Friday, November 22, 2024
34.7 C
Jayapura

Harga Beras di Merauke Tembus Rp 20.000 Perkilo 

MERAUKE – Kendati selama ini Merauke dijuluki sebagai lumbung pangan nasional karena merupakan salah satu daerah penghasil beras di Indonesia namun tampaknya status yang disandang tersebut tidak bisa dipertahankan lagi.

Pasalnya, produksi beras dalam 2-3 tahun terakhir ini sangat menurun menyebabkan harga beras terus melonjak naik. Saat ini di Merauke harga beras tembus Rp 20.000 perkilonya untuk beras premium jenis Thailand. Sedangkan harga terendah Rp 16.500 perkilonya.

     Kepala Perum Bulog Merauke Firman Mando menjelaskan bahwa dinamika harga beras saat ini menjadi  dinamika nasional.

‘’Bukan hanya di Merauke, tapi ada ratusan kabupaten/kota yang mengalami  kenaikan harga beras baik medium maupun  premium. Ini  berkaitan dengan permintaan yang tinggi tapi karena akibat elnino kemarin yang berkepanjangan dan  gagal panen sehingga stok dalam negeri berkurang. Sementara permintaan terus naikd dan meningkat sehingga memicu kenaikan harga beras,’’ kata  Firman Mando di ruang kerjanya, Rabu (21/2024).

Baca Juga :  Pemkab Diminta Serius Tangani HIV-AIDS

Untuk mengimbangi harga beras yang terus naik tersebut, lanjut dia  pihaknya mencoba  mengimbangi dengan operasi pasar dengan harga Rp 12.000 perkilo. Hanya saja,  operasi pasar yang dilakukan Bulog tersebut tidak mampu menekan kenaikan harga beras di pasar. Pasalnya, beras yang beredar di Merauke sebagian sudah didatangkan  pedagang dari luar Merauke.

‘’Sebagian beras yang beredar itu sudah didatangkan teman-teman pedagang  dari luar Papua baik Jawa maupun  Makassar dengan harga  beli disana antar Rp 15.000-16.000 perkilonya, sehingga   saat sampai di sini tentunya sudah naik dengan harga antara Rp 17.000 bahkan sampai Rp 20.000 perkilonya karena tadi menghitung biaya transpor dan margin keuntungan,’’ katanya.    

Baca Juga :  Tokoh Masyarakat Miliki Peran Penting Tingkatkan Partisipasi Pemilih

Firman Mando menjelaskan beras yang dikeluarkan dari gudang Bulog untuk operasi pasar tersebut rata-rata  10 ton atau sekitar 10.000 kg perharinya  kemudian dijual di kios –kios yang  menjadi mitra bulog selama ini. Hanya saja di pasaran, sulit mendapatkan beras Bulog  dengan harga Rp 12.000 perkilonya. ‘’Pasti  akan cepat habis karena ada perbedaan harga yang cukup menyolok itu,’’ terangnya.

Namun begitu, Firman Mando berharap di bulan Maret nanti sudah ada petani yang panen sehingga harga beras di pasar saat ini  bisa turun.  ‘’Mudah-mudahan panen petani nanti bagus sehingga bisa menurunkan harga  beras yang sekarang ini sudah tembus Rp 20.000 perkilonya. (ulo)   

Dapatkan update berita pilihan setiap hari dari Cenderawasihpos.jawapos.com 

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

MERAUKE – Kendati selama ini Merauke dijuluki sebagai lumbung pangan nasional karena merupakan salah satu daerah penghasil beras di Indonesia namun tampaknya status yang disandang tersebut tidak bisa dipertahankan lagi.

Pasalnya, produksi beras dalam 2-3 tahun terakhir ini sangat menurun menyebabkan harga beras terus melonjak naik. Saat ini di Merauke harga beras tembus Rp 20.000 perkilonya untuk beras premium jenis Thailand. Sedangkan harga terendah Rp 16.500 perkilonya.

     Kepala Perum Bulog Merauke Firman Mando menjelaskan bahwa dinamika harga beras saat ini menjadi  dinamika nasional.

‘’Bukan hanya di Merauke, tapi ada ratusan kabupaten/kota yang mengalami  kenaikan harga beras baik medium maupun  premium. Ini  berkaitan dengan permintaan yang tinggi tapi karena akibat elnino kemarin yang berkepanjangan dan  gagal panen sehingga stok dalam negeri berkurang. Sementara permintaan terus naikd dan meningkat sehingga memicu kenaikan harga beras,’’ kata  Firman Mando di ruang kerjanya, Rabu (21/2024).

Baca Juga :  Mama-Mama Papua Antusias Sambut 2 % Alokasi Dana Otsus

Untuk mengimbangi harga beras yang terus naik tersebut, lanjut dia  pihaknya mencoba  mengimbangi dengan operasi pasar dengan harga Rp 12.000 perkilo. Hanya saja,  operasi pasar yang dilakukan Bulog tersebut tidak mampu menekan kenaikan harga beras di pasar. Pasalnya, beras yang beredar di Merauke sebagian sudah didatangkan  pedagang dari luar Merauke.

‘’Sebagian beras yang beredar itu sudah didatangkan teman-teman pedagang  dari luar Papua baik Jawa maupun  Makassar dengan harga  beli disana antar Rp 15.000-16.000 perkilonya, sehingga   saat sampai di sini tentunya sudah naik dengan harga antara Rp 17.000 bahkan sampai Rp 20.000 perkilonya karena tadi menghitung biaya transpor dan margin keuntungan,’’ katanya.    

Baca Juga :  Izin Pembangunan Perumahan di Daerah Resapan Air Dipertanyakan

Firman Mando menjelaskan beras yang dikeluarkan dari gudang Bulog untuk operasi pasar tersebut rata-rata  10 ton atau sekitar 10.000 kg perharinya  kemudian dijual di kios –kios yang  menjadi mitra bulog selama ini. Hanya saja di pasaran, sulit mendapatkan beras Bulog  dengan harga Rp 12.000 perkilonya. ‘’Pasti  akan cepat habis karena ada perbedaan harga yang cukup menyolok itu,’’ terangnya.

Namun begitu, Firman Mando berharap di bulan Maret nanti sudah ada petani yang panen sehingga harga beras di pasar saat ini  bisa turun.  ‘’Mudah-mudahan panen petani nanti bagus sehingga bisa menurunkan harga  beras yang sekarang ini sudah tembus Rp 20.000 perkilonya. (ulo)   

Dapatkan update berita pilihan setiap hari dari Cenderawasihpos.jawapos.com 

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya