Dimana salah satu dari 14 Rancangan Peraturan Daerah Provinsi (Raperdasi) dan Rancangan Peraturan Khusus (Raperdasus) yang dimasukkan dalam Program Pembentukan Peraturan Daerah (Propemperda) tahun 2025 adalah Raperdasi
Wali Kota Jayapura, Abisai Rollo menyampaikan bahwa dirinya sebagai anak kampung yang sudah lahir besar dengan sagu. Sebagai salah satu makanan pokok tradisional, Abisai Rollo berkomitmen akan membudidayakan tanah sag
Peralatan yang dibutuhkan adalah kampak untuk menebang pohon sagu, tomako batu yang diikatkan pada sebuah kayu untuk dijadikan sebagai alat tokok, tapisan yang secara tradisional dari serabut kelapa diambil dari pelepa
Kegiatan panen raya berlangsung di lahan perkebunan jagung milik kelompok tani setempat. Turut hadir dalam kegiatan ini Kapolsek Kaureh IPTU Gunadi, Waka Polsek IPDA Amos Latonglo, S.H., Ketua Bhayangkari Ranting Kaure
“Soal penerapan tarif impor dan bea masuk, belum ada kebijakan dari pemerintah pusat terkait apa yang harus dilakukan. Namun sesuai arahan Presiden Braobowo, bagaimana kita meningkatkan swasembada pangan,” kata Ramses ke
Bupati Jayawijaya Athenius Murib, SH, MH menyatakan, program dari pemerintah pusat ini membutuhan bahan baku yang begitu banyak, seperti Ikan, Ayam, telur, sayur -saturan , umbi -umban yang jumlahnya sangat fantastis, co
Kepala Dinas DPMK Kota Jayapura, Makzi Lazarus Atanay menjelaskan, sesuai peraturan Menteri Desa Nomor 2 tahun 2024 tentang fokus penggunaan Dana Desa akan dialokasikan minimal 20% untuk ketahanan pangan dalam mendukung program MBG. Untuk memperkuat Permendes itu, dikeluarkan juga keputusan Menteri Desa Nomor 3 tahun 2025 tentang pengelolaan DD tersebut.
Dandim 1707/Merauke Letkol Inf Johny Nofriady, melalui Danramil 1707-04/Kimaam Lettu Inf Abdullah Latupono, menyampaikan, banjir rob di wilayah Kampung Sabon terjadi atau sudah berlangsung kurang lebih 3 bulan, namun masyarakat setempat tetap tinggal di Kampung Sabon karena mayoritas rumahnya model panggung sehingga air tidak masuk kedalam rumah.
Dari pantauan di lapangan saat ini, harga telur lokal di Biak berkisar antara 65 ribu hingga 75 ribu rupiah, tergantung pada pilihan telur dan ukuran yang disajikan. Harga yang bervariasi ini mencerminkan ketersediaan telur yang cukup di pasar lokal, dan juga berdasarkan sortiran telur berdasarkan kualitas dan ukurannya.
"GPM memberikan harga murah dibanding harga di pasar atau ritel modern, saya harap kegiatan seperti ini dilakukan tidak hanya saat jelang Hari Raya keagamaan, namun diselenggarakan setiap saat," kata Yanti.