Pada tanggal tersebut, PT Pelni Cabang Timika mencatat sekitar 675 orang pergi tinggalkan Timika. Sedangkan, pada puncak arus mudik di Mimika yang berlangsung pada 12 Desember 2024, jumlah penumpang yang berangkat sebanyak 975 orang.
AKP Fajar Zadiq mengatakan, pelimpahan itu diduga atas pelanggaran yang dilakukan oleh salah satu pasangan Calon Bupati (Cabup) dan Calon Wakil Bupati (Cawabup) Kabupaten Mimika pada saat PSU, Santu 7 Desember 2024 lalu.
Menurut seorang warga setempat, Yosep mengaku, sejak pagi tak ada aktivitas di kantor KPU Kabupaten Mimika. Bahkan, gerbang keluar dan masuk itu dalam kondisi tertutup rapat. Sesekali, hanya dibuka saat ada patroli yang masuk.
Pengiriman Bama ke Distrik Hoya ini dilakukan karena masyarakat setempat terdampak bencana kelaparan buntut peristiwa yang terjadi beberapa waktu lalu mengakibatkan masyarakat kesulitan mencari makan.
Pelaksana Harian (Plh) Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda Mimika, Frans Kambu mengatakan, Kabupaten Mimika merupakan salah satu kabupaten yang berkembang cukup pesat di Provinsi Papua Tengah dengan berbagai daya tarik dan potensinya.
Titik-titik tersebut diantaranya adalah Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Mimika dan Kantor Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Mimika yang beralamat di Jalan Hassanudin, Irigasi, serta gudang logistik Pilkada, di Gedung Olahraga (GOR) Futsal, Jalan Poros Sp2 - Sp5 Timika.
“Kami akan kawal sampai suara kami dikembalikan. KPU, Bawaslu harus kembalikan suara AIYE yang hilang. Seluruh masyarakat Mimika tahu bahwa AIYE yang akan dilantik. Suara telah diberikan ke AIYE tapi KPU, Bawaslu merampas untuk paslon lain,” teriak Nalio Jangkup.
Dandim 1710/Mimika, Letkol Inf. Slamet Wijaya melalui Pasiter Kodim 1710/Mimika, Kapten Inf. Teguh Heru mengatakan, dalam rangka menyongsong hari juang Kartika, kegiatan pelayanan adminduk merupakan salahsatu dari beberapa rangkaian kegiatan lainnya.
“Kami melihat bahwa Kyai Payage pantas untuk masuk dan menggantikan Gus Miftah. Pertama, beliau berasal dari daerah minoritas muslim Papua dimana tentu dengan pengalaman hidup di Papua sensitifitas kerukunan telah terbentuk dan sangat kuat" ungkap Kyai Abu Yazid, Pengasuh Pondok Pesantren Anwarul Fawaid Mimika