Disinyalir Banyak Titipan, Kepsek SMAN 4 Sebut Tidak Ada

Pemkot Akan Tambah SMA Negeri di Distrik Japsel

JAYAPURA– Sejumlah orang tua siswa menyesalkan metode penerimaan peserta didik baru yang diterapkan oleh pemerintah di SMA Negeri 4 Kota Jayapura.  Orang tua siswa juga menuding panitia dan Kepala Sekolah SMA Negeri 4 kerap menerima siswa-siswi titipan dari orang-orang tertentu di kota Jayapura sehingga bisa lolos masuk di sekolah tersebut.

“Dari dinas ini tolong perhatikan ke sekolah ini, terutama  untuk kepala sekolah dan panitia, yang namanya titipan itu tidak boleh ada,” kata salah satu orang tua siswa yang tidak mau dikorankan namanya,  ketika menyampaikan aspirasinya di hadapan Kepala SMA Negeri 4 dan Sekda kota Jayapura,  Senin (24/6).

Dia mengatakan,  siswa titipan ini kadang tidak lagi melihat sistem zonasi yang sudah ditetapkan oleh sekolah dan pemerintah.  Misalnya yang bersangkutan sebenarnya tinggal di wilayah Abepura tetapi yang bersangkutan juga diterima di SMA Negeri 4.

“Karena titipan akhirnya kepala sekolah terima,  ini tolong diperhatikan Jangan sampai masalah. Memang seperti yang bapak sampaikan tadi ikut zona,  tetapi yang namanya titipan ini kan tidak lagi mengikuti zona bahkan ini terjadi setiap tahun,”tegasnya.

Sementara itu Kepala SMA Negeri 4 Kota Jayapura,  Anton Joko ketika dikonfirmasi Cendrawasih pos di SMA Negeri 4 Kota Jayapura,  menjelaskan, dalam mekanisme penerimaan peserta didik baru,  ada beberapa kategori penerimaan siswa baru tersebut.  Ada peserta didik baru yang diterima melalui jalur prestasi,  jalur afirmasi,  zonasi dan juga jalur perpindahan orang tua. Setiap jalur penerimaan peserta didik ini juga sudah Tentukan kota yang harus diterima.

“Saya pikir kalau saya untuk terima titipan itu tidak ada. Kemarin yang terjadi masalah itu karena aplikasi ya,  aplikasi di hari pertama itu skor hasilnya tiba-tiba nol.  Kalau sudah nol berarti tidak bisa diterima,  termasuk salah satu tata usaha kami itu tidak bisa diterima karena skor hasilnya nol, nol itu berarti posisinya paling bawah,”jelasnya.

Aplikasi ini juga dimiliki oleh Dinas Pendidikan Kota Jayapura sementara kewenangan sekolah di dalam penggunaan aplikasi itu hanya untuk memverifikasi data peserta didik baru.  Menurutnya penggunaan aplikasi dalam Pendaftaran peserta didik baru memang ada kelebihan dan kekurangannya.

Tahun ini sekolah itu hanya menerima siswa 436 orang yang dibagi dalam 12 kelas. Sementara jumlah pendaftar lebih dari 1000 orang.

Dikatakan, penerapan zonasi dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) di SMAN 4 Jayapura mengalami kendala yang serius. Hal ini terjadi karena aplikasi aplikasi pendaftaran yang dibuka oleh Dinas Pendidikan Kota Jayapura bermasalah.

“Bayangkan hari pertama tiba-tiba skor hasilnya itu nol, kalau sudah nol berarti tidak dapat diterima,” kata Anton, saat memberikan klarifikasi kepada orang tua siswa yang anak-anaknya tidak lolos tes PPDB, Senin (24/6) kemarin.

Anthon juga mengatakan kendala lain yang ditemui PPDB tahun ini karena sistem pendaftarannya harus melalui Dinas Pendidikan Kota Jayapura.

Sekolah dalam hal ini hanya memverifikasi berkas dari para peserta didik baru. Hal ini lah kemudian menjadi kendala bagi sekolah, menerima siswa yang kadang kala tidak begitu paham akan proses pendaftaran melalui sistem online ini.

“Yang daftar tahun ini banyak, jangan jangan yang tidak lolos tes ini hanya memilih satu jurusan, inilah kendala, karena kalau website pendaftaran ini langsung dipegang sekolah, maka anak-anak bisa memilih lebih dari satu pilihan,” jelas Anton.

Apalagi lanjutnya tahun ajaran baru ini jumlah pendaftar di SMAN 4 Jayapura hampir mencapai 900 lebih peserta, sementara yang dibutuhkan hanya 432 siswa. “Dengan adanya persoalan ini, maka kami akan koreksi hasil sesuai arahan pemerintah,” tegas Anton.

Pemkot Akan Tambah SMA Negeri di Distrik Japsel

JAYAPURA– Sejumlah orang tua siswa menyesalkan metode penerimaan peserta didik baru yang diterapkan oleh pemerintah di SMA Negeri 4 Kota Jayapura.  Orang tua siswa juga menuding panitia dan Kepala Sekolah SMA Negeri 4 kerap menerima siswa-siswi titipan dari orang-orang tertentu di kota Jayapura sehingga bisa lolos masuk di sekolah tersebut.

“Dari dinas ini tolong perhatikan ke sekolah ini, terutama  untuk kepala sekolah dan panitia, yang namanya titipan itu tidak boleh ada,” kata salah satu orang tua siswa yang tidak mau dikorankan namanya,  ketika menyampaikan aspirasinya di hadapan Kepala SMA Negeri 4 dan Sekda kota Jayapura,  Senin (24/6).

Dia mengatakan,  siswa titipan ini kadang tidak lagi melihat sistem zonasi yang sudah ditetapkan oleh sekolah dan pemerintah.  Misalnya yang bersangkutan sebenarnya tinggal di wilayah Abepura tetapi yang bersangkutan juga diterima di SMA Negeri 4.

“Karena titipan akhirnya kepala sekolah terima,  ini tolong diperhatikan Jangan sampai masalah. Memang seperti yang bapak sampaikan tadi ikut zona,  tetapi yang namanya titipan ini kan tidak lagi mengikuti zona bahkan ini terjadi setiap tahun,”tegasnya.

Sementara itu Kepala SMA Negeri 4 Kota Jayapura,  Anton Joko ketika dikonfirmasi Cendrawasih pos di SMA Negeri 4 Kota Jayapura,  menjelaskan, dalam mekanisme penerimaan peserta didik baru,  ada beberapa kategori penerimaan siswa baru tersebut.  Ada peserta didik baru yang diterima melalui jalur prestasi,  jalur afirmasi,  zonasi dan juga jalur perpindahan orang tua. Setiap jalur penerimaan peserta didik ini juga sudah Tentukan kota yang harus diterima.

“Saya pikir kalau saya untuk terima titipan itu tidak ada. Kemarin yang terjadi masalah itu karena aplikasi ya,  aplikasi di hari pertama itu skor hasilnya tiba-tiba nol.  Kalau sudah nol berarti tidak bisa diterima,  termasuk salah satu tata usaha kami itu tidak bisa diterima karena skor hasilnya nol, nol itu berarti posisinya paling bawah,”jelasnya.

Aplikasi ini juga dimiliki oleh Dinas Pendidikan Kota Jayapura sementara kewenangan sekolah di dalam penggunaan aplikasi itu hanya untuk memverifikasi data peserta didik baru.  Menurutnya penggunaan aplikasi dalam Pendaftaran peserta didik baru memang ada kelebihan dan kekurangannya.

Tahun ini sekolah itu hanya menerima siswa 436 orang yang dibagi dalam 12 kelas. Sementara jumlah pendaftar lebih dari 1000 orang.

Dikatakan, penerapan zonasi dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) di SMAN 4 Jayapura mengalami kendala yang serius. Hal ini terjadi karena aplikasi aplikasi pendaftaran yang dibuka oleh Dinas Pendidikan Kota Jayapura bermasalah.

“Bayangkan hari pertama tiba-tiba skor hasilnya itu nol, kalau sudah nol berarti tidak dapat diterima,” kata Anton, saat memberikan klarifikasi kepada orang tua siswa yang anak-anaknya tidak lolos tes PPDB, Senin (24/6) kemarin.

Anthon juga mengatakan kendala lain yang ditemui PPDB tahun ini karena sistem pendaftarannya harus melalui Dinas Pendidikan Kota Jayapura.

Sekolah dalam hal ini hanya memverifikasi berkas dari para peserta didik baru. Hal ini lah kemudian menjadi kendala bagi sekolah, menerima siswa yang kadang kala tidak begitu paham akan proses pendaftaran melalui sistem online ini.

“Yang daftar tahun ini banyak, jangan jangan yang tidak lolos tes ini hanya memilih satu jurusan, inilah kendala, karena kalau website pendaftaran ini langsung dipegang sekolah, maka anak-anak bisa memilih lebih dari satu pilihan,” jelas Anton.

Apalagi lanjutnya tahun ajaran baru ini jumlah pendaftar di SMAN 4 Jayapura hampir mencapai 900 lebih peserta, sementara yang dibutuhkan hanya 432 siswa. “Dengan adanya persoalan ini, maka kami akan koreksi hasil sesuai arahan pemerintah,” tegas Anton.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya