Utamanya adalah aktifitas warga termasuk aktifitas pemerintahan yang ikut terganggu. Sektor ekonomi juga terdampak karena banyak warga tak bisa menjajakan barang jualannya. Pantauan Cenderawasih Pos dampak dari curah hujan ini sejumlah daerah tegenang banjir. Ada juga beberapa titik yang longsor. Contohnya di Abepura air tergenang setinggi mata kaki orang dewasa. Kemudian ruas jalan Kampung Yoka menuju Arso Kabupaten Keerom tertutup bebatuan berukuran besar yang longsor.
Meski lokasi camping yang digunakan hanya seadanya namun terlihat nyaman karena berada di bawah rindangnya pepohonan sagu. Tak ada kesan panas jika berada di dalam hutan sagu ini. Selain kondisinya lembab, tenda-tenda yang didirikan juga tertutup banyakan pepohonan. Cenderawasih Pos yang sempat menyambangi lokasi camping mendapati bahwa para generasi muda ini diajarkan banyak hal yang intinya bagaimana mengingatkan mereka soal budaya
Alhasil tak sedikit warga yang terkena malaria. Aksi pembersihan sampah dini digagas secara kolaborasi oleh Blue Ocean, Komunitas Gerakan Aksi Hijau Alam Rumah Papua (GAHARU), Rumah Bakau Jayapura, dan Gren Leadership Indonesia Kementrian Lingkungan Hidup. Disini terlihat laju sampah makin tak terkendali dan telah memberi dampak pada penduduk di pesisir.
Penganggas Noken Unesco Titus Pekei, mengatakan, hari Ulang Tahun Noken Unesco perlu terus dirayakan, untuk mengingatkan masyarakat Papua akan nilai warisan budaya yang perlu terus dilestarikan. Dengan terus merayakan setidaknya mengingatkan masyarakat untuk selalu mencintai noken dan memberi tempat bagi kehidupan bagi para perajutnya.
“Banyaknya sampah yang terlihat sepanjang jalan, tugas kita bersama untuk memilih sampah dan membuang pada tempatnya agar lingkungan menjadi bersih dan sehat. Di Kota Karubaga ini semakin banyak sampah, untuk itu mari saya mengajak kita semua untuk peduli terhadap lingkungan kita,” ujar Pj Bupati Marthen Kogoya di hadapan seluruh peserta apel gabungan.
Direktur Eksekutif YPPK Kota/Kabupaten Jayapura, Ferdinando Lase mengatakan kegiatan tersebut digagas karena melihat fenomena di lingkungan YPPK selama ini. Dimana tindakan kekerasan terhadap anak di lingkungan sekolah masih terus terjadi.
“Ini inisiasi awalnya sebagai wadah anak muda yang mau berkontribusi dalam mengurangi dampak krisis iklim. Ini juga sebagai salah satu aksi nyata anak muda untuk mengurangi dampak krisis iklim serta komitmen mendukung pemerintah untuk mencapai target net zero emision pada tahun 2050,” beber Maryo.
Usai menjalani pelatihan ini, Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Papua juga memberikan bantuan peralatan kepada para peserta, agar bisa mengembangkan ketrampilan yang diperoleh untuk membuat mebeler. Termasuk untuk melatih masyarakat adat lain dalam mengolah hasil hutan kayu, menjadi beraneka macam jenis mebeler. Diharapkan bekal ketrampilan ini bisa meningkatan ekonomi masyarakat adat.
Dikatakan, gerakan Jayapura peduli lingkungan bersih yang dilakukan setiap hari Jumat dari kota hingga ke kampung- kampung dengan melakukan kegiatan kebersihan setiap pagi. Harus bisa dijalankan dengan baik, jika ini sudah dilakukan dengan sadar dan penuh kepedulian, maka dipastikan kebersihan lingkungan di Kabupaten Jayapura benar benar bisa terwujud dengan baik.
HUT PMI ini dihadiri Pembina PMI Kota Jayapura, para mitra dan anak anak relawan, PMR jenjang SMP, SMA dan perguruan tinggi.Dengan penuh rasa syukur Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Jayapura Rustan Saru mengatakan, masyarakat tidak perlu takut atau ada rasa tabu dalam melakukan donor darah.