JAYAPURA – Debat perdana calon gubernur dan wakil gubernur pada Pilkada Papua 2024 yang dogelar Selasa (22/10) malam berjalan sukses. Agenda KPU ini dilaksanakan di Hotel Aston, Kota Jayapura, Papua dengan mengangkat tema Papua Sejahtera, Papua Maju. Materi yang dipaparkan juga berkaitan dengan kebutuhan dasar yakni dari aspek pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan sosial budaya.
Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang terlibat dalam debat adalah pasangan calon Benhur Tomi Mano – Yermias Bisai (BTM-Yes) dan Paslon Matius D Fakhri – Aryoko Rumaropen (Mar-Yo). Ketua KPU Papua, Steve Dumbon mengawali pidato dengan menyampaikan Data Pemilih Tetap (DPT) di Papua adalah 750.959 pemilih.
Jumlah tersebut jelas Steve Dumbon, terdiri dari laki-laki sebanyak 384.028 pemilihan dan perempuan sebanyak 366.931 pemilih yang berasal dari 8 Kabupaten/kota. “Dengan debat ini, Kita mendengar visi-misi dari kedua pasangan calon. Saya berharap dengan visi-misi dan program dari paslon dapat merebut hati masyarakat pada 27 November 2024 akan mendatang,” ucap Steve Dumbon dalam sambutannya, Selasa (22/10) malam.
Calon Gubernur dan Wakil Gubernur nomor urut satu 1, Benhur Tomi Mano-Yermias Bisay dalam satu sesi mengungkap bahwa sebelum menyampaikan visi-misi pihaknya terlebih dahulu mengkaji isu-isu setrategis, isu-isu faktual yang terjadi di Papua. “Sebelum kami menyampaikan Visi-misi, kami menyikapi isu-isu setrategis, isu-isu faktual yang terjalin di Papua,” kata BTM sebelum memaparan visi-misinya.
BTM menjelaskan bahwa ada sejumlah target yang ingin dicapai jika mendapat mandat dari masyarakat untuk memimpin Papua. Ia menyebut data hari ini menunjukkan angka tingkat kemiskinan sebesar 26,3 persen dan jika terpilih pihaknya bertekad akan menurunkan menjadi 21,26 persen, untuk tingkat pengangguran sebesar 2,67 persen pihaknya bertekad menurunkan menjadi 1,2 persen.
Kemudian indeks pembangunan manusia di Papua diangka 63,1 persen, BTM berjanji pihaknya akan menaikan menjadi 68 persen, kemudian umur harapan hidup masyarakat Papua dari angka 69,2 tahun ditargetkan naik menjadi 71,1 tahun dan rata-rata tamat sekolah dari 7,60 persen ditargetkan naik menjadi 13, 25 persen.