Friday, November 22, 2024
25.7 C
Jayapura

Tak Mau Bebani Orang Tua Murid, Pihak Sekolah Maksimalkan Dana BOS

SD Negeri Inpres APO Tugu yang Dikabarkan Membebaskan Biaya Pendidikan Peserta Didik

SD Negeri Inpres APO belakang menarik perhatian, karena disebut-sebut telah menerapkan pendidikan gratis bagi para peserta didiknya. Hal ini sempat dijadikan contoh salah satu calon wali kota bahwa pendidikan gratis benar-benar bisa diwujudkan. Lantas apakah benar-benar sekolah ini gratis?

Laporan: Jimianus Karlodi_Jayapura

Meski dikabarkan menerapkan pendidikan gratis, namun tidak serta merta semua gratis. Tetap ada bagian tertentu yang menuntut partisipasi orang tua dalam proses pendidikan anak-anaknya. SD Negeri Inpres APO Tugu yang dikabarkan menerapkan pendidikan gratis selama hampir 15 tahun ini.

Memang benar  tidak memungut biaya sepeserpun untuk pendaftaran masuk sekolah setiap tahun ajaran baru. Bahkan sama sekali tidak memungut uang SPP setiap bulannya, termasuk uang komite maupun uang gedung atau uang pembangunan sekolah.

  Namun begitu, tetap saja harus ada  partisipasi orang tua,  yang mengeluarkan biaya bagi anaknya  untuk sekolah. Terutama, untuk kebutuhan baju seragam dan juga kebutuhan untuk membeli buku, tas, alat tulis dan keperluan pribadi lainnya.

Baca Juga :  Inspektorat Kota Jayapura Gelar Sosialisasi SPIP dan Bimtek Siswaskeudes

   Naomi Madendang, Guru sekaligus Penanggung jawab sementara sekolah itu, saat ditemui  Cenderawasih Pos Selasa (8/10) lalu, mengaku sekolah tersebut hingga sekarang belum memiliki kepala sekolah setelah kepala sekolah, Ngesti Wahyu Widowati masuk masa pensiun.

  Naomi mengatakan penerapan sekolah gratis di SDN Inpres APO Tugu itu, sejak tahun 2009 pada masa kepemimpin Alm bapak Yohanes Suwae hingga sekarang.  “Sejak tahun 2009 pada masa kepemimpin alm bapak Yohanes Suwae sampai sekarang, SD Negeri Inpres APO Tugu sudah menerapkan sekolah gratis, pendaftaran gratis dan uang SPP gratis,” kata Naomi.

  Naomi mengatakan siswa masuk sekolah tidak dipungut biaya sepeserpun, kecuali seragam yakni baju batik, baju kotak dan baju olahraga. Pakaian seragam itu, memang pengadaan lewat  sekolah.

  Ia menjelaskan SD Negeri Inpres APO Tugu haya memaksimalkan dana BOS saja, yang digunakan untuk dana operasional sekolah dan menggaji guru honorer. “Dana BOS itu, kami terima tahun ini satu semester sekitar Rp 100 juta lebih atau Rp 200 juta dalam 1 tahun,” ungkapnya.

Baca Juga :  Kurang Guru, Murid SLB Terpaksa Dicampur

  Saat ini, imbuh Naomi, total jumlah siswa SD Negeri Inpres APO Tugu kelas 1 sampai kelas 6 pada tahun ajaran 2024 ini, sebanyak 200 siswa lebih. Waktu memasuki tahun ajaran baru 2024, hanya bayar Rp 575 ribu untuk sampul raport, baju batik, baju kotak dan atribut seragam.

   “Tidak ada pungut apapun. Masyarakat di APO Tugu tahu, kalau SD Negeri Inpres APO Tugu tidak pernah memungut sesepeserpun dari orang tua siswa,” imbuhnya.

     Untuk diketahui mencapai lokasi sekolah, harus melewati perjalanan yang cukup menantang dan berbahaya, tanjakan yang curam dan licin membuat orang yang melintasi cukup berhati-hati.

   Butuh waktu 20-30 menit untuk mencapai di sekolah tersebut dari pusat kota ketika berjalan kaki dan jika dengan kendaraan hanya butuh waktu 10-15 menit.

SD Negeri Inpres APO Tugu yang Dikabarkan Membebaskan Biaya Pendidikan Peserta Didik

SD Negeri Inpres APO belakang menarik perhatian, karena disebut-sebut telah menerapkan pendidikan gratis bagi para peserta didiknya. Hal ini sempat dijadikan contoh salah satu calon wali kota bahwa pendidikan gratis benar-benar bisa diwujudkan. Lantas apakah benar-benar sekolah ini gratis?

Laporan: Jimianus Karlodi_Jayapura

Meski dikabarkan menerapkan pendidikan gratis, namun tidak serta merta semua gratis. Tetap ada bagian tertentu yang menuntut partisipasi orang tua dalam proses pendidikan anak-anaknya. SD Negeri Inpres APO Tugu yang dikabarkan menerapkan pendidikan gratis selama hampir 15 tahun ini.

Memang benar  tidak memungut biaya sepeserpun untuk pendaftaran masuk sekolah setiap tahun ajaran baru. Bahkan sama sekali tidak memungut uang SPP setiap bulannya, termasuk uang komite maupun uang gedung atau uang pembangunan sekolah.

  Namun begitu, tetap saja harus ada  partisipasi orang tua,  yang mengeluarkan biaya bagi anaknya  untuk sekolah. Terutama, untuk kebutuhan baju seragam dan juga kebutuhan untuk membeli buku, tas, alat tulis dan keperluan pribadi lainnya.

Baca Juga :  Baku Tembak di Intan Jaya, Dua Anak SD jadi Korban

   Naomi Madendang, Guru sekaligus Penanggung jawab sementara sekolah itu, saat ditemui  Cenderawasih Pos Selasa (8/10) lalu, mengaku sekolah tersebut hingga sekarang belum memiliki kepala sekolah setelah kepala sekolah, Ngesti Wahyu Widowati masuk masa pensiun.

  Naomi mengatakan penerapan sekolah gratis di SDN Inpres APO Tugu itu, sejak tahun 2009 pada masa kepemimpin Alm bapak Yohanes Suwae hingga sekarang.  “Sejak tahun 2009 pada masa kepemimpin alm bapak Yohanes Suwae sampai sekarang, SD Negeri Inpres APO Tugu sudah menerapkan sekolah gratis, pendaftaran gratis dan uang SPP gratis,” kata Naomi.

  Naomi mengatakan siswa masuk sekolah tidak dipungut biaya sepeserpun, kecuali seragam yakni baju batik, baju kotak dan baju olahraga. Pakaian seragam itu, memang pengadaan lewat  sekolah.

  Ia menjelaskan SD Negeri Inpres APO Tugu haya memaksimalkan dana BOS saja, yang digunakan untuk dana operasional sekolah dan menggaji guru honorer. “Dana BOS itu, kami terima tahun ini satu semester sekitar Rp 100 juta lebih atau Rp 200 juta dalam 1 tahun,” ungkapnya.

Baca Juga :  Tahun Ini Pemkab Mimika Beri Dana Hibah ke 129 Rumah Ibadah 

  Saat ini, imbuh Naomi, total jumlah siswa SD Negeri Inpres APO Tugu kelas 1 sampai kelas 6 pada tahun ajaran 2024 ini, sebanyak 200 siswa lebih. Waktu memasuki tahun ajaran baru 2024, hanya bayar Rp 575 ribu untuk sampul raport, baju batik, baju kotak dan atribut seragam.

   “Tidak ada pungut apapun. Masyarakat di APO Tugu tahu, kalau SD Negeri Inpres APO Tugu tidak pernah memungut sesepeserpun dari orang tua siswa,” imbuhnya.

     Untuk diketahui mencapai lokasi sekolah, harus melewati perjalanan yang cukup menantang dan berbahaya, tanjakan yang curam dan licin membuat orang yang melintasi cukup berhati-hati.

   Butuh waktu 20-30 menit untuk mencapai di sekolah tersebut dari pusat kota ketika berjalan kaki dan jika dengan kendaraan hanya butuh waktu 10-15 menit.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya