Kapendam XVII Cenderawasih, Letkol Inf Candra Kurniawan menyampaikan bahwa tidak mungkin TNI merusak fasilitas umum apalagi menjadi jalur penghubung bagi warga. Pasalnya jembatan tersebut digunakan oleh ratusan orang termasuk oleh TNI sendiri.
 Korban, kata Anisa, hanya dilakukan vizum luar. Dari hasil visum tampak jenazah sudah mengalami proses pembusukan. "Kalau penyebab kematian tidak bisa dipastikan karena tidak dilakukan bedah (Otopsi)," jelasnya.
Oleh karena itu, pihaknya bergerak cepat dengan mengerahkan 2 unit alat berat berupa Excavator, 4 unit Articulate Dump Truck, 1 unit Wheel Loader dan 1 unit alat Grader beserta kru untuk melakukan perbaikan jalan, tanggul, normalisasi sungai serta perbaikan tanggul penahan jembatan Agawagom yang mulai tergerus air sungai.Â
Kapolsek Abepura melalui Kanit Reskrim Ipda Arman, SH., mengungkapkan, penemuan mayat itu berawal dari laporan seorang saksi kepada warga sekitar yang melihat ada sesosok mayat dalam posisi telentang dengan muka dan dan tubuhnya ditutupi kain sarung di bawah kolong jembatan Kali Acai.
Seorang warga bernama Ismi yang melintas di kawasan itu mengatakan, pemalangan ini berlangsung mulai pukul 9.40 WIT karena pemukiman warga yang terendam banjir buntut kali Piuga di Jembatan Kembar meluap setelah diguyur hujan sejak Senin, 10 Juni 2024 sore hingga Selasa dini hari dan menggenangi kawasan itu.Â
Setelah mendengar kabar tersebut, personel Sat Polair Polresta Jayapura Kota langsung menyambangi lokasi dan melompat mengamankan ibu yang tinggal di Koya Timur tersebut. Upaya penyelamatan ini dipimpin langsung Kasatpol Air, AKP Laurentius Kordiali bersama tiga personelnya.
Pada video tersebut menunjukkan seseorang berinisial IR dan teman-temannya yang tergabung dalam salah satu Komunitas Mobil di Jayapura memarkirkan kendaraannya secara sembarangan dan IR sendiri membuat konten yang dianggap tidak pantas di media sosial.
Pj. Gubernur Papua pegunungan Dr. Velix Vernando Wanggai,S.IP. M.P.A mengaku bahwa ia turut merasa perhatin dan sedih atas musibah longsor dan banjir yang di alami oleh masyarakat dari distrik Welesi dan distrik Walaik termasuk distrik Nango Trikora.
Nathan mengatakan pembangunan jembatan untuk masyarakat Banti ini merupakan bagian dari MoU Program 3 Desa dengan masyarakat Banti. Spesifikasi jembatan meliputi panjang 36 meter, lebar 4,7 meter, dan kapasitas maksimum 35 ton. Pembangunan direncanakan tuntas pada awal 2025.
Tidak hanya memberikan peluang bisnis bagi pedagang kaki lima dan rumah makan hingga restauran, yang mulai marak di seputaran Jembatan Merah Youtefa, tetapi juga membangkitkan, peluang fotografer yang mendaoatkan rupiah guna menyambung hidup, serta menambah biaya kuliah.