Diduga akibat arus pendek listrik atau korsleting listrik, satu unit rumah milik Yuli Kadiwaru (47) di Dok V Atas tepatnya di Jalan Lembah Bahari RT 006 RW 007 habis terbakar api. Kebakaran ini terjadi Minggu (24/9) pagi dan menghanguskan seluruh isi rumah.
“Minggu lalu kami diberitahu bahwa tim Labfor masih membutuhkan sample di lokasi kejadian. Jadi ada beberapa barang bukti lainnya yang perlu dilengkapi,” kata Kasat Reskrim Poresta, AKP Oscar di halaman Mapolresta Jayapura, Rabu (20/9) kemarin.
"Saya atas nama Kementerian Sosial Republik Indonesia, turut perihatin atas musibah yang terjadi. Kita tidak tau, musibah ini akan terjadi kapan saja, untuk itu, saya harapkan para korban kebakaran tetap kuat dan tabah, serta tetap berdoa kepada Tuhan untuk minta perlindunganNya," ungkap BTM.
Pembakaran rumah kos ini, pas penemuan mayat wanita di perempatan Jalan Thamrin dan Pattimura. Massa yang awalnya melakukan ritual bakar darah di lokasi penemuan mayat, langsung membakar sebuah rumah kos yang berada di lokasi tersebut.
Api baru berhasil dipadamkan satu setengah jam kemudian dengan bantuan dua unit mobil pemadam kebakaran milik Pemerintah Kota Jayapura yang dipimpin langsung Kabid Damkar Veronita Kirana dengan dibantu personel Polresta Jayapura Kota bersama Pawas AKP Teguh dan masyarakat setempat.
Upaya pihak pemadam kebakaran juga sudah dilakukan namun karena akses ke lokasi yang berada di lereng tebing akhirnya cukup menghambat sehingga rumah di samping RSUD Dok II ini ludes tak tersisa.
Menurut Wini Ohe, anak dari Abner Ohee, kebakaran ini bermula dari meteran listrik yang terpasang di depan rumahnya padam. "Meteran listrik padam, jadi saya kasi nyala," jelasnya kepada Ceposonline.com, Jumat (15/9/2023) sore.
Pasca kebakaran, KPU Kabupaten Jayapura saat ini berkantor di kantor Dinas Koperasi dan UMKM di Hawai, Distrik Sentani Timur. Sementara pegawai di kantor Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Jayapura, beraktivitas di Rumah Dinas Wakil Bupati Jayapura di Kemiri.
Diakui, dampak dari peristiwa kebakaran tersebut, diperkiraan kerugian sekitar Rp 4 miliar karena semua dokumen maupun lainnya banyak yang tidak terselamatkan ludes terbakar dan yang terselamatkan tentu dokumen yang ada di aplikasi.
Namun bagaimanapun juga dengan kota yang terus didatangi penduduk hingga memunculkan kawasan pemukiman baru, tentunya memiliki potensi lebih terjadi kebakaran. Ini diperparah dengan sikap tak peduli terhadap musibah yang kapan saja bisa terjadi. Bentuk antisipatif hingga kini masih jauh dari harapan.