Friday, November 22, 2024
25.7 C
Jayapura

Angkat Isu Sistem Kinerja Pelaku Usaha OAP, Agar Benar-benar Terakomodir

Kepala UKPBJ Pemprov Papua Debora Salosa Raih Penghargaan Nasional

Berada di ujung timur Indonesia, Papua masih sering dianggap terbelakang dan tertinggal. Namun, tak jarang juga dari Papua mampu menunjukkan prestasi tingkat nasional. Seperti halnya yang diraih oleh Debora Salosa, Kepala Biro Pengadaan Barang dan Jasa  (BPBJ) Pemprov Papua. Lantas apa upaya Debora setelah menerima penghargaan tersebut ?

Laporan: Elfira-Jayapura

Penghargaan yang diterima Debora diberikan saat Rapat Koordinasi SDM dan Kelembagaan Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ) oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah di Jakarta Kamis (10/10) lalu.

   Kegiatan ini diikuti 38 provinsi di seluruh Indonesia. Papua yang diwakili Debora Salosa ini, mampu meraih  peringkat pertama tingkat nasional sebagai Kepala Unit Kerja Pengadaan Barang dan Jasa (UKPBJ) Berprestasi

Baca Juga :  Kasus Cenderung Meningkat, Perlu Penanganan dan Pencegahan yang Lebih Serius

  Isu sistem kinerja Orang Asli Papua (OAP) yang diangkat Debora Salosa saat seleksi, mengantarnya meraih penghargaan peringkat pertama tingkat nasional sebagai Kepala Unit Kerja Pengadaan Barang Jasa (UKPBJ) beprestasi.

  Alasan Debora mengangkat isu sistem kinerja OAP tak terlepas dari implementasi sejak  tahun 2021 dan Pergub terbaru, agar orang Papua benar-benar terakomodir. Alasan lainnya, selama ini pelaku usaha OAP belum memiliki data. Akibatnya mereka harus bersaing lebih keras, belum lagi apakah kualifikasi perusahaan mereka sudah tercatat atau memiliki NPWP dan sebagainya.

  “Dengan begini, secara tidak langsung kita mengedukasi pelaku usaha OAP tertib administrasi,” ucap Kepala BPBJ Provinsi Papua, Debora Salosa, saat ditemui Cenderawasih Pos, di Jayapura, Selasa (22/10).

  Lebih lanjut, Debora Salosa menjelaskan, misalkan pelaku usaha OAP dapat pekerjaan atau proyek pengadaan barang dan jasa, maka harus mengelola itu dengan baik. Namun yang terpenting, kata Debora, Kepala-kepala Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) maupun pengguna anggaran wajib menggunakan data yang sudah ada untuk melihat perencanaan-perencanaan itu.

Baca Juga :  Pembeli Masker Mulai Sepi, Tempat Wisata Semakin Ramai

  Termasuk pelaku usaha OAP di wilayah yang mudag akses internet harus masuk dalam sistem pendataan, hal ini agar pertumbuhan usahanya tercatat. Dengan penghargaan yang telah diraihnya, impian Debora adalah ke tingkat internasional. Dengan begitu, pelaku usaha OAP bisa terakomodir dengan baik.

  “Sebab jika menggunakan dana dari pemerintah untuk melakukan pembinaan itu sulit bagi kami, berharap ada lembaga-lembaga nasional atau internasional dalam rangka pemberdayaan terhadap pelaku usaha OAP termasuk melakukan langkah-langkah pembinaan dengan sistem kinerja,” ujarnya.

Kepala UKPBJ Pemprov Papua Debora Salosa Raih Penghargaan Nasional

Berada di ujung timur Indonesia, Papua masih sering dianggap terbelakang dan tertinggal. Namun, tak jarang juga dari Papua mampu menunjukkan prestasi tingkat nasional. Seperti halnya yang diraih oleh Debora Salosa, Kepala Biro Pengadaan Barang dan Jasa  (BPBJ) Pemprov Papua. Lantas apa upaya Debora setelah menerima penghargaan tersebut ?

Laporan: Elfira-Jayapura

Penghargaan yang diterima Debora diberikan saat Rapat Koordinasi SDM dan Kelembagaan Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ) oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah di Jakarta Kamis (10/10) lalu.

   Kegiatan ini diikuti 38 provinsi di seluruh Indonesia. Papua yang diwakili Debora Salosa ini, mampu meraih  peringkat pertama tingkat nasional sebagai Kepala Unit Kerja Pengadaan Barang dan Jasa (UKPBJ) Berprestasi

Baca Juga :  Pasca Beberapa Korban Tenggelam, Sepi di Holtekamp Ramai di Hamadi 

  Isu sistem kinerja Orang Asli Papua (OAP) yang diangkat Debora Salosa saat seleksi, mengantarnya meraih penghargaan peringkat pertama tingkat nasional sebagai Kepala Unit Kerja Pengadaan Barang Jasa (UKPBJ) beprestasi.

  Alasan Debora mengangkat isu sistem kinerja OAP tak terlepas dari implementasi sejak  tahun 2021 dan Pergub terbaru, agar orang Papua benar-benar terakomodir. Alasan lainnya, selama ini pelaku usaha OAP belum memiliki data. Akibatnya mereka harus bersaing lebih keras, belum lagi apakah kualifikasi perusahaan mereka sudah tercatat atau memiliki NPWP dan sebagainya.

  “Dengan begini, secara tidak langsung kita mengedukasi pelaku usaha OAP tertib administrasi,” ucap Kepala BPBJ Provinsi Papua, Debora Salosa, saat ditemui Cenderawasih Pos, di Jayapura, Selasa (22/10).

  Lebih lanjut, Debora Salosa menjelaskan, misalkan pelaku usaha OAP dapat pekerjaan atau proyek pengadaan barang dan jasa, maka harus mengelola itu dengan baik. Namun yang terpenting, kata Debora, Kepala-kepala Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) maupun pengguna anggaran wajib menggunakan data yang sudah ada untuk melihat perencanaan-perencanaan itu.

Baca Juga :  Mahasiswa Tugasnya Kuliah, Jangan Buat Gerakan Tambahan!

  Termasuk pelaku usaha OAP di wilayah yang mudag akses internet harus masuk dalam sistem pendataan, hal ini agar pertumbuhan usahanya tercatat. Dengan penghargaan yang telah diraihnya, impian Debora adalah ke tingkat internasional. Dengan begitu, pelaku usaha OAP bisa terakomodir dengan baik.

  “Sebab jika menggunakan dana dari pemerintah untuk melakukan pembinaan itu sulit bagi kami, berharap ada lembaga-lembaga nasional atau internasional dalam rangka pemberdayaan terhadap pelaku usaha OAP termasuk melakukan langkah-langkah pembinaan dengan sistem kinerja,” ujarnya.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya