Saturday, November 23, 2024
28.7 C
Jayapura

Lima Daerah di Papua Cakupan Imunisasi Masih Rendah

JAYAPURA – Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Papua, terdapat lima daerah di Bumi Cenderawasih yang cakupan imunisasi nOPV2 masih rendah. nOPV2  atau Novel Oral Polio Vaccine type 2 adalah vaksin polio generasi baru yang digunakan untuk mencegah penyakit polio tipe 2.

   Lima daerah itu yakni Kota Jayapura, Mamberamo Raya, Kepulauan Yapen, Kabupaten Supiori dan Kabupaten Jayapura. (Data selengkapnya lihat tabel)

   Plt. Kepala Dinas Kesehatan Papua, Dr. dr. Arry Pongtiku, MHM, MBA menerangkan ada beberapa faktor penyebab cakupan imunisasi nOPV2 masih rendah di lima daerah tersebut, di antaranya penginputan data, faktor geografis, ada  juga yang sudah diberikan tetesan vaksin polio, namun belum dilaporkan.

Baca Juga :  Tidak Dapat Info Gerak Jalan, Pelindo Tidak Antisipasi Kemacetan

  “Belajar dari pengalaman sebelumnya, baik saat Covid-19 dan imunisasi. Banyak kasus yang sudah ditetes namun belum dilaporkan, sebab sistem pelaporan sekarang bukan hanya manual  melainkan juga melalui digital aplikasi. Terkadang, kabupaten/kota kesulitan menginput data secara konsisten,” kata dr Arry kepada Cenderawasih Pos, Rabu (30/10).

   Terkait dengan input data ini, dr Arry mengaku saat ini Dinkes Papua bersama dengan mitranya di antaranya WHO, Unicef dan lainnya turun ke kabupaten/kota untuk mendampingi penginputan data tersebut. Termasuk melakukan sweeping di Puskesmas.

   “Jadi cakupan imunisasi yang rendah juga bisa dipengaruhi penginputan data. Selain itu, ada beberapa kabupaten mengeluh lantaran target yang diberikan tidak sesuai dengan data Pusdatin Kemdikbudristek,” ucapnya.

Baca Juga :  Pleno Rekapitulasi Provinsi Molor Karena Terbentur Masalah di Daerah

   Faktor lain rendahnya cakupan imunisasi nOPV2 di lima daerah tersebut lantaran letak geografisnya, dr Arry mencontohkan di Kabupaten Mamberamo Raya sulit diakses. Belum lagi antara perkampungan sati dengan perkampungan lain saling berjauhan di daerah tersebut.

   “Dengan adanya perpanjangan waktu, kami harap cakupan imunisasi nOPV2 di Papua semakin bagus dan bahkan bisa warna hijau. Sebab, pencapaian kita belum memenuhi target 90 persen,” kata dr Arry.

JAYAPURA – Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Papua, terdapat lima daerah di Bumi Cenderawasih yang cakupan imunisasi nOPV2 masih rendah. nOPV2  atau Novel Oral Polio Vaccine type 2 adalah vaksin polio generasi baru yang digunakan untuk mencegah penyakit polio tipe 2.

   Lima daerah itu yakni Kota Jayapura, Mamberamo Raya, Kepulauan Yapen, Kabupaten Supiori dan Kabupaten Jayapura. (Data selengkapnya lihat tabel)

   Plt. Kepala Dinas Kesehatan Papua, Dr. dr. Arry Pongtiku, MHM, MBA menerangkan ada beberapa faktor penyebab cakupan imunisasi nOPV2 masih rendah di lima daerah tersebut, di antaranya penginputan data, faktor geografis, ada  juga yang sudah diberikan tetesan vaksin polio, namun belum dilaporkan.

Baca Juga :  BTM Luwes Bergaul dengan Masyarakat Tingkat Bawah

  “Belajar dari pengalaman sebelumnya, baik saat Covid-19 dan imunisasi. Banyak kasus yang sudah ditetes namun belum dilaporkan, sebab sistem pelaporan sekarang bukan hanya manual  melainkan juga melalui digital aplikasi. Terkadang, kabupaten/kota kesulitan menginput data secara konsisten,” kata dr Arry kepada Cenderawasih Pos, Rabu (30/10).

   Terkait dengan input data ini, dr Arry mengaku saat ini Dinkes Papua bersama dengan mitranya di antaranya WHO, Unicef dan lainnya turun ke kabupaten/kota untuk mendampingi penginputan data tersebut. Termasuk melakukan sweeping di Puskesmas.

   “Jadi cakupan imunisasi yang rendah juga bisa dipengaruhi penginputan data. Selain itu, ada beberapa kabupaten mengeluh lantaran target yang diberikan tidak sesuai dengan data Pusdatin Kemdikbudristek,” ucapnya.

Baca Juga :  Tak Disambut DPRP, Diterima MRP 

   Faktor lain rendahnya cakupan imunisasi nOPV2 di lima daerah tersebut lantaran letak geografisnya, dr Arry mencontohkan di Kabupaten Mamberamo Raya sulit diakses. Belum lagi antara perkampungan sati dengan perkampungan lain saling berjauhan di daerah tersebut.

   “Dengan adanya perpanjangan waktu, kami harap cakupan imunisasi nOPV2 di Papua semakin bagus dan bahkan bisa warna hijau. Sebab, pencapaian kita belum memenuhi target 90 persen,” kata dr Arry.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya