Sunday, November 24, 2024
24.7 C
Jayapura

Kerap Dapat Masukan dari Bintang Rusia yang Berposisi Sama

Nurlaili Kusumah dan Proliga 2024: Antara Performa yang Melesat dan Tangisan di Final

Tempaan pendidikan militer membuat fisik Nurlaili Kusumah prima dan berujung pada melejitnya penampilan. Pelatih yang memahami kebutuhan tiap pemain juga berperan penting.

RIZKY AHMAD FAUZI, Jakarta

MARINA Markova lama memeluknya, begitu pula Putri Andya Agustina. Yolla Yuliana berusaha keras menghibur. Demikian juga kawan-kawan setimnya di Jakarta Electric PLN.

  Tapi, tangis Nurlaili Kusumah tak kunjung reda. Pevoli berposisi outside hitter itu begitu terpukul karena gebukannya gagal mematikan Jakarta BIN dan malah berujung serangan balik yang menjadi penentu kemenangan lawan 17-15 di set kelima final sektor putri Proliga 2024 di Jakarta Arena Sabtu (20/7) lalu.

Baca Juga :  Papua Butuh Keadilan, Dialog Atau Penegakan Hukum

Setelah sebelumnya Jakarta Electric PLN unggul lebih dulu 14-11, seusai menyamakan keadaan 2-2 di set ketiga dan keempat. Wajar kalau Nurlaili demikian remuk hatinya.

   Kalau saja juara, itu akan menyempurnakan raihan individunya. Sebab, pemain 20 tahun berpangkat sersan dua tersebut gemilang sepanjang Proliga 2024, termasuk mencetak 15 poin di partai puncak.

Tinggi badannya yang hanya 169 cm dia imbangi dengan lompatan tinggi. Sisi menonjol lainnya ada pada power pukulannya.

  ”Pertama kami nggak mau kalah 3-0 banget di final dan berusaha ngejar untuk juara. Siapa sih yang mau kalah, tapi memang belum rezekinya,’’ ungkap Nurlaili setelah tangisnya mereda.

  Kedua, ini menjadi pembuktian bagi pemain yang memulai karier di klub Wahana Bandung itu. ”Aku lebih pengin nunjukin saja karena setelah tampil di 2022 itu kurang baik performanya. Jadi, alhamdulillah tahun ini sudah balik lagi,’’ tuturnya.

Baca Juga :  Pasca Lebaran, Pembagian Lapak Los Belum Juga Ada Kepastian

   Edisi tahun lalu Nurlaili tak tampil. Sedangkan, di edisi 2022, performanya bersama PLN masih jauh di bawah harapan. Bahkan, PLN ketika itu menjadi satu-satunya tim putri yang tidak lolos final four. Ketika itu, sektor putri hanya diikuti lima tim. Sedangkan musim ini bertambah menjadi tujuh tim.

Nurlaili Kusumah dan Proliga 2024: Antara Performa yang Melesat dan Tangisan di Final

Tempaan pendidikan militer membuat fisik Nurlaili Kusumah prima dan berujung pada melejitnya penampilan. Pelatih yang memahami kebutuhan tiap pemain juga berperan penting.

RIZKY AHMAD FAUZI, Jakarta

MARINA Markova lama memeluknya, begitu pula Putri Andya Agustina. Yolla Yuliana berusaha keras menghibur. Demikian juga kawan-kawan setimnya di Jakarta Electric PLN.

  Tapi, tangis Nurlaili Kusumah tak kunjung reda. Pevoli berposisi outside hitter itu begitu terpukul karena gebukannya gagal mematikan Jakarta BIN dan malah berujung serangan balik yang menjadi penentu kemenangan lawan 17-15 di set kelima final sektor putri Proliga 2024 di Jakarta Arena Sabtu (20/7) lalu.

Baca Juga :  Sunyi Sepi Tanpa Berpenghuni, Masyarakat Kiwirok Ingin Kembali

Setelah sebelumnya Jakarta Electric PLN unggul lebih dulu 14-11, seusai menyamakan keadaan 2-2 di set ketiga dan keempat. Wajar kalau Nurlaili demikian remuk hatinya.

   Kalau saja juara, itu akan menyempurnakan raihan individunya. Sebab, pemain 20 tahun berpangkat sersan dua tersebut gemilang sepanjang Proliga 2024, termasuk mencetak 15 poin di partai puncak.

Tinggi badannya yang hanya 169 cm dia imbangi dengan lompatan tinggi. Sisi menonjol lainnya ada pada power pukulannya.

  ”Pertama kami nggak mau kalah 3-0 banget di final dan berusaha ngejar untuk juara. Siapa sih yang mau kalah, tapi memang belum rezekinya,’’ ungkap Nurlaili setelah tangisnya mereda.

  Kedua, ini menjadi pembuktian bagi pemain yang memulai karier di klub Wahana Bandung itu. ”Aku lebih pengin nunjukin saja karena setelah tampil di 2022 itu kurang baik performanya. Jadi, alhamdulillah tahun ini sudah balik lagi,’’ tuturnya.

Baca Juga :  Miliki Lima Program Studi, Namun Belum Miliki Gedung Sendiri

   Edisi tahun lalu Nurlaili tak tampil. Sedangkan, di edisi 2022, performanya bersama PLN masih jauh di bawah harapan. Bahkan, PLN ketika itu menjadi satu-satunya tim putri yang tidak lolos final four. Ketika itu, sektor putri hanya diikuti lima tim. Sedangkan musim ini bertambah menjadi tujuh tim.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya