Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jayapura Jan W.Rumere melalui Kabid Damkar Rustam mengatakan, adanya informasi kebakaran, pihaknya sudah mengerahkan personel dan armada Damkar untuk tiba lokasi kejadian.
"Situasi sekarang di Kota Jayapura memang panas, bahkan secara nasional. Kita juga perlu menjaga sumber-sumber air kita. Di dalam rumah juga misalnya instalasi listrik jangan kita bikin tahu-tahu, undang mereka yang profesional supaya pasang kabel itu baik-baik," katanya
Namun jika dianggap masih bisa tercover dengan penggabungan, maka menurutnya sebaiknya tetap digabung. “Kalau menurut saya jika itu sesuai aturan, silahkan saja, tapi ini juga perlu dilihat dari beban kerja,” kata Abisai Rollo saat diwawancarai beberapa waktu lalu di Jayapura.
Walaupun ada barang bukti yang sudah diamankan Polres Jayapura untuk dilakukan penyelidikan, namun unsur siapa balik ini semua dan tujuannya apa, pihaknya minta masyarakat tidak berspekulasi atau membuat opini publik yang menyesatkan.
Apalagi perkembangan jumlah penduduk membuat pemukiman semakin padat. Ditambah lagi untuk mengamankan perkantoran di lingkungan Pemkab Jayapura tentu dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai.
"Hal yang saat ini sudah terjadi dengan beberapa kali kebakaran di Komplek Perkantoran Bupati Jayapura, maka kami tidak boleh diam, kami minta harus ada evaluasi besar besaran dan menyeluruh,"ungkapnya, kepada wartawan di Kantor DPRD Kabupaten Jayapura, Selasa (31/10)kemarin.
Kejadian kebakaran sendiri terjadi pada Rabu (23/8) dini hari dan sejumlah saksi telah dimintai keterangan termasuk mendatangkan tim Labfor dari Makassar. Meski demikian hingga kini pihak DPR Papua belum juga mendapat penjelasan terkait penyebabnya.
Untuk itu, pihaknya akan melakukan pendataan apa saja yang terbakar lalu diserahkan datanya ke Inspektorat maupun bagian asset, supaya bisa dijadikan pegangan atau bukti jika dilakukan pemeriksaan.
Empat unit rumah milik Mesak Rumbekwan ludes terbakar. Hanya yang membedakan adalah jika di Batu Putih terjadi sekira pukul 05.00 WIT dan diduga disebabkan karena arus listrik pada kabel, di Tanjung Ria terjadi sekira pukul 23.00 WIT diduga disebabkan oleh obat nyamuk.
Proses pemadaman diakui tidak mudah mengingat titik api berada di ketinggian lereng. Jika dilihat dari visualnya, sekitar 40 meter untuk sampai ke titik api dari bawah. Tiga unit water cannon dibantu AWC dari Polda Papua dan Lantamal serta mobil tanki PDAM.