"Padahal masyarakat sipil ini datang ke Papua ke pedalaman atas permintaan dari masyarakat Papua sendiri untuk membangun rumah, membangun puskesmas, membangun sekolah, tetapi mereka bunuh," kata Izak.
Kepala Komnas HAM RI Perwakilan Papua, Frits Ramandey, menyebut satgas satgas yang ditugaskan ke Papua tidak diberikan pembekalan yang baik. Inilah yang menyebabkan kerap terjadi bentrok di lapangan.
Kronologi yang diperoleh Komnas HAM menyebutkan pada 20 Maret 2024, sekira pukul 08.00 WIT terjadi aksi penembakan terhadap anggota Polisi yang sedang melakukan pengamanan landasan helikopter/Hellypad 99 di Pos Polisi Ndeotadi 99, Distrik Baya Biru, Kabupaten Paniai.
"Ada dua helikopter yang digunakan untuk mengevakuasi tiga jenazah korban penembakan KKB, dua diantaranya anggota Polri. Evakuasi ke Nabire berjalan tanpa gangguan, langsung dibawa ke RSUD Nabire untuk dilakukan pemulasaran jenazah, " kata Kapolres Paniai AKBP Abdus Syukur kepada Antara, Jumat (22/3) kemarin.
Jenazah Bripda Arnaldobert Yawan dan Bripda Sandi Defrit Sayuri yang gugur ditembak KKB di Distrik Baya Biru, Kabupaten Paniai, Provinsi Papua Tengah dan sempat mengalami kendala dalam evakuasi lantaran situasi keamanan di sekitar lokasi.
Kejadian itu terjadi pada Rabu (20/3) di Ndeotadi, Paniai. Kejadian ini terjadi sekira pukul 08.00 WIT dimana menurut Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol. Ignatius Benny Ady Prabowo dua anggota Polri yakni Bripda Arnaldobert dan Bripda Sandi Defrit Sayuri tertembak dan gugur dalam tugas.
Kontak tembak yang terjadi pada 17 Maret 2024 antara Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) kelompok Yambi dengan aparat TNI di Distrik Muara, Kabupaten Puncak Jaya memakan korban.
Prajurit yang dikatakan tertembak kemudian membusuk ditegaskan tidak benar. Yang terjadi adalah prajurit TNI tersebut terkena recoil set atau terkena pantulan peluru saat KKB menembak pagar kantor Bupati Intan Jaya. Namun anggota tersebut kini sudah membaik segera bertugas kembali.
“Tim negosiasi pembebasan pilot dibutuhkan orang orang indenpenden dan terpercaya, yang ditunjuk oleh pihak pihak yang bermasalah dan pihak yang merasa dirugikan,” ucap Theo, dalam rilisnya kepada Cenderawasih Pos, Senin (11/3).
Meski dikatakan tidak sulit jika mengerahkan kekuatan pasukannya namun disini Izak Pangemanan menyampaikan bahwa bukan itu jalan terbaik. Ia tak ingin ada korban dari warga sipil atau bahkan sandera itu sendiri.