Dia menjelaskan mengenai penerimaan mahasiswa baru 2025 akan ada tiga Jalur seleksi masuk perguruan tinggi negeri . Yakni seleksi berdasarkan prestasi (SNBP), kemudian seleksi nasional berdasarkan tes (SNBT) dan seleksi Mandiri yang dilakukan di masing-masing kampus negeri.
Guru Besar Ilmu Sosiologi Pedesaan, Uncen Prof. Avelinus Lefaan, MS mengatakan, pemerintah daerah harus berani membangun dari desa atau kampung. Hal ini tentunya sudah melalui kajian mendalam, salah satunya yang pernah dilakukan oleh pakar pembangunan dan Ekonomi, dunia asal Inggris, Robert Chambers.
  Dia juga berharap kepada para pelaku UMKM, terutama ritel-ritel modern ini bisa bekerjasama dengan para petani lokal yang ada di wilayah Kota Jayapura dan sekitarnya dan secara umum di wilayah Papua. Misalnya buah-buahan dari masyarakat bisa dibeli langsung dan ikut diperjualkan di dalam ritel mereka.
  Keenam mahasiswa tersebut adalah Syntha Simangunsong, Dela Natalia Situmorang, Salwa Zubaedah, Amanda G Hattu, Erlin Aura Lintang Dewi, dan Kezia D Marpaung. Mereka didampingi oleh dosen pendamping Kurniawan Patma yang terus mendukung dan mensuport inovasi dari mahasiswa guna mendaftar karya ciptanya di Kanwil Kemenkum Papua.
  Untuk Prodi Ilmu Keolahragaan ini sudah diakreditasi dan hasilnya mendapatkan capaian unggul. Sementara untuk Prodi Pendidikan Kepelatihan Olahraga masih mendapatkan penilaian C. Hal itu disebabkan karena salah satu syaratnya adalah di prodi itu harus sudah meluluskan lulusan. Sementara Prodi itu baru meluluskan mahasiswanya di tahun 2026 nanti.
Dia beralasan, sektor pertanianlah yang saat ini bisa diandalkan selain tambang jika bicara Papua secara keseluruhan. Saat ini khusus di Provinsi Papua tak ada lagi potensi pertambangan yang digarap. Karena itu, menurutnya sektor pertanianlah yang kini memiliki pengaruh yang sangat signifikan di Provinsi Papua jika itu dimaksimalkan.
  Dikatakan, Papua ingin dijadikan sebagai provinsi olahraga pertama kali diwacanakan oleh Presiden ke VII Indonesia, Joko Widodo. Namun jika dilihat kenyataannya sampai saat ini memang masih belum sepenuhnya terwujud. Meskipun menurutnya semua orang Papua mungkin menginginkan agar Papua bisa dijadikan sebagai provinsi olahraga sebagaimana yang pernah didengungkan itu.
 Namun pasca pemanfaatan tersebut, fasilitas olahraga tersebut tidak lagi dimanfaatkan. Mirisnya, hampir semua pagar besi untuk pengamanan fasilitas olahraga tersebut telah dirusak dan dicuri.
  "Ada dampak yang ditimbulkan, bagi organisasi perangkat daerah itu sendiri, tentu saja akan mempengaruhi stabilitas atau implikasinya bagi kerja mereka, stabilitas dalam kebijakan. Kan banyak kebijakan yang tidak bisa dikeluarkan atau dijalankan. Karena mereka tidak punya kewenangan penuh untuk itu, karena sifatnya mereka itu hanya sementara," kata Dr.Melyana R.Pugu,
"Kami telah menghubungi beberapa orang yang telah menyimpan koleksi-koleksi benda budaya Papua dan dalam waktu yang cukup lama dan dari komunikasi tersebut rencananya akan dikembalikan," kata Frederik pekan kemarin. Jumlahnya sendiri diperkirakan sebanyak 3000 an koleksi dan semua berada di Amerika.