Koordinator Pos Pencarian dan Pertolongan Kaimana, Silas Wopari menjelaskan, sebelumnya pada pencarian hari pertama hingga hari ketiga tim SAR dari Kantor Pencarian dan Pertolongan Timika melalui Pos Pencarian dan Pertol
Menurut laporan yang disampaikan Oda bahwa long boat tersebut berangkat dari Kabupaten Kaimana tanggal 14 April dan dijadwalkan kembali dari Lakahia menuju Kaimana tanggal 22 April 2025.
Penemuan mayat tersebut berawal dari laporan masyarakat yang melihat adanya jenazah mengapung di Perairan Holtekamp. Setelah menerima laporan, pihak kepolisian langsung menuju lokasi dan mengevakuasi jenazah ke Rumah Sak
Dalam keterangan tertulis yang diterima media ini, Rabu malam, Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Timika, I Wayan Suyatna menyatakan bahwa korban ditemukan oleh warga setempat yang ikut melakukan pencarian di sekita
“Pencarian yang berlangsung selama 7 hari tersebut tidak menemukan tanda-tanda akan keberadaan korban. Namun jika kemudian hari ditemukan adanya tanda-tanda keberadaan korban maka operasi sar dapat dibuka kembali,” tulis
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Timika, I Wayan Suyatna menerangkan, pada Sabtu siang sekitar pukul 14.00 WIT, Kantor Pencarian dan Pertolongan Timika menerima laporan dari warga bernama Siti Aisyah yang merupakan pengelola bahwa ABK tersebut tenggelam sekitar pukul 08:00 WIT.
Danlantamal X Jayapura, Brigjen TNI (Mar) Ludi Prasetyono menyebut dua Armada Laut tersebut antara lain kapal KRI Brawijaya dan KRI Prabu Siliwangi dan beberapa komponen pendukung lainnya. Namun dirinya tidak menjelaskan dengan rinci terkait dengan model kedua kapal tersebut.
Hal tersebut dilakukan untuk untuk mencegah terjadinya penyelundupan narkotika dan obat psikotropika atau narkoba dari Papua New Guinea (PNG) ke Kota Jayapura, Papua, dengan tujuan supaya pelaksanaan Natal 2024 dan menyambut Tahun Baru 2025 berjalan aman dan nyaman.
Dikatakan, saat hendak kembali ke Poumako menggunakan kapal LCT Prima Jaya 128, kapal tersebut kandas di sekitar muara Poumako tepatnya perairan Naja dan mereka membutuhkan bantuan pertolongan evakuasi segera.
Tim SAR gabungan yang terdiri dari personil rescuer SAR Timika, TNI AL dan masyarakat setempat menggunakan 1 unit perahu karet bermesin 30 PK melakukan penyisiran perairan Amar dengan memperhitungkan pasang surut air mengantisipasi jika korban telah terbawa arus pasang surut air perairan Amar.