Ghufron menjelaskan bahwa salah satu ketentuan yang diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2024 adalah tentang Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) di rumah sakit. Tujuan dari peraturan ini adalah untuk meningkatkan layanan dan kepuasan peserta JKN saat mengakses fasilitas kesehatan.
 Kegiatan tersebut berlangsung di salah satu hotel di Kotaraja, Distrik Abepura, Kota Jayapura Papua. Seperti diketahui kegiatan tersebut melibatkan Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Kepala-Kepala Sekolah dan stakeholder terkait lainnya.
 Menyikapi hal itu, Penjabat Gubernur Papua Muhammad Ridwan Rumasukun menilai salah satu langkah konkret yang dapat dilakukan untuk menangani masalah tersebut adalah dengan memastikan setiap anak di Papua mendapatkan sarapan yang sehat dan bergizi setiap hari.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Papua, MP Koibur, mengatakan selain sosialisasi pihaknya juga melakukan pemeriksaan secara rutin pada hewan ternak.
  Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura, Ni Nyoman Sri Antari mengatakan pelayanan kesehatan di daerah perbatasan negara harus ditingkatkan dan harus menjadi yang terbaik.
 Menurutnya, peningkatan Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan berdaya saing di mulai sejak anak dari dalam kandungan sampai usia dua tahun yang disebut dengan masa seribu hari pertama kehidupan (1000 HPK), dan dilanjutkan pada tahap berikutnya sampai dengan usia lima tahun.
Terlebih kata dr Aaron, penyebaran virus polio di lingkungan masyarakat didukung dengan perilaku hidup yang tidak bersih dan sehat, tidak tersedianya jamban sanitasi dan sikap masyarakat yang cuek.
  Sejauh ini kata Koibur, pihaknya belum menemukan adanya penyakit pada hewan kurban di sembilan kabupaten/kota di Papua. Kendati demikian, ia meminta para peternak untuk tetap menjaga kesehatan ternaknya.
Kendati demikian, Dinas Kesehatan Provinsi Papua mengaku pihaknya saat ini tidak terlalu memikirkan kasus Covid melainkan kasus Polio yang kini sudah berada di Papua Selatan, Papua Tengah dan Papua Pegunungan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura, Ni Nyoman Sri Antari menjelaskan, setelah covid-19, capaian imunisasi di Kota Jayapura memang sudah tidak bagus, bahkan secara global. Di kota Jayapura masalah ini disebabkan karena kurangnya logistik.