Kepala Kantor SAR Jayapura, Anton Sucipto, ST membenarkan informasi tersebut, bahwa korban bernama, Yulius Wakum (47) berhasil ditemukan oleh tim SAR. Selanjutnya korban dievakuasi ke RS Bhayangkara Polda Papua menggunakan mobil jenasah Baznas Papua untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan akan diserahkan ke pihak keluarga.
"Dalam menunjang dan mempermudah kerja kami saat mencari dan menolong korban yang tenggelam atau terseret ombak di laut, maka kami sudah menggunakan drone, karena dengan menggunakan drone kita bisa lihat kondisi awal di lokasi kejadian,"ungkapnya.
  Kasat Polairud Polresta Jayapura Kota, AKP Laurentius kordiali, SH., mengatakan bahwa pihaknya mendapat laporan dari salah seorang warga bernama John Sanadi warga Abepura pada, pukul 14.30 WIT di Kantor Polairud Jembatan Youtefa Enggros Distrik Abepura, Kota Jayapura.Â
 Dimana Sat Polair Polresta Jayapura Terus berupaya melakukan sosialisasi langkah-langkah preventif dan Preemtif dalam melaksanaan tugas berpatroli baik di Laut maupun di Pesisir kepada para pengunjung wisata.
 Revan ditemukan tidak jauh dari lokasinya tenggelam usai enam jam dilakukan pencarian oleh tim SAR gabungan bersama pihak keluarga. Kasat Samapta Polresta Jayapura Kota Iptu Budiman Sianturi selaku Perwira Pengawas (Piket Perwira) Polresta Jayapura Kota saat dikonfirmasi membenarkan perihal ditemukannya korban Revan dalam keadaan meninggal dunia.
Setibanya KM Syukurillah di perairan Amar, kapal tersebut tenggelam. Dua diantara 15 penumpang kapal itu hilang dan 13 orang berhasil diselamatkan oleh sebuah kapal asal Dobo, Kepulauan Aru, Maluku yang melintas.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, kapal yang memuat kayu dengan jumlah penumpang sebanyak 15 orang termasuk nakhoda itu, bertolak dari Kampung Aindua, Distrik Mimika Barat Jauh menuju kota Timika kemudian tenggelam di perairan Amar.
“Pencarian yang telah memasuki hari ke 5 tersebut Tim SAR gabungan menggunakan 2 unit perahu karet dan 1 unit RIB 400 PK telah melakukan pencarian di lokasi yang dicurigai terdapat korban sesuai SARMAP PREDICTION yang dikirimkan oleh BCC (Basarnas Command Center)
Bagaimana tidak syok dengan kejadian yang begitu cepat. Lima menit sebelum dinyatakan tenggelam Nurul-Ibunda Muh Zidan menyampaikan bahwa Ia sempat melihat kedua korban berjalan bersama sambil memegang tangan di pinggir pantai dan tidak berenang.
Kasus kecelakaan orang tenggelam ini lebih disebabkan karena kelalaian masyarakat atau pengunjung pantai. Padahal pemerintah sudah mengeluarkan larangan mandi kepada para pengunjung saat berwisata disepanjang pantai Holtekamp itu. "Dari jembatan merah sepanjang pantai ini ke sana, tidak boleh mandi, ini sangat berbahaya"katanya.