Ya, sejak pukul 08.00 WIT satu persatu anak anak dari berbagai kalangan di Kota Jayapura mulai memenuhi halaman Kantor Cendrawasih pos. Ada yang didampingi orang tua, dan juga sanak saudaranya masing-masing. Peminat khitan massa ini, ternyata tidak hanya anak-anak, tapi juga ada orang yang sudah masuk usia dewasa.
Menikah lagi perlu diberi tanda kutip karena pernikahan pertama Busahir dan Patma pada 49 tahun lalu baru secara agama. ’’Saya tahunya nikah secara agama saja. Akhirnya ikut program sidang isbat nikah setelah diberi tahu anak,” kata Busahir.
Pernikahan massal dilanjutkan dengan sidang BP4R yang diselenggarakan Polres Jayapura. Berbeda dengan sebelumnya, kali ini dilakukan diruangan terbuka dengan pemandangan Danau Sentani dan Gunung Cycloop menjadi latar belakangnya.
Kegiatan nikah massal tahun ini digelar dua kali, yakni untuk muslim digelar Rabu (28/2) pean kemarin dengan jumlah 46 pasangan yang ikut program nikah massal. Sementara untuk no mulsim, baik Katolik, Kristen Protestan, Hindau dan Buddha digelar Pemerintah Kota Jayapura melalui dinas kependudukan dan catatan sipil kota Jayapura di aula Sian Soor, Sabtu (2/3).
Bupati Keerom, Piter Gusbager, S.Hut., MUP menyerahkan akta nikah kepada 34 pasangan rumah tangga yang telah melakukan nikah massal pada 7 September lalu. Penyerahan akta nikah berlangsung di Aula Kantor Bupati Keerom, Selasa (3/10).