Dikatakan, kelanjutan pengadaan dan pemanfaatannya di tahun ini masih menunggu APBD 2024. Tujuan pengadaan lampu jalan tidak lain untuk menerangi jalan raya terutama daerah-daerah yang masih gelap dan belum tersedia penerangan. Sehingga diharapkan akan membantu masyarakat atau pengguna jalan di waktu malam mendapatkan penerangan yang cukup.
Mezaac menjelaskan, abrasi Pantai Lampu Satu Merauke yang sangat masif ini selain karena alam juga karena ulah manusia. Dimana selama ini pantai Lampu Satu Merauke yang berbahan pasir pantaiu itu digali dan dijual.Â
Triwarno mengaku, masyarakat tidak perlu khawatir soal pemasangan LPJU. Nanti akan diutamakan terlebih dahulu di seluruh Kota Sentani, sebagai ibu Kota Kabupaten Jayapura dan sebagai pintu utama masuk ke Papua melalui Bandara Sentani.
 Sementara itu untuk rencana perbaikan lampu yang ada di jembatan merah, pihaknya terlebih dahulu akan melakukan koordinasi dengan pihak Balai Pengelola Jalan Nasional. Apabila itu bisa dikerjakan oleh BPTD, maka itu akan dilakukan namun harus mendapat arahan dari pihak balai pengelola jalan nasional itu.
Karena menurutnya ada beberapa komponen-komponen listrik yang sudah tidak berfungsi lagi bahkan sudah hilang seperti Sakelar, sehingga harus diperbaiki. "Kalau mau kasih nyala sakelar-sakelar di tiang itukan sudah tidak ada, mau kasih nyala bagaimana?" ucapnya.
  Beberapa pihak yang terkait dengan penerangan jalan ini, sepertinya masih saling lempar tanggung jawab dan belum ada sinergitas yang baik, antara Balai Jalan Nasional Jayapura, Pemkot Jayapura maupun dari PLN yang mensuplai kebutuhan listrik di LPJU sepanjang jalan Holtekamp ini.
Dia mengatakan secara kewenangan untuk perbaikan lampu lalu lintas jalan itu sebenarnya menjadi tanggung jawab dari Pemerintah Provinsi Papua melalui dinas terkait. Namun sampai saat ini Pemerintah Provinsi Papua belum menunjukkan upaya untuk melakukan perbaikan kerusakan pada traffic light tersebut.
 Mereka mengeluhkan tidak adanya lampu penerangan jalan umum setelah Jembatan Youtefa sampai Pos Polisi Holtekamp, warga disekitar jalan tersebut pun takut akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan seperti tindakan kejahatan maupun kecelakaan yang masih sering terjadi sepanjang jalan tersebut.
 Menurut salah satu pelintas yang ditemui Cendrawasih pos, Michael (32) pasca traffic light itu rusak, sejumlah kendaraan yang melintas di persimpangan tersebut selalu saja hampir mengalami kecelakaan. Hal itu disebabkan karena saling mendahului maupun ketidak teraturan pelintas.
  Kini sebulan berlalu, belum ada tanda-tanda lampu lalulintas tersebut diperbaiki. Padahal keberadaanya sangat penting, terutama mengatur laju kendaraan pada saat jam-jam sibuk.