhan Noken Hasil Rajutan 200 Pelajar dan Mahasiswa di Provinsi Papua Dipamerkan di Gedung Serbaguna Universitas Ottow Geisler Papua, Senin (18/11) kemarin, seperti apa cerita para siswa tentang rajutan noken ini ?

Laporan: Karolus Daot-Jayapura

Mulai pukul 8.30 WIT, satu persatu pelajar dari berbagai sekolah di Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura Papua, mulai datang di Gedung Serbaguna Universitas Ottow Geisler Papua.

  Begitu tiba mereka langsung ke tempat pajangan noken untuk dipamerkan kepada pengunjung, disana mereka menggantungkan noken hasil rajutannya, ada yang sudah jadi secara utuh, ada yang hanya separuh, bahkan ada juga yang baru jadi selempang atau gantungan. Itu semua dipajang sesuai hasil karya mereka selama belajar di masing masing sekolah.

Baca Juga :  Dua Gelombang Diklat Sudah Digelar, Kunci Suksesnya Dukungan Kepala Daerah

   Seperti salah satu siswa SMP Papua Kasih, Gregorian Anjelo. Ia termasuk salah satu dari sekian siswa yang berhasil merajut noken meskipun hasilnya baru setengah jadi. Namun pada acara tersebut Anjelo sapaan akrabnya menerima penghargaan dari panitia.

   “Setiap hari saya belajar, baik di sekolah maupun di rumah, ini juga tidak terlepas dukungan teman teman di sekolah,” ujarnya kepada Cenderawasih pos disela acara pameran.

   Ia mengaku baru pertama kali belajar merajut noken, dengan keuletannya mengikuti program Noken Masuk Sekolah (Nomase) yang digagas oleh Sanggar Rey May, Kabupaten Jayapura, bersama Komunitas Noken Papua(Konopa) dan Balai  Pelestarian Kebudayan wilayah 22 Papua itu akhirnya Ia bisa merajut sebuah noken berukuran kecil meskipun baru setengah jadi.

Baca Juga :  2.023 TPS di Papua Tidak Gunakan Sistem Noken    

   Melalui program Nomase ini pelajar di SMP Papua Kasih belajar tentang sejarah lahirnya noken sebagai warisan dunia tak benda. Banyak hal yang mereka temukan dari kegiatan itu, mulai dari proses memilih kayu untuk dijadikan bahan dasar. Kemudian belajar tentang cara melilit  kulit kayu hingga menjadi benang, dari situ belajar tentang cara merajut noken untuk berbagai jenis.

Melihat Hasil Kerajian Pelajar dan Mahasiswa Program Noken Masuk Sekolah (Nomase)

Puluhan Noken Hasil Rajutan 200 Pelajar dan Mahasiswa di Provinsi Papua Dipamerkan di Gedung Serbaguna Universitas Ottow Geisler Papua, Senin (18/11) kemarin, seperti apa cerita para siswa tentang rajutan noken ini ?

Laporan: Karolus Daot-Jayapura

Mulai pukul 8.30 WIT, satu persatu pelajar dari berbagai sekolah di Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura Papua, mulai datang di Gedung Serbaguna Universitas Ottow Geisler Papua.

  Begitu tiba mereka langsung ke tempat pajangan noken untuk dipamerkan kepada pengunjung, disana mereka menggantungkan noken hasil rajutannya, ada yang sudah jadi secara utuh, ada yang hanya separuh, bahkan ada juga yang baru jadi selempang atau gantungan. Itu semua dipajang sesuai hasil karya mereka selama belajar di masing masing sekolah.

Baca Juga :  Apindo Dukung Pengembangan Industri Hijau

   Seperti salah satu siswa SMP Papua Kasih, Gregorian Anjelo. Ia termasuk salah satu dari sekian siswa yang berhasil merajut noken meskipun hasilnya baru setengah jadi. Namun pada acara tersebut Anjelo sapaan akrabnya menerima penghargaan dari panitia.

   “Setiap hari saya belajar, baik di sekolah maupun di rumah, ini juga tidak terlepas dukungan teman teman di sekolah,” ujarnya kepada Cenderawasih pos disela acara pameran.

   Ia mengaku baru pertama kali belajar merajut noken, dengan keuletannya mengikuti program Noken Masuk Sekolah (Nomase) yang digagas oleh Sanggar Rey May, Kabupaten Jayapura, bersama Komunitas Noken Papua(Konopa) dan Balai  Pelestarian Kebudayan wilayah 22 Papua itu akhirnya Ia bisa merajut sebuah noken berukuran kecil meskipun baru setengah jadi.

Baca Juga :  Ada Burung Anti Keributan, Ada Monyet Suka Ganggu Anak Kecil

   Melalui program Nomase ini pelajar di SMP Papua Kasih belajar tentang sejarah lahirnya noken sebagai warisan dunia tak benda. Banyak hal yang mereka temukan dari kegiatan itu, mulai dari proses memilih kayu untuk dijadikan bahan dasar. Kemudian belajar tentang cara melilit  kulit kayu hingga menjadi benang, dari situ belajar tentang cara merajut noken untuk berbagai jenis.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya

/