Prabowo memanggil satu per satu para menteri yang akan membantu pemerintahannya. Pemanggilan itu dari urutan Menteri Koordinator (Menko). Prabowo menyebut nama Budi Gunawan, Yusril Ihza Mahendra, Airlangga Hartarto, dan Pratikno. Ada juga Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, dan Zulkifli Hasan ( Zulhas).
Saat memimpin jamuan itu, dalam sambutan berbahasa Inggris, Prabowo melempar candaan atau guyon kepada para peserta makan malam. Ia mengaku bahwa dirinya baru pertama kali memimpin gala dinner.
residen Prabowo Subianto turut mengantarkan kepulangan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) dan Iriana Jokowi ke Solo, Jawa Tengah melalui Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (20/10)
"Kami siap melanjutkan estafet kepemimpinan, kita siap bekerja keras menuju Indonesia emas, menjadi bangsa yang kuat, merdeka, berdaulat, adil dan makmur," kata Prabowo saat menyampaikan pidato kenegaraan di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (20/10).
Sidang dipimpin oleh Ketua MPR RI Ahmad Muzani dan dimulai pukul 10.07 WIB. Acara diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, yang kemudian dilanjutkan mengheningkan cipta.
Sidang dipimpin oleh Ketua MPR RI Ahmad Muzani dan dimulai pukul 10.07 WIB. Acara diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, yang kemudian dilanjutkan mengheningkan cipta
Sidang dipimpin oleh Ketua MPR RI Ahmad Muzani dan dimulai pukul 10.07 WIB. Acara diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, yang kemudian dilanjutkan mengheningkan cipta
Acara peresmian diawali dengan kunjungan Presiden beserta para menteri ke area smelter dan refinery didampingi oleh Presiden Direktur PTFI Tony Wenas. Presiden meninjau proses produksi katoda tembaga dan menandatangani katoda tembaga pertama sebagai simbol dimulainya produksi.
Undangan juga meliputi para menteri, anggota Organisasi Aksi Solidaritas Kabinet Indonesia Maju (OASE KIM), majelis zikir, Pondok Pesantren Hubbul Wathon, para tokoh agama, tokoh agama Kalimantan Timur, lembaga dakwah NU, pimpinan organisasi masyarakat Islan, pimpinan pondok pesantren, para ulama dan kiai, serta santri.
Meski demikian Direktur POHR Papua Thomas Ch. Syufy menilai Jokowi seperti pengembara yang tidak meninggalkan jejak. Karena belum menyentuh pada akar permasalahan yang ada di Papua.