Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua (YKKMP) yang dipimpin pembela Hak Asasi Manusia (HAM) Theo Hesegem, membentuk tim investigasi dan melakukan pemantauan lapangan sejak 17 Juni. Rombongan pun berangkat menuju lo
Pigai saat jumpa pers usai mendengarkan aspirasi mahasiswa Papua di Kantor Kementerian HAM, Jakarta, Selasa, menyatakan bahwa komitmen itu bukan sekadar janji. Bahkan, jajarannya telah turun ke berbagai daerah pengungsi
Pernyataan ini disampaikan sebagai tanggapan atas mosi tidak percaya yang dilayangkan oleh mahasiswa se-Kabupaten Puncak Jaya terhadap kinerja DPRK dan Pemerintah Daerah. Mahasiswa menilai pemerintah tidak memberikan per
Mereka mengungsi ke Wamena lantaran khawatir penyerangan khawatir dengan kondisi penyerangan KKB di Distrik Anggruk bisa berlanjut ke Distrik Kurima sehingga mereka lebih memilih untuk mengungsi sementara waktu ke Wamena Kabupaten Jayawijaya yang jaraknya memang tak jauh dari wilayah tersebut.
Tidak hanya mengunjungi para pengungsi, Pj Bupati Yopi Murib pun memberikan bantuan bahan makanan berupa beras 1 ton untuk masing-masing posko pengungsian, termasuk mie instan, telur dan bahan makanan lainnya.
Theo mendorong agar tim gabungan ini segera dibentuk untuk membuktikan fakta di lapangan. Sehingga, tidak terjadi saling tuding. “Tim gabungan ini harus indenpenden, sehingga tidak terjadi saling tuding dan saling serang di media. Kita tidak bisa bangun sebuah tembok, sebab saat ini, ada masyarakat yang menderita di lokasi pengungsian,” terangnya.
Adapun kondisi wilayah Distrik Oksop saat ini dalam keadaan aman dan kondusif. Beberapa warga yang sebelumnya berpindah ke tempat yang lebih aman pada akhir November 2024 dan telah kembali dan melanjutkan aktivitas mereka seperti biasa sebelum Natal.
Direktur Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua, Theo Hesegem menerangkan, sejak kontak senjata terjadi antara TNI-Polri dan TPNPB di Distrik Oksob, Kabupaten Pegunungan Bintang Provinsi Papua Pegunungan. Banyak masyarakat Distrik Oksob mengungsi ke hutan.
Pihak Polres sendiri telah melakukan pengecekan dimana lokasi masa berada. Namun Heri engan menyebutkan bahwa itu adalah masa mengungsi dan ia juga tidak menyebutkan secara detail terkait dengan jumlah dari massa tersebut.
Namun karena ulah sekelompok orang sehingga mereka harus meninggalkan rumah ke berbagai tempat yang aman agar tidak menjadi tumbal ditengah konflik bersenjata yang sedang bekecamuk. Berdasarkan data yang mereka peroleh jumlah pengungsi di Kabupaten Pegunungan Bintang tercatat ada 3.318 warga sipil dari Distrik Oksob, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan yang dilaporkan mengungsi ke hutan.