Keunikan Pantai Nirmala Beach & Resort terletak pada fasilitas Dermaga Apung dan Kerambah Apung. Tiga unit kerambah apung yang sementara ditempatkan di pantai ini menjadi magnet utama. Pengunjung, terutama anak-anak, antusias bermain air di area ini.
"Selama patroli tim juga memberikan imbauan langsung kepada masyarakat, guna untuk meminimalisir potensi kecelakaan saat mereka menikmati liburan bersama keluarga, kerabat dan yang lainnya," ungkapnya.
Alhasil tak sedikit warga yang terkena malaria. Aksi pembersihan sampah dini digagas secara kolaborasi oleh Blue Ocean, Komunitas Gerakan Aksi Hijau Alam Rumah Papua (GAHARU), Rumah Bakau Jayapura, dan Gren Leadership Indonesia Kementrian Lingkungan Hidup. Disini terlihat laju sampah makin tak terkendali dan telah memberi dampak pada penduduk di pesisir.
Ia mengusulkan ide revolusioner kepada Dewan Pertanian Negara Bagian Nebraska dengan menetapkan satu hari khusus untuk menanam pohon. Dari situlah gagasan ini kemudian menyebar luas ke seluruh dunia dan menginspirasi banyak negara untuk mengadopsi hari serupa yang kini dikenal sebagai Hari Pohon Sedunia.
Tak sedikit dari warga langsung mengabadikan mamalia laut berukuran besar tersebut dengan menggunakan kamera ponsel. "Kejadian penemuan ikan raksasa ini baru pertama kali disini, sehingga masyarakat heboh dan mulai cerita-cerita," ungkap Fajar.
"Kami justru senang kalau perjalannya lebih dari 7 hari, dengan begitu biaya yang dikeluarkan semakin besar. Dimana rata-rata kita jual U$ 800 sementara untuk perjalanan pendek seperti sekarang ini U$ 350, " jelasnya.
  Salah satu yang dilakukan misalnya pembangunan beberapa Gazebo oleh Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Papua bagi masyarakat pengelola pariwisata di Pantai Hamadi.
Sejumlah pengunjung memadati lokasi acara. Kegiatan tak seperti tahun pertama dibuka, karena lebih terkonsep sederhana, namun tetap menonjolkan lokasi pantai yang tahun ini juga dimeriahkan oleh 12 kapal Yacht dari 11 negara.
  Wakapolres Deni Herdiana mengungkapkan bahwa kasus tersebut terjadi pada Senin (9/9) sekira pukul 02.00 WIT. Dimana dari keterangan saksi korban SL (16), terungkap bahwa saat itu dirinya sedang bersama-sama dengan teman perempuannya RY (14) sedang duduk di pasir pinggir Pantai Holtekam.
Septinus mengatakan warga lebih memilih tinggal di pantai di dalam tenda darurat yang mereka dirikan akibat pertikaian yang terjadi pada Rabu 28 Agustus 2024 dimana rumah-rumah di Kampung Wakia dibakar oleh sekelompok orang.Â