Jika selama ini wilayah bibir pantai yang menjadi sasaran utama menumpuknya sampah, ternyata lokasi di bawah Jembatan Youtefa juga mengalami hal serupa. Masih banyak warga meninggalkan sampahnya di titik ini.
“Posisi jembatan yang sudah sempit karena banyak kendaraan parkir eh sekarang dipakai untuk balapan dan angkat – angkat ban. Nanti kalau kecelakaan atau tabrakan siapa yang mau disalahkan,” jelas Nurul, salah satu warga saat melintas di jembatan akhir pekan kemarin.
Kehadiran Jembatan Youtefa atau yang sering dikenal dengan nama Jembatan Merah menjadi salah satu ikon baru di Kota Jayapura terutama dari sektor pariwisata. Jembatan yang terbentang di atas teluk Youtefa, menghubungkan Hamadi dan Holtekamp itu, cukup terkenal dengan keindahannya.
Reno salah satu pengendara yang melintasi Jembatan Yobeh mengatakan, seharusnya Pemkab Jayapura bisa menganggarkan untuk perbaikan Jembatan Yobeh supaya diaspal, tidak seperti saat ini jika dilewati bunyinya berisik dan perlu kehati- hatian karena takut papan lepas
Selama ini, untuk membuat jalan yang dapat menghubungkan antara rumah yang satu dengan rumah lainnya, Pemerintah Daerah maupun melalui swadaya masyarakat membangun jalan jembatan tersebut dari kayu dan papan. Tak tangung-tanggung, kayu dan papan yang digunakan adalah kayu besi.
Artinya kendaraan yang kedapatan parkir di badan jalan jembatan akan langsung ditindak. Kegiatan awal dilakukan Ahad (2/9) dini hari dengan melakukan kegiatan patroli rutin Unit Kecil Lengkap (UKL) Regu I Polresta Jayapura Kota. Pelanggar langsung diberikan sangsi tegas.
Thobias mengatakan, musibah tersebut terjadi pada Jumat (25/8/2023) sekitar pukul 10.00 WIT. Banjir disebabkan meluapnya Sungai Aroanogoung. Hal ini menyebabkan kerusakan empat jembatan yang menjadi penghubung antar kampung.
Tetapi ada juga penyerahan pohon bambu untuk perlindungan Cagar Alam Cycloop, lalu penyerahan bendara merah putih sebagai bagian dari gerakan pembagian 10 juta bendera merah putih secara nasional dan juga hiburan ringan," terang Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Papua, Jeri A. Yudianto.
Warga yang merasa tidak puas lantaran sampai dengan saat ini lokasi pembangunan kantor Gubernur Papua Pegunungan antara distrik Wouma dan Welesi di lahan seluas 108 hektar hingga saat ini masih terjadi Pro dan Kontra dan belum di selesaikan Pemprov hingga saat ini sehingga melakukan pemalangan dengan menumpahkan material pasir dan batu menutupi jembatan Wouma yang menghubungkan wilayah Wamena dengan Distrik Kurima Kabupaten Yahukimo