Penjabat Bupati Puncak, Darwin Tobing yang hadir membuka rangkaian kegiatan pangan murah mengapresiasi Dinas Ketahanan Pangan, Kabupaten Puncak yang kembali menggelar pangan murah. Dimana gerakan pangan murah ini bertujuan menekan inflasi daerah dan membantu masyarakat mengatasi harga Sembako yang saat ini masih mahal di pasar.
Adapun total alokasi pupuk bersubsidi di 11 daerah itu sebanyak 34.009 ton. Siriwa mengatakan, rendahnnya realisasi tersebut dikarenakan penyaluran pupuk bersubsidi masih berproses.
Di Lokasi yang akan menjadi lokasi sasaran peninjauan sekaligus penanaman padi tersebut, kata Paino, terdapat hamparan sekitar 100 hektar yang merupakan bagian dari 40.000 hektar lahan yang akan menjadi sasaran optimalisasi lahan pertanian yang tersebar di 7 distrik yakni Semangga, Tanah Miring, Kurik, Malind, Jagebob, Merauke dan Animha.
Pihaknya menyebut, jumlah pemesanan itu menjadi yang terbesar di dunia untuk sebuah pemesanan ekskavator. Adapun nantinya ribuan alat berat itu akan digunakan dalam proyek-proyek pertanian di Indonesia.
Dari agenda yang sempat vakum 3 tahun ini diharapkan ada momentum lain yang bisa digagas yakni kebangkitan pangan lokal. Disini juga terungkap bahwa sagu yang menjadi makanan pokok di wilayah perkampungan perlahan mulai dilupakan dan terganti oleh beras.
Dia mengatakan, belakangan ini perkembangan teknologi sudah sangat membantu manusia terutama dalam sektor pertanian. Karena itu, dia mengajak kaum muda supaya menjadi petani milenial yang bisa memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada saat ini. Karena ketika pengolahan pertanian menggunakan teknologi mutakhir sudah pasti hasilnya pun cukup menjanjikan.
“Kami juga berharap semoga anomali cuaca di Indonesia tidak terlalu memberi ekses negative dengan adanya perubahan iklim ini. Kelangkaan pangan itu menjadi bahaya tersendiri apalagi tidak dipersiapkan mitigasinya,” beber Sugandi.
Slogan PaSTi NoKen merupakan singkatan dari Para-para SDGs Timika No Komen. Slogan ini memiliki makna filosofis dari kearifan lokal Papua, yaitu “Para-Para” yang berarti membicarakan segala hal menyangkut tujuan bersama guna memberikan manfaat bersama, serta menjadi komitmen bersama.
Dia menjelaskan, masih rendahnya pencapaian penyaluran bantuan pangan itu disebabkan berbagai faktor, di antaranya kondisi geografis dan cuaca. Walaupun demikian, pihaknya melalui pihak ketiga, yaitu PT YASA akan berupaya menyalurkan dan menyerahkan bantuan pangan tersebut kepada keluarga penerima manfaat.
Mengingat situasi pangan global saat ini semaki krisis, sehingga antisipasi terjadinya krisis Pangan di Papua, maka pihaknya mengajak seluruh stak holder terkait untuk membahas terkait upaya meningkatkan pangan di Papua maupun Papua pegunungan yang merulakan wilayah kerja Korem 172/PWY.