Dinas Kesehatan Provinsi Papua menyebut, kasus stunting di 9 kabupaten/kota di bumi cenderawasih sampai saat ini masih cukup tinggi. Hal ini disebabkan beberapa faktor yang salah satunya adalah penyakit menular.
"Papua sangat kaya dengan pangan lokal, seperti ikan, keladi, petatas, sagu, kacang-kacangan, sayur-mayur dapat diolah melalui Program Dashat menjadi makanan yang kaya asupan bergizi untuk dimakan ibu hamil, menyusui, dan bayi dua tahun," ujar Kepala BKKBN Papua Nerius Auparai di Biak, Selasa.
Oleh karena itu, dengan sisa waktu yang ada dan angka kasus stunting yang masih 16,42 persen, maka Pemkab Jayapura melalui OPD dan berbagai sektor harus bisa melakukan penekanan supaya kasus stunting berkurang.
Dalam kunjungan kerja itu, Pj Apolo Safanpo didampingi Pj Sekda Drs Maddaremmeng, M.Si, Plt Kabiro Umum Jaswadi, Kepala Dinas Kesehatan dan Kepala Dinas Sosial Provinsi Papua Selatan.
Penjabat Gubernur Papua Muhammad Ridwan Rumasukun mendorong Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sarmi serius menurunkan angka stunting di wilayah setempat. Sebagaimana laporan terakhir menyebutkan angka stunting Pemkab Sarmi mencapai 17 persen dari jumlah penduduk.
“Jadi melalui program Bangga Kencana kami harapkan dapat menekan masalah stunting di Kota Jayapura,” ucap Betty Puy ketika ditemui Cenderawasih Pos di ruang kerjanya, Sabtu (16/9) siang.
Kepala BKKBN Provinsi Papua, Nerius Auparay mengaaku upaya percepatan penanganan penurunan angka prevalensi stunting di Papua ini memang tidak bisa hanya diselesaikan oleh BKKBN sendiri.
Pj Bupati Jayapura Triwarno Purnomo didampingi Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura Khairul Lie mengatakan, Pemerintah Kabupaten Jayapura melalui Dinas Kesehatan memberikan makanan tambahan bagi anak-anak stunting yang dilakukan pada saat kegiatan Posyandu yang ada di Kampung Ifar Besar.
‘’Adanya kasus seperti di Kabupaten Jayapura banyak dipengaruhi faktor antara lain sosial ekonomi, asupan makanan, infeksi status gizi ibu, penyakit menular, faktor lingkungan dan lainnya,’’ungkap Khairul Lie, Kamis (31/8).
Anak-anak tersebut didampingi oleh para orang tuanya, sehingga sebelum skrining dilakukan, terlebih dahulu petugas Klinik Pratama Polres Merauke memberikan sosialisasi kepada para orang tua terkait masalah asupan makanan bergizi bagi anak sehingga bisa tumbuh secara sehat.