‘’Kalau saya, rumah sakit itu bisa dijadikan sebagai rumah sakit jiwa. Karena sampai sekarang kita belum punya rumah sakit jiwa, sementara jumlah masyarakat kita yang mengalami gangguan jiwa terus bertambah setiap tahunnya. Masih lebih banyak dari para pengguna Narkoba,’’ kata Nevil Muskita, kepada media ini di Merauke
Direktur RSK Abepura, dr. Guy Emma Come ketika dikonfirmasi wartawan di ruangannya mengatakan penutupan pelayanan kesehatan RS Khusus Abepura ini hanya dilakukan satu hari saja yakni Selasa 21 Mei 2024 kemarin.
 Kapolsek Abepura AKP. Soeparmanto mengatakan pengungkapan ODGJ tersebut berawal adanya laporan warga yang ada di Pasar Youtefa Abepura. Dimana warga setempat menemukan seorang pria tanpa identitas dalam keadaan tak berdaya. Ia (Korban) diduga dianiaya OTK, hingga usus perutnya keluar.
  "Pelayanan di Rumah Sakit Jiwa bagi para ODGJ ini memang mengalami sedikit kendala. Karena sedikitnya ruang pelayanan yang disediakan bagi para ODGJ di Kota Jayapura ini. Sehingga harus menunggu slotnya terbuka atau tersedia, baru layanan penanganan ODGJ langsung kita eksekusi," kata Djong Makanuay, Senin (13/11)..
Selain itu juga setidaknya meringankan beban para bakal calon legislatif, untuk mengurus surat kesehatan jiwa, karena di Tanah Papua RSJ hanya ada di Papua Induk," ujar Ema kepada wartawan di ruang kerjanya Jumat (5/5).