Dari blusukannya itu dia menerima sejumlah asiprasi pedagang setempat salah satunya terkait penyediaan SPBU khusus. Saat ini memang TPI Hamadi memiliki SPBU khusus, akan tetapi pengelolahannya belum maksimal.
Salah satu petugas SPBU Entrop, Aldi mengaku sudah diarahkan untuk mengisi kendaraan yang memiliki barcode. Jika tidak, maka pemilik kendaraan hanya boleh mengisi 10 liter. Sekaligus juga mengarahkan ke pemilik kendaraan untuk melakukan pendaftaran barcode yang akan dibantu petugas.
“Harga yang mereka jual memang berbeda dari harga SPBU, itu di mana-mana pasti terjadi. Sebab, mereka beli minyak dulu baru dijual kembali, hanya saja seharusnya mereka ini berjualan saat SPBU tutup dan harganya harus diatur oleh Pemda setempat,” kata Ongen
Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari menjelaskan, harga BBM non subsidi akan terus disesuaikan mengikuti tren harga rata-rata publikasi minyak yakni Mean of Platts Singapore (MOPS), atau Argus dan juga mempertimbangkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika.
Ramses pun mengaku telah meminta pihak Pertamina untuk meningkatkan kualitas pelayanannya sampai ke tingkat SPBU. Dengan begitu, masyarakat sebagai konsumen bisa terlayani dengan baik.
Untuk memadamkan api yang semakin membesar, maka Polres Jayapura langsung menerjunkan satu unit mobil water canon dan beberapa personelnya dibantu aparat TNI dan warga setempat. Tidak dibutuhkan waktu lama, akhirnya kobaran api yang melahap lahan penuh dengan semak belukar tersebut berhasil dipadamkan, tidak sampai merambat ke rumah warga.
Dalam Razia, ini Tim yang dipimpin Ps. Panit 2 Ipda Dito Ashari Ilmuwanto, di dampingi Ps. Panit 3 Ipda Thomas Melkisedek Koimera menemukan adanya dua kendaraan dengan tangki rakitan di SPBU Nagoya. Mobil dengan tangki rakitan ini diduga digunakan untuk pengetapan atau pengisian ulang BBM Bio Solar dengan barcode ganda.
Seorang pengemudi, Andi saat ditemui di SPBU Jalan Yos Soedarso mengungkapkan, ia telah mengantri sejak pukul 7.00 WIT pagi untuk berburu Pertalite. “Sudah dari pagi om, kita sopir rental kalo tidak pake Pertalite mau isi Pertamax juga mahal. Pertamax juga kadang-kadang antre karena Pertalite terbatas,” ungkap Andi.
Executive General Manager PT. Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku, Sunardi menjelaskan, terkait fenomenal antrian solar, pihaknya telah melaksanakan rapat koordinasi bersama pihak kepolisian, terkait upaya pengawasan terhadap antrian solar di Kota Jayapura hingga Kabupaten Jayapura.
Diakuinya, data pendaftar yang telah masuk ke sistem akan diverifikasi oleh AI dan dicocokkan dengan data Korlantas. Namun, saat data yang diunggah oleh pendaftar tidak terbaca, maka AI tidak bisa memproses data tersebut, dan verifikasi dialihkan menjadi proses manual.