‘’Bagi masyarakat yang ingin menerima vaksin booster, dipersilahkan mendaftar dulu ke sana. Cek dulu, apakah sudah bisa atau belum. Kalau sudah ada, barulah didaftar,’’kata Nevile R. Muskita. Â
Meski belum menyebutkan total anggaran yang dialokasikan untuk penanganan Covid-19 di tahu 2022 tersebut, namun Ruslan Ramli menjelaskan, anggaran untuk penanganan Covid-19 harus disediakan karena sampai saat ini pandemi belum berakhir. Apalagi varian baru dari Covid-19 tersebut yakni Omicron saat ini sedang merebak di tanah air.
"Meski angka kasus di Papua sudah melandai, namun kami tetap mengimbau agar masyarakat tetap menjalankan prokes dengan baik, selain itu peningkatan cakupan vaksinasi juga harus tetap dilakukan apa lagi saat ini varian baru Covid-19 sudah masuk di Indonesia," katanya Kepada Cenderawasih Pos, Sabtu (22/1) kemarin.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Papua dr. Aaron Rumainum, M.Kes., mengatakan khusus pelaksanaan booster bagi masyarakat umum baru dilakukan oleh Dinkes Papua dan belum dilaksanakan di daerah yang ada di Papua.
Permintaan itu langsung direspon Polres Mamberamo Raya dengan menggelar vaksi presisi yang dibuka untuk umum yang tujuannya sama yakni membentuk herd immunity dan kekebalan tubuh sehingga mengurangi resiko penularan virus Covid-19.Â
Pertanyaan-pertanyaan ini muncul ketika vaksin Covid-19 ini diberikan pada usia anak-anak. Sementara dari jumlah kasus yang ditemukan sejauh ini, anak-anak yang terpapar Covid-19 relatif sedikit. Untuk Kabupaten Jayapura misalnya, dari 3000-an kasus, yang terdata hanya 6% diantaranya terpapar pada anak-anak. Itupun masih pada level bisa ditangani. Artinya tidak ada anak- anak yang terpapar Covid-19 dan meninggal dunia.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jayawijaya Dr. Willy, E Mambieuw, SpB menyatakan, saat ini vaksinasi terharap anak usia 6-11 tahun belum bisa dilakukan karena capaian vaksinasi awal belum mencapai 70 persen di Jayawijaya.
Jadi bukan pelaku perjalanan dari luar Merauke. Karena itu, jelas Nevile Muskita, ketiga pasien yang saat ini menjalani Isoman ini diketahui saat akan melakukan perjalanan keluar Merauke. ‘’Sekali lagi, bukan pelaku perjalanan dari luar,’’ terangnya.
Pintu masuk yang diwaspadai adalah pelabuhan dan di sini tim Satgas memantau betul penumpang yang turun terlebih mereka yang berasal dari luar Papua. Upaya penertiban dan pengawasan ini dipimpin langsung Koordinator Bidang V Penegakan Hukum dan Pendisiplinan, AKBP. Praptono.
Dari pemeriksaan ini belum diketahui apakah ada yang positif atau tidak. Namun di tahun 2021 lalu, jelas Abdul Haris tercatat 2 orang yang ditemukan positif HIV dari pemeriksaan yang dilakukan kala itu. ‘’Tapi kedua orang yang positif itu, dua-duanya sudah menjalani masa pidananya,’’ katanya.Â