Saturday, May 11, 2024
22.7 C
Jayapura

Sudah 4250 Ekor Babi Mati Akibat Virus ASF

MIMIKA – Jumlah babi yang mati di Kabupaten Mimika akibat ganasnya virus African Swine Fever (ASF) alias Demam Babi Afrika kini telah mencapai 4250 ekor per Senin, 11 Maret 2024. Jumlah ini dipastikan masih akan terus meningkat.

Hal tersebut dibenarkan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Kabupaten Mimika, drh. Sabelina Fitriani melalui pesan singkatnya saat dikonfirmasi, Selasa (12/3/2024).

Sabelina menekankan, peternak babi dapat terus memperhatikan dan menjaga biosecurity guna memutus mata rantai penyebaran demam babi Afrika tersebut.

“Batasi orang luar masuk ke area kandang. Pemilik ternak juga diingatkan untuk selalu mengganti pakaian saat masuk kandang,” ungkap Sabelina.

“Pemilik ternak harus mengganti pakaian saat memberi makan ternaknya, dan menyediakan  sendal atau sepatu khusus di kandang. Ini untuk memutus mata rantai penyebaran virus,” tambahnya.

Baca Juga :  Kemenkes: 100 Persen Obat Malaria itu Masih Impor

Sabelina mengimbau, babi yang mati agar tidak dibuang di sembarang tempat, apalagi di sungai. Sebab, jika masyarakat tetap membuangnya maka akan tetap tersebar dan tidak akan habis. (mww)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

MIMIKA – Jumlah babi yang mati di Kabupaten Mimika akibat ganasnya virus African Swine Fever (ASF) alias Demam Babi Afrika kini telah mencapai 4250 ekor per Senin, 11 Maret 2024. Jumlah ini dipastikan masih akan terus meningkat.

Hal tersebut dibenarkan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Kabupaten Mimika, drh. Sabelina Fitriani melalui pesan singkatnya saat dikonfirmasi, Selasa (12/3/2024).

Sabelina menekankan, peternak babi dapat terus memperhatikan dan menjaga biosecurity guna memutus mata rantai penyebaran demam babi Afrika tersebut.

“Batasi orang luar masuk ke area kandang. Pemilik ternak juga diingatkan untuk selalu mengganti pakaian saat masuk kandang,” ungkap Sabelina.

“Pemilik ternak harus mengganti pakaian saat memberi makan ternaknya, dan menyediakan  sendal atau sepatu khusus di kandang. Ini untuk memutus mata rantai penyebaran virus,” tambahnya.

Baca Juga :  Serahkan Hibah Senilai Rp 55 Miliar Bagi 67 Tempat Ibadah

Sabelina mengimbau, babi yang mati agar tidak dibuang di sembarang tempat, apalagi di sungai. Sebab, jika masyarakat tetap membuangnya maka akan tetap tersebar dan tidak akan habis. (mww)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya